Sukses

Neraca Dagang Surplus pada Juli 2022 Belum Mampu Angkat IHSG

Pada penutupan perdagangan, Senin, 15 Agustus 2022, IHSG tergelincir 0,50 persen ke posisi 7.093 di tengah Indonesia catat surplus pada Juli 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca dagang sekitar USD 4,22 miliar pada Juli 2022, memperpanjang rekor selama 27 bulan berturut-turut. Namun, rilis data neraca dagang itu belum mampu angkat IHSG.

Pada penutupan perdagangan, Senin, 15 Agustus 2022, IHSG tergelincir 0,50 persen ke posisi 7.093,32. Indeks LQ45 melemah 0,62 persen ke posisi 1.005,79. Seluruh indeks acuan tertekan.

Analis menilai, pergerakan IHSG masih akan dibayangi oleh hasil pertemuan bank sentral atau Federal Open Market Committee (FOMC).Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan, pengumuman neraca dagang direspons negatif oleh pelaku pasar karena data ekspor yang melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

"Pergerakan IHSG juga masih akan dibayangi oleh FOMC Minutes pada kamis nanti, dimana pelaku pasar masih menunggu kebijakan pengetatan moneter The Fed selanjutnya,” kata Abdul kepada Liputan6.com, Senin (15/8/2022).

Sementara itu,Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, neraca dagang masih surplus meski nilainya lebih rendah daripada bulan lalu.

“Untuk pelemahan IHSG hari ini ada banyak faktor perlemahan bukan semata mata karena neraca perdagangan. Dari sentimen global juga ada kekhawatiran tensi AS dan China serta melemahnya perekonomian China di Juli, seperti yang diketahui China adalah negara mitra dagang utama RI,” ujar dia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sentimen Lainnya

Sementara itu, Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy mengungkapkan, neraca perdagangan yang masih melanjutkan tren surplus menunjukkan kondisi fiskal Indonesia yang masih cukup resilien untuk menghadapi potensi resesi, stagflasi, dan stagnasi pertumbuhan ekonomi global.

"Windfall dari lonjakan harga komoditas masih menjadi penyebab utamanya. Namun outlook IHSG sedikit berbeda, karena kenaikan yang sudah cukup signifikan sejak sebulan terakhir, maka indeks berpeluang untuk melanjutkan koreksi sehatnya terlebih dahulu sebelum dapat melanjutkan kenaikannya. Saat ini faktor teknikal lebih berpengaruh daripada fundamentalnya,” kata Robertus.

Sedangkan, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengungkapkan, turunnya surplus neraca perdagangan ini menjadi katalis negatif untuk pergerakan IHSG.

"Sehingga IHSG berpeluang untuk melanjutkan penurunan terdekat ke level 7.030-7.040,” ujar dia.

 

3 dari 5 halaman

Saham Pilihan

Andhika menyebutkan, untuk strategi sahamnya para investor bisa mencermati saham-saham yang bisnisnya ekspor.

"Surplusnya neraca perdagangan pada suatu negara bisa berdampak menguatnya nilai tukar rupiah, para investor bisa mencermati saham-saham yang bisnisnya melakukan ekspor,” ungkapnya.

Selain itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, IHSG hari ini setelah pengumuman neraca dagang tampak diwarnai aksi jual pada saham-saham pertambangan.

"Sementara saham banking bergerak relatif terbatas dan saham-saham yang baru IPO lebih menarik bagi pelaku pasar dengan ditunjukkan value transaksi yang besar dan kenaikan harga signifikan hari ini,” kata dia.

Untuk saham yang menarik untuk dicermati, Andhika memilih saham komoditas batu bara antara lain ADRO, INDY, ITMG, karena porsi ekspor banyak, didukung harga batu bara yang sedang naik tinggi.

Kemudian, dari sisi neraca dagang, saat ini bisa dicermati saham-saham yang berkaitan dengan kertas, antara lain INKP maupun TKIM.

“INKP target price 8,200-8,250 dan support 7,775-7,700, dan TKIM 6,750-7,100 dan support 6,475-6,500,” kata dia.

Untuk saham pilihan yang bisa dicermati pelaku pasar, Cheryl memilih saham CTRA, CMRY, dan BRIS.

4 dari 5 halaman

Penutupan IHSG Senin 15 Agustus 2022

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan saham Senin, (15/8/2022).  IHSG menguat ditopang mayoritas sektor saham yang menghijau dan bursa saham Asia positif.

Mengutip data RTI, pada pembukaan perdagangan, IHSG naik lima poin ke posisi 7.134,57. Indeks LQ45 menanjak 0,07 persen ke posisi 1.012. Sebagian besar indeks acuan menguat. IHSG berada di level tertinggi 7.156,92 dan terendah 7.113,47. Pada pukul 09.44 WIB, IHSG melemah 0,14 persen ke posisi 7.119.

Sebanyak 244 saham menguat sehingga angkat IHSG. Namun, 202 saham melemah dan 184 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 2356.095 kali dengan volume perdagangan 5,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.632.

Sementara itu, indeks sektor saham properti memimpin penguatan pada Senin pagi. Indeks sektor saham properti naik 0,89 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXindustry menanjak 0,33 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur bertambah 0,30 persen.

 

5 dari 5 halaman

Sektor Saham

Sementara itu, indeks sektorsaham IDXtransportasi tergelincir 0,54 persen, dan mencatat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic melemah 0,48 persen, indeks sektor saham IDXhealth susut 0,28 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal tergelincir 0,47 persen, indeks sektor saham IDXtechno merosot 0,47 persen.

Selanjutnya indeks sektor saham IDXhealth melemah 0,49 persen, indeks sektor saham IDXfinance susut 0,17 persen, dan indeks sektor saham IDXenergy tergelincir 0,15 persen.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup melemah ke posisi 7.129 pada Jumat, 12 Agustus 2022 didorong saham bank kapitalisasi besar dan digital. Saham bank kapitalisasi besar turun seiring investor lokal memangkas sehingga dorong saham BBCA susut 0,3 persen dan saham BMRI melemah 0,6 persen.

Namun, investor asing melakukan aksi beli. Investor asing memperpanjang aksi beli di saham konsumsi dan properti kelas menengah. Hal ini seiring harapan siklus suku bunga dan melemahnya dolar Amerika Serikat. Saham ACES naik 2,8 persen dan MAPI bertambah 4,1 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.