Sukses

Laba ITMG Melejit 291,78 Persen pada Semester I 2022

Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengumumkan kinerja perseroan selama paruh pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 460,83 juta atau sekitar Rp 6,79 triliun. Laba itu naik 291,78 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 117,63 juta.

Raihan itu sejalan dengan pendapatan bersih yang tumbuh 99,8 persen menjadi USD 1,42 miliar pada semester I 2022 dibanding semester I 2021 sebesar USD 676,3 juta.

Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (12/8/2022), pendapatan perseroan utamanya ditopang penjualan batu bara ke luar negeri. Rinciannya, penjualan di kawasan Asia Tenggara (kecuali Indonesia), India, dan Pakistan tercatat sebesar USD 435,24 juta. Disusul penjualan di Taiwan, Cina, Hongkong dan Korea sebesar USD 373,86 juta, serta Jepang senilai USD 322,16 juta. Sementara penjualan domestik atau dalam negeri tercatat sebesar USD 290,29 juta.

Seiring kenaikan pendapatan bersih, beban pokok naik menjadi USD 672,38 juta dari USD 448,96 juta pada semester I 2021. Meski begitu, laba bersih perseroan masih tercatat naik 229,53 persen menjadi USD 749,16 juta pada semester I 2022.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar USD 64,11 juta, beban umum dan administrasi USD 15,69 juta, dan beban lain-lain sebesar USD 72,69 juta. Lalu penghasilan keuangan USD 2,05 juta dan beban keuangan USD 1,86 juta.

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar USD 460,68 juta, naik 291,73 persen dibanding semester I 2021 sebesar USD 117,6 juta.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar USD 1,97 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,67 miliar. Terdiri dari aset lancar USD 1,27 miliar dan aset tidak lancar USD 705,79 juta.

Liabilitas sampai dengan Juni 2022 naik menjadi USD 491,84 juta dari posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 464,68 juta. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar USD 396,16 juta dan liabilitas jangka panjang Rp 95,67 juta.

Sementara ekuitas sampai dengan akhir Juni 2022 tercatat sebesar USD 1,48 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,2 miliar.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 11 Agustus 2022, saham ITMG melemah 6,7 persen ke posisi Rp 37.600 per saham.

Saham ITMG berada di level tertinggi Rp 39.900 dan terendah Rp 37.500 per saham. Total volume perdagangan 23.464.200 saham dan nilai transaksi Rp 898,5 miliar. Total frekuensi perdagangan 27.259 kali.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2022

Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatakan kinerja positif pada kuartal I 2022. Kinerja tersebut diperoleh dengan memanfaatkan momentum tingginya harga batu bara di tengah situasi global yang tidak pasti dan berisiko.

Pada kuartal I 2022 Perseroan membukukan laba bersih USD 213,27 juta atau setara Rp 3,13 triliun (asumsi kurs p 14.693 per dolar AS). Laba tersebut naik 406,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 42,08 juta atau sekitar Rp 618,33 miliar.

"Laba bersih kuartal I 2022 kita lebih tinggi dari kuartal IV 2021, skeitar USD 213 juta itu naik signifikan,” kata Direktur Utama Indo Tambangraya Megah, Mulianto kepada awak media usai Kick Off Pembangunan Persemaian Mentawir, Rabu (18/5/2022).

Pada kuartal I 2022, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar USD 639,93 juta atau sekitar Rp 9,4 triliun. Pada periode tersebut, perseroan mampu memperoleh rata-rata harga jual batu bara sebesar USD 150 per ton, lebih tinggi 121 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Marjin laba kotor naik signifikan dari 30 persen pada kuartal pertama tahun lalu menjadi 53 persen pada kuartal tahun ini.

Indo Tambangraya Megah terus menerapkan strategi manajemen biaya yang efisien dan berhati-hati guna memaksimalkan profitabilitas dari momentum kenaikan harga batu bara sehingga mampu memperoleh EBITDA sebesar USD 323 juta pada kuartal pertama 2022, naik 277 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba bersih naik dari USD 42 juta pada kuartal pertama tahun 2021 menjadi USD 213 juta pada kurun waktu yang sama tahun ini.

 

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Faktor yang Pengaruhi Kinerja

Adapun laba bersih per saham dibukukan sebesar USD 0,19. Hingga akhir Maret 2022, total aset perusahaan tercatat sebesar USD 2,0 miliar dengan total ekuitas USD 1,2 miliar.

Faktor yang Pengaruhi Kinerja

Sejalan dengan arus kas dan EBITDA yang kuat, perseroan juga memiliki posisi kas dan setara kas yang solid sebesar USD 922 juta. Segala pencapaian dan kinerja perusahaan di atas dicatatkan di tengah kondisi yang menantang dan ketidakpastian global.

Pascapandemi, kondisi ekonomi secara global belum pulih sedangkan inflasi tinggi, salah satunya karena dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas energi.

"Selain itu, terdapat juga disrupsi pada rantai nilai global dan perdagangan internasional batu bara dikarenakan keputusan politis dan/atau intervensi pemerintah, misalnya dengan adanya keputusan pelarangan ekspor batu bara di Indonesia pada Januari 2022 dan berlangsungnya perang Rusia- Ukraina," imbuh Mulianto.

Agar dapat menghadapi situasi yang masih tidak menentu, perseroan memiliki kerangka ketangguhan organisasi dengan menegakkan tiga pilar ketangguhan. Yaitu manajemen risiko, hubungan dengan para pemangku kepentingan, serta strategi bisnis dan struktur organisasi.

4 dari 4 halaman

Pertahankan Produksi

Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masih mempertahankan target produksi batu bara sekitar 17-18 juta ton pada 2022.

Kendati diakui Direktur Utama Indo Tambangraya Megah, Mulianto permintaan batu bara masih tinggi, tetapi perseroan mematok volume produksi 17,5-18,8 juta ton, dengan volume penjualan sebesar 20,5-21,5 juta ton.

"Target produksi kita masih tetap di angka sekitar 17 sampai 18 juta ton per tahun," kata Mulianto kepada awak media usai Kick Off Pembangunan Persemaian Mentawir, Rabu, 18 Mei 2022.

Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 31 persen harga jualnya telah ditetapkan, 46 persen mengacu pada indeks harga batu bara, 2 persen harga jualnya belum ditetapkan dan sisa 21 persen belum terjual.

Ia menuturkan, batu bara saat ini tengah berada pada masa yang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya. Harga batu bara nyaris tembus USD 400 per ton.

Menurut dia, salah satu penyebab kenaikan harga batu bara yaitu konflik Rusia - Ukraina yang mengakibatkan shock supply komoditas termasuk batu bara.                                                               

"Terjadi shock supply chain salah satunya dalam kebutuhan energi. Dan dampaknya dari sisi harga melonjak cukup tinggi dan itu akan banyak memberikan manfaat juga kepada negara Indonesia," kata Mulianto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.