Sukses

Laba Emiten Moncer pada Awal 2022, OJK Sebut Sektor Teknologi Memimpin

Dari sejumlah perusahaan yang telah melaporkan kinerja keuangannya, sektor teknologi yang tercatat tumbuh paling tinggi pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kenaikan kinerja perusahaan tercatat atau emiten yang tumbuh signifikan pada semester I 2022.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan, dari sejumlah perusahaan yang telah melaporkan kinerja keuangannya, sektor teknologi yang tercatat tumbuh paling tinggi pada 2022.

"Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2022, tercatat dari 722 yang telah menyampaikan laporan kuartal 1 2022 terdapat peningkatan total laba secara year on year (yoy) sebesar 110 persen menjadi Rp 167,52 triliun," kata Inarno dalam Konferensi Pers 45 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Rabu (10/8/2022).

Dalam catatannya, kinerja emiten-emiten sepanjang tahun ini lebih baik dibanding sebelum pandemi COVID-19 atau pada 2019. Merujuk kinerja tersebut, Inarno menilai emiten cukup optimistis menghadapi gejolak ekonomi yang ada saat ini.

"Sementara berdasarkan data laporan kuartal II 2022 yang baru disampaikan oleh 314 emiten, kami mencatatkan rata-rata pertumbuhan yang nilai laba tertinggi itu dibutuhkan oleh emiten yang bergerak di sektor pertama adalah di sektor bidang teknologi,” ungkap dia.

Kenaikan laba signifikan berikutnya yakni dari sektor bidang transportasi dan logistik, kemudian emiten yang bergerak di bidang sektor energi Sejalan dengan itu, aktivitas penghimpunan dana juga terus meningkat.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pertumbuhan Kinerja IHSG

Hingga 8 Agustus 2022, terdapat 149 penawaran umum dengan total emisi sebesar Rp 151 triliun 48 di antaranya adalah emiten baru.

Dari sisi kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) juga masih terjaga. Bahkan pada kuartal II 2022, pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) maupun nilai kapitalisasi pasar telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, yakni di level 7.276 pada 21 April 2022 dan nilai kapitalisasi pasar menyentuh Rp 9.555 triliun 28 April 2022.

Meski pada kuartal II hingga kuartal III tahun ini diwarnai berbagai dinamika pasar akibat tekanan inflasi global, tetapi hingga penutupan perdagangan 9 Agustus 2022 IHSG masih mencatatkan kinerja yang baik yaitu sebesar 7.102 atau tumbuh 7,92 ytd.

Sementara itu nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.315 triliun atau secara jytd uga meningkat sebesar 12,83 persen “Kinerja IHSG Indonesia ini juga merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga bahkan hampir semua bursa ASEAN mengalami pertumbuhan yang negatif,” imbuh Inarno.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

45 Tahun Pasar Modal Kembali Aktif, Transaksi Harian Saham Naik 15 Persen

Sebelumnya, pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja yang positif di tengah kondisi yang masih dibayangi pandemi COVID-19. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 7,68 persen dan saat ini masih yang tertinggi di kawasan ASEAN.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi dalam sejarah bangsa Indonesia yang menembus level 7.276 pada 21 April 2022.

“Kemarin malam sebagai informasi kita juga sudah tembus 7.000. Sebagaimana saya ingat pada waktu kami menjabat di periode awal setelah RUPS 29 Juni indeks kita saat itu turun merah di angka 6.800, tapi sampai tiga hari terakhir indeks kita kembali tembus ke 7.102,” kata Iman dalam sambutan acara HUT ke-45 Pasar Modal Indonesia, Rabu (10/8/2022).

Selain itu, Iman juga menyebutkan, kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.300 triliun. Sedangkan, rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH meningkat 15 persen secara year to date.

"Rata-rata transaksi harian terakhir sepanjang tahun 2022 rata-rata transaksinya meningkat 15 persen year to date atau rata-rata sebesar Rp 15,4 triliun rupiah. Tiga hari terakhir kita pernah mencapai trading harian sebesar Rp 21 triliun lebih,” ungkapnya. 

BEI menargetkan sebanyak 55 emiten dapat tercatat di pasar modal Indonesia hingga akhir 2022. Namun, BEI juga memiliki sejumlah tantangan ke depan untuk memperoleh emiten dengan kinerja yang baik bagi pasar modal.

"Kita tidak hanya bicara tentang kuantitas artinya jumlah yang kita punya, tetapi bagaimana juga ke depan kita memperoleh emiten dengan kualitas yang memang bisa memperoleh kinerja yang baik di pasar modal,” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

45 Emiten Proses Rights Issue

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 45 perusahaan tercatat atau emiten sedang dalam proses rights issue hingga 1 Agustus 2022. Total dana yang diperkirakan dihimpun dari rights issue mencapai Rp 36,9 triliun.

"Berdasarkan catatan kami, sampai dengan 1 Agustus 2022 terdapat 45 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue. Total dana yang diperkirakan diperoleh melalui rights issue sebesar Rp 36,9 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (3/8/2022).

Ia menuturkan, dari 45 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue antara lain:

6 perusahaan dari sektor basic materials

5 perusahaan dari sektor consumer cyclicals

2 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

3 perusahaan dari sektor energy

17 perusahaan dari sektor financials

1 perusahaan dari sektor healthcare

2 perusahaan dari sektor industrials

2 perusahaan dari sektor properties & real estates

1 perusahaan dari sektor teknologi

3 perusahaan dari sektor transportation & logistics

3 perusahaan dari sektor infrastructures

Nyoman menuturkan, ditinjau dari jumlah emiten yang berada pada pipeline rights issue, mencerminkan ada kepercayaan untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan.

Ia mengatakan, hal ini sejalan dengan perusahaan yang menggalang dana melalui pencatatan saham di BEI. Hingga 1 Agustus 2022 terdapat 29 perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 19,5 triliun.

"Sedangkan pada pipeline Pencatatan saham, masih ada 32 calon Perusahaan Tercatat yang berada dalam antrian untuk mencatatkan sahamnya di BEI,” tutur dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.