Sukses

Perluas Akses Investasi EmasKITA, Hartadinata Abadi Gandeng BSI

Melalui kerja sama ini, Hartadinata Abadi menjadi salah satu supplier emas untuk pembelian emas batangan secara cicilan di BSI.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), perusahaan manufaktur perhiasan emas terintegrasi di Indonesia resmi bekerja kerja sama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau disebut BSI (BRIS) dalam transaksi pembelian emas batangan pada 11 Agustus 2022. 

Melalui kerja sama ini, Hartadinata Abadi menjadi salah satu supplier emas untuk pembelian emas batangan secara cicilan di BSI. Saat ini, nasabah BSI dapat mencicil pembelian produk emas batangan unggulan HRTA yaitu EmasKITA berteknologi BullionProtect®, mulai dari gramasi 10 gram di cabang BSI.

Seperti diketahui, emas telah dikenal sebagai salah satu instrumen investasi untuk lindung nilai (safe haven) yang terbukti mampu memproteksi kekayaan dari ancaman inflasi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, produk cicilan emas merupakan salah satu solusi bagi masyarakat Indonesia dalam mewujudkan rencana dan impian di masa depan.

Direktur Utama Hartadinata Abadi, Sandra Sunanto menuturkan, kerja sama ini merupakan keberlanjutan atas keberhasilan rekam jejak Perseroan yang terbukti (proven track record) dalam memperoleh kepercayaan dari institusi keuangan besar di Indonesia. 

"Produk EmasKITA menjadi top of mind dalam berinvestasi emas batangan yang terpercaya dan aman bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Sandra dalam keterangan resminya, Senin (15/8/2022).

Selain itu, kerja sama yang dilakukan dengan Bank Syariah Indonesia ini melengkapi rangkaian kerja sama program cicilan emas batangan HRTA sebelumnya, yang telah dilakukan dengan institusi keuangan terpercaya lainnya seperti PT Bank BJB Syariah dan PT Taspen (Persero).

Melalui kerja sama dengan BSI, perseroan optimistis ke depan kerja sama dengan institusi lain juga akan berkembang ke depan, terlebih melihat kinerja positif HRTA pada semester I 2022.

"Kami optimis keberlanjutan kerjasama institusi akan terus berkembang dan akan diikuti dengan kolaborasi strategis lainnya di masa mendatang. Hal ini tentunya menjadi katalis positif yang mendorong pertumbuhan kinerja keuangan HRTA di tahun 2022,” ujar Sandra Sunanto.

Sementara itu, melihat kinerja positif pada semester I 2022 juga, Hartadinata Abadimenargetkan untuk perseroan bisa tumbuh terus tumbuh positif ke depan. Manajemen HRTA menargetkan pertumbuhan nilai penjualan sebesar 29,77 persen secara tahunan dari Rp5,24 triliun pada 2021 menjadi Rp6,8 triliun pada akhir 2022. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Menanti Kolaborasi Lainnya

Selain itu, kerja sama yang dilakukan dengan Bank Syariah Indonesia ini melengkapi rangkaian kerja sama program cicilan emas batangan HRTA sebelumnya, yang telah dilakukan dengan institusi keuangan terpercaya lainnya seperti PT Bank BJB Syariah dan PT Taspen (Persero).

Melalui kerja sama dengan BSI, perseroan optimistis ke depan kerja sama dengan institusi lain juga akan berkembang ke depan, terlebih melihat kinerja positif HRTA pada semester I 2022.

"Kami optimis keberlanjutan kerjasama institusi akan terus berkembang dan akan diikuti dengan kolaborasi strategis lainnya di masa mendatang. Hal ini tentunya menjadi katalis positif yang mendorong pertumbuhan kinerja keuangan HRTA di tahun 2022," ujar Sandra Sunanto.

Sementara itu, melihat kinerja positif pada semester I 2022 juga, HRTA menargetkan untuk perseroan bisa tumbuh terus tumbuh positif ke depan. Manajemen HRTA menargetkan pertumbuhan nilai penjualan sebesar 29,77 persen secara tahunan dari Rp5,24 triliun pada 2021 menjadi Rp6,8 triliun pada akhir 2022. 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mengungkapkan kinerja sepanjang semester I 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 133,24 miliar.

Laba itu naik 41,37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 94,73 miliar. Capaian itu sejalan dengan pendapatan Hartadinata Abadi yang tumbuh 31,18 persen menjadi Rp 3,22 triliun pada semester I 2022 dari Rp 2,45 triliun pada semester I 2022.

Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,85 triliun dari Rp 2,21 triliun. Sehingga pada semester I 2022 perseroan mengantongi laba kotor Rp 366,49 miliar, naik 52,74 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 239,95 miliar.

Dari sisi beban usaha dari penjualan pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 8,78 miliar, serta beban administrasi dan umum tercatat sebesar Rp 73,09 miliar.

 

4 dari 5 halaman

Selanjutnya

Perseroan juga mencatatkan pendapatan usaha lainnya sebesar Rp 129,15 juta. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 284,76 miliar, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 199,91 miliar.

Pada saat bersamaan, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 957,59 juta. Sementara beban keuangan tercatat sebesar Rp 106,65 miliar, dan bagi hasil utang sukuk mudharabah Rp 7,61 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 133,55 miliar. Naik 40,76 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 94,88 miliar.

Dari sisi aset sampai dengan akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 3,87 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 3,48 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 3,64 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 229,51 miliar.

Liabilitas hingga akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 2,26 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,96 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,05 triliun, dan liabilitas jangka panjang Rp 1,21 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi Rp 1,6 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,52 triliun.

5 dari 5 halaman

Realisasi Belanja Modal

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah merealisasikan belanja modal Rp 15 miliar dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar pada 2022.

Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk,  Ong Denny menuturkan, belanja modal pada 2022 digunakan untuk mesin dan pengembangan toko. Dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar, yang terserap baru Rp 15 miliar.

Untuk mengantisipasi harga emas yang naik, PT Hartadinata Abadi Tbk juga berupaya memperkuat posisi untuk persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan. Ong Denny menuturkan, harga emas ke depan dapat dibilang masih stabil di kisaran USD 1.800-USD 1.900 per troy ounce. Kisaran harga itu menurut Denny cukup baik dukung kinerja perseroan saat ini.

“Banyak yang prediksi harga emas akan kembali melonjak seiring inflasi sehingga kami anggap perlu juga perkuat posisi dari persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan, ia menambahkan.

Mengutip paparan publik perseroan, realisasi pembukaan toko sendiri mencapai 10 toko atau setara dengan 71 persen dari target 14 toko baru menjadi 78 toko hingga awal Juni 2022. Pada akhir 2022, perseroan menargetkan penambahan jaringan toko sendiri menjadi 82 toko.

Adapun distribusi perhiasan emas perseroan dari toko milik sendiri antara lain ACC, ACC Premium, Celine Jewellrey, dan Claudia Perpect Jewelry.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.