Sukses

Wall Street Menghijau di Tengah Rilis Kinerja Emiten Ritel

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,23 persen ke posisi 4.283,74.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 18 Agustus 2022. Wall street menghijau seiring pelaku pasar menghidupkan kembali reli pasar baru-baru ini yang melambat awal pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,23 persen ke posisi 4.283,74. Indeks Nasdaq bertambah 0,21 persen ke posisi 12.965,34. Indeks Dow Jones menanjak 0,06 persen atau 18,72 poin ke posisi 33.999,04.

Pada perdagangan Kamis pekan ini telah mendorong indeks Dow Jones dan S&P 500 ke wilayah positif pada pekan ini. Masing-masing naik 0,7 persen dan 0,08 persen. Sementara itu, indeks Nasdaq susut 0,63 persen.

Rilis kinerja keuangan ritel berlanjut pada Kamis pekan ini. Rilis laba tersebut dari Kohl’s, Bath and Body Works dan BJ’s Wholesale. Hasilnya menawarkan wawasan tentang kesehatan konsumen. Saham Khol turun setelah perusahaan memangkas panduannya. Sementara itu, BJ’s Wholesale melonjak setelah melampaui perkiraan.

Lebih banyak data yang dirilis Kamis pekan ini memberikan petunjuk tentang keadaan pekerjaan dan pasar perumahan. Klaim pengangguran awal turun menjadi 250.000 hingga 13 Agustus 2022. Sementara itu, penjualan rumah yang ada turun hampir 6 persen pada Juli 2022.

Pergerakan wall street Kamis pekan ini juga terjadi setelah Dow Jones pada Rabu pekan ini turun hampir 172 poin, menghentikan kenaikan beruntun dalam lima hari berturut-turut. Hal tersebut seiring pelaku pasar menguraikan risalah dari pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

The Fed Tetap Komitmen Redam Inflasi

Bank sentral mengatakan tetap berkomitmen untuk meredam inflasi, tetapi mengindikasikan dapat menyesuaikan laju pengetatan berdasarkan kondisi pasar. Investor berharap the Fed dapat memperlambat laju kenaikan suku bunganya setelah indeks harga konsumen Juli yang lebih baik dari perkiraan.

“Inflasi menjadi sorotan the Fed. Saya pikir akan memantul sedikit ke depan. Saat ini dengan tren positif, karena pasar masih menanamkan di dalamnya harapan the Fed sedang bergulat dengan inflasi,” ujar Chief Investment Officer Advisors Asset Management, Cliff Corso dikutip dari laman CNBC, Jumat (19/8/2022).

Sementara itu, 90 persen dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba pada musim ini, tetapi analisis dari Bernstein menunjukkan banyak nama telah berjuang untuk memesona pasar.

Dari perusahaan yang telah laporkan laba, 82 persen mengalahkan dan memenuhi perkiraan analis dengan sektor real estate, industri dan energi memimpin. Adapun rasio laba dan pendapatan untuk kuartal tersebut telah turun di bawah rata-rata selama dua tahun terakhir, meski tetap di atas rata-rata sejak 2008.

 

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 17 Agustus 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 17  Agustus 2022. Reli yang telah mendorong harga lebih tinggi sejak Juni tampak kehilangan tenaga.

Di sisi lain, pelaku pasar juga menilai data ritel terbaru dan risalah dari the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 171,69 poin atau 0,5 persen ke posisi 33.980,32. Indeks S&P 500 susut 0,72 persen menjadi 4.274,04. Indeks Nasdaq tergelincir 1,25 persen menjadi 12.938,12.

Indeks Dow Jones menghentikan kenaikan beruntun dalam lima hari tetapi menyelesaikan sesi mingguan yang sedikit positif hingga kini. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing tergelincir 0,14 dan 0,84 persen sejak awal pekan.

Saham bergejolak karena pelaku pasar menilai risalah pertemuan the Fed terbaru menunjukkan bank sentral akan melanjutkan kenaikan agresif hingga dapat meredam inflasi.

Pada saat yang sama, the Fed juga mengindikasikan dapat segera memperlambat kecepatan pengetatannya, sementara juga mengakui keadaan ekonomi dan risiko penurunan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

“Peserta menilai ketika sikap kebijakan moneter semakin diperketat, kemungkinan akan menjadi tepat di beberapa titik untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga sambil menilai efek penyesuaian kebijakan kumulatif pada kegiatan ekonomi dan inflasi,” kata risalah tersebut dilansir dari CNBC,  Kamis (18/8/2022).

 

 

4 dari 4 halaman

Pelaku Pasar Cermati Laba Korporasi

Sementara itu, pelaku pasar juga terus menyisir laba korporasi dari sektor ritel. Saham Target tergelincir 2,6 persen setelah membukukan laba jauh dari harapan karena bergulat dengan kelebihan persediaan. Lowe mengakhiri sedikit lebih tinggi meskipun kuartal beragam.

Data penjualan ritel yang dirilis Rabu mendatar pada Juli, meskipun konsumen memang meningkatkan belanja online.

"Tidak mengherankan melihat pasar mengambil nafas dari reli musim panas yang sedang berlangsung,” ujar Direktur Pelaksana E-Trade Financial, Chris Larkin.

Ia menambahkan, pasar mencari tanda-tanda perlambatan kenaikan suku bunga yang tampaknya telah memicu kenaikan baru-baru ini akan datang. “Investor harus tetap gesit dan terus mengharapkan volatilitas karena kita mungkin belum keluar dari masalah,” kata dia.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi juga naik dengan obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik 7 basis poin (bps) menjadi 2,9 persen karena kekhawatiran resesi dan ketidakpastian mengenai jalur kenaikan suku bunga the Fed terus berlanjut. Langkah ini menyeret saham-saham pertumbuhan seperti teknologi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.