Sukses

Saham KJEN Lesu pada Sesi I Hari Ini 16 September 2022

Saham KJEN anjlok 6,49 persen ke posisi Rp 144 per saham hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat, 14 September 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) anjlok pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Jumat, 16 September 2022. Laju saham KJEN yang tertekan ini ikuti gerak IHSG.

Mengutip data RTI, saham KJEN anjlok 6,49 persen ke posisi Rp 144 per saham. Saham KJEN berada di level tertinggi Rp 156 dan terendah Rp 144 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.110 kali dengan volume perdagangan 129.347 saham. Nilai transaksi Rp 1,9 miliar.

Sementara itu, IHSG merosot 1,68 persen ke posisi 7.182,84 pada penutupan perdagangan sesi pertama. Indeks saham LQ45 susut 1,95 persen ke posisi 1.020,70. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.299,02 dan terendah 7.177,78. Sebanyak 391 saham tergelincir sehingga menekan IHSG. 155 saham menguat dan 141 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.069.858 kali dengan volume perdagangan 23,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.908.

Saham KJEN melonjak signifikan pada perdagangan Kamis, 15 September 2022. Saham KJEN melambung 32,76 persen ke posisi Rp 154 per saham. Saham KJEN berada di level tertinggi Rp 154 dan terendah Rp 118 per saham. Total volume perdagangan 236.324.900 saham dengan nilai transaksi Rp 33,7 miliar. Total frekuensi perdagangan 23.543 kali.

Pada pekan ini, saham KJEN naik 9,01 persen ke posisi Rp 121 per saham pada 12 September 2022. Namun, saham KJEN alami koreksi dua hari berturut-turut pada 13-14 September 2022 masing-masing 2,48 persen dan 1,69 persen.

Perusahaan yang bergerak di usaha jasa kurir, agen kurir, pengangkutan dan pergudangan ini tercatat di BEI pada 1 Juli 2019.

Pemegang saham perseroan per 31 Agustus 2022 antara lain PT Grafindo Karya Nusantara sebesar 52,50 persen, Reksa dana Narada Saham Indonesia sebesar 5,92 persen, masyarakat 24,08 persen. Selain itu, Allen Suryadipura Widjaja sebesar 4,55 persen, Petrus Daruyanni sebesar 4,55 persen, Valentina Widjaja sebesar 4,20 persen dan Inggrid Widjaja sebesar 4,2 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan IHSG Sesi I 16 September 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada sesi pertama perdagangan Jumat, (16/9/2022). Seluruh sektor saham kompak tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,68 persen ke posisi 7.182,84 pada penutupan perdagangan sesi pertama. Indeks saham LQ45 turun 1,95 persen ke posisi 1.020,70. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.299,02 dan terendah 7.177,78. Sebanyak 391 saham melemah sehingga menekan IHSG. 155 saham menguat dan 141 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.069.858 kali dengan volume perdagangan 23,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.908.

Seluruh sektor saham tertekan. Indeks sektor saham IDXtechno anjlok 2,77 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy susut 2,3 persen, indeks sektor saham IDXindustry melemah 1,79 persen, indeks sektor saham IDXfinance melemah 1,69 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXnonsikalikal melemah 0,70 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur merosot 0,82 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi terpangkas 0,69 persen, indeks sektor saham IDXbasic turun 0,94 persen, indeks sektor saham IDXproperty turun 0,44 persen,indeks sektor saham IDXhealth turun 1,08 persen, dan indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 0,17 persen.

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham OASA melambung 24,87 persen

-Saham UNIQ melambung 23,88 persen

-Saham PGLI melambung 22,67 persen

-Saham SUPR melambung 19,94 persen

-Saham OBMD melambung 15,82 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham AMMS turun 9,65 persen

-Saham FIMP turun 8,82 persen

-Saham ASMI turun 6,95 persen

-Saham COAL turun 6,85 persen

-Saham WAPO turun 6,84 persen

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 15 September 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street jatuh pada perdagangan bergejolak pada Kamis, 15 September 2022. Hal ini seiring investor mencerna sejumlah laporan ekonomi yang menunjukkan gambaran suran dari ekonomi AS.6

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 1,43 persen ke posisi 11.552,36. Indeks S&P 500 merosot 1,13 persen ke posisi 3.901,35. Indeks Dow Jones susut 0,56 persen atau 173,27 poin ke posisi 30.961,82. Indeks Dow Jones sentuh posisi terendah sejak 14 Juli.

Saham Adobe membebani indeks Nasdaq dan S&P 500. Saham Adobe turun lebih dari 16 persen setelah perusahaan umumumkan kesepakatan USD 20 miliar atau sekitar Rp 298,76 triliun (asumsi kurs 14.938 per dolar AS) untuk membeli Figma.

Koreksi saham Adobe menular ke saham teknologi lainnya. Saham Apple turun 1,9 persen dan saham Salesforce tergelincir 3,4 persen.

Saham bank cenderung menguat. Saham Goldman Sachs dan JPMorgan masing-masing naik lebih dari 1 persen. Saham UnitedHealth Group naik 2,6 persen.

Wall Street masih berusaha  menemukan pijakannya setelah kenaikan mengejutkan dalam laporan indeks harga konsumen Agustus 2022 memicu penurunan lebih dari 1.200 poin untuk indeks Dow Jones. Kenaikan pada perdagangan Rabu, 14 September 2022 terhapus oleh koreksi pada Kamis pekan ini.

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Sejumlah laporan ekonomi yang beragam pada perdagangan Kamis pekan ini tidak banyak meningkatkan kepercayaan investor. Klaim pengangguran awal datang lebih baik dari yang diharapkan, tetapi harga impor melihat penurunan lebih kecil dari perkiraan. Penjualan ritel mengalahkan harapan, tetapi negatif ketika kecualikan otomotif. Data manufaktur juga menunjukkan ekonomi yang melambat.

Sementara laporan tersebut menunjukkan sektor konsumen AS bertahan untuk saat ini, dan tidak akan berbuat banyak untuk mengurangi kekhawatiran tentang inflasi terus menerus. Investor khawatir the Federal Reserve akan lebih agresif dengan kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi, meningkatkan kemungkinan resesi.

“The Fed perlu ambil pilihan. Apakah terus meningkatkan suku bunga untuk menekan inflasi dengan risiko resesi, dengan risiko meningkatnya pengangguran? Ini benar-benar dilemma, tetapi saya pikir mengingat apa yang telah kami dengar dari the Fed, fokusnya tepat pada inflasi,” ujar Head of Model Portfolio Construction Morgan Stanley Mike Loewengart dikutip dari CNBC.

Untuk imbal hasil obligasi Amerika Serikat melanjutkan kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini. Imbal hasil obligasi AS bertenor 1 tahun berada di posisi 4 persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun di 3,86 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.