Sukses

Bank Mandiri Bagi-Bagi Saham Bonus Rp 53,25 Miliar kepada Direksi hingga Komisaris

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi memperoleh saham bonus paling banyak yakni 541.800 lembar atau senilai Rp 4,38 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengumumkan perubahan kepemilikan saham anggota direksi dan komisaris. Terdapat total 6.593.500 lembar saham yang ditransaksikan dengan harga Rp 8.076,69 per lembar, atau seluruhnya senilai Rp 53,25 miliar.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (6/8/2022), perubahan kepemilikan ini dalam rangka pelaksanaan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015 tentang penerapan tata kelola dalam pemberian remunerasi bagi bank umum.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi memperoleh saham bonus paling banyak yakni 541.800 lembar atau senilai Rp 4,38 miliar. Disusul Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar yang kebagian 487.600 lembar saham atau senilai Rp 3,94 miliar.

Sembilan direksi lainnya, masing-masing menerima 460.500 lembar saham atau senilai 3,72 miliar. Antara lain; Ahmad Siddik Badruddin, Agus Dwi Handaya, Panji Irawan, Riduan, Aquarius Rudianto, Toni Eko Boy Subari, Susana Indah K. Indriati, Rohan Hafas, dan Sigit Prastowo.

Sementara satu lainnya yakni Timothy Utama menerima 367.100 lembar saham senilai Rp 2,96 miliar. Dari jajaran komisaris, Muhammad Yusuf Ateh menerima 174.900 lembar saham BMRI senilai Rp 1,41 miliar. Sedangkan empat lainnya masing-masing menerima 219.400 lembar saham senilai Rp 1,77 miliar. Antara lain; Rionald Silaban, Nawal Nely, Arif Budimanta, dan Faried Utomo.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada Juni 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengantongi laba bersih sebesar Rp 20,2 triliun, tumbuh 61,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Pada periode tersebut, perseroan dapat mencatatkan pertumbuhan kredit di atas pertumbuhan industri yang sebesar 10,7 persen yoy.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan, realisasi pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi per kuartal II 2022 menembus Rp 1.138,31 triliun atau tumbuh 12,22 persen. Lewat pencapaian tersebut Bank Mandiri juga menjadi bank dengan penyaluran kredit terbesar di Indonesia.

"Perbaikan kinerja Bank Mandiri selaras dengan kondisi perekonomian nasional yang masih bertumbuh. Hal ini juga mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia masih relatif stabil meski diterpa oleh ketidakpastian global," ujar Darmawan dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Bank Mandiri Kuartal II 2022 di Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Kredit korporasi yang menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan sebesar 10,6 persen yoy, yakni dari Rp 369 triliun menjadi Rp 409 triliun pada akhir Juni 2022. Pertumbuhan kredit ini juga turut mendorong pertumbuhan total aset Bank Mandiri secara konsolidasi yang mencapai Rp 1.786 triliun atau tumbuh 13 persen yoy sampai dengan akhir Juni 2022.

"Melihat kinerja yang membaik, kami optimis pertumbuhan kredit Bank Mandiri mampu tumbuh di atas 11 persen sampai dengan akhir tahun dengan kualitas aset yang terjaga optimal," imbuh dia.

Dari sisi profitabilitas, bank berkode emiten BMRI ini berhasil mencatat perbaikan. Hal ini terlihat dari net interest margin (NIM) secara konsolidasi yang mencapai 5,37 persen pada Juni 2022, tumbuh 32 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, return on equity (ROE) Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sebesar 23,03 persen pada periode yang sama, meningkat 791 bps secara tahunan.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

Laba Bank Mandiri

Berkat profitabilitas yang membaik, Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 20,2 triliun, tumbuh 61,7 persen secara yoy. Adapun dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri hingga Juni 2022 mencapai Rp 1.318,42 triliun, tumbuh 12,76 persen yoy. Pencapaian tersebut juga menjadikan Bank Mandiri dengan total DPK terbesar di industri perbankan Indonesia.

"Bank Mandiri mencatatkan kinerja keuangan progresif sampai kuartal II dan berhasil menjadi grup keuangan terbesar yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi, antara lain terlihat dari pertumbuhan laba bersih konsolidasi sebesar 61.66 persen yoy, rasio kredit macet yang turun menjadi 2,47 persen, serta rasio imbal hasil terhadap ekuitas atau return on equity (ROE) sebesar 23 persen,” beber Darmawan.

Performa kredit Bank Mandiri pun diikuti oleh kualitas aset yang terjaga. Darmawan menjelaskan, Bank Mandiri secara konsisten berhasil menjaga perbaikan lewat monitoring serta manajemen risiko yang ketat.

Hasilnya, hingga pertengahan 2022 posisi rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri (bank only) turun menjadi 2,47 persen. Tidak hanya itu, berkat optimalisasi kualitas aset serta efisiensi, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri pun berhasil ditekan menjadi 1,27 persen pada semester I 2022.

 

4 dari 5 halaman

Bank Mandiri Siapkan Belanja Modal Rp 2 Triliun untuk Genjot Digitalisasi

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 2 triliun untuk memperkuat layanan digital.

Direktur Information Technology Bank Mandiri, Timothy Utama mengatakan, belanja modal itu mengambil porsi separuh dari total belanja modal Bank Mandiri pada 2022.

“Sejalan dengan strategi dan komitmen kami dalam proses digitalisasi, kami anggarkan capex IT di 2022 sekitar Rp 2 triliun atau kira-kira 50 persen dari total anggaran capex,” kata dia dalam paparan kinerja perseroan, Kamis (28/7/2022).

Timothy mengatakan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk investasi dan pembaharuan yang berkelanjutan dari core bank, pengembangan channel digital, maupun untuk melengkapi infrastruktur smart branch Bank Mandiri. Ia menilai, digitalisasi yang digagas Bank Mandiri terbukti mampu berkontribusi pada kinerja Bank. Utamanya dari sisi fee base income (FBI).

“Pertumbuhan FBI bank mandiri hingga kuartal II 2022 menunjukkan tren positif. Di mana digitalisasi terutama Livin dan Kopra. FBI dari Livin tumbuh 17 persen yoy dan Kopra tumbuh 13 persen yoy,” beber dia.

 

5 dari 5 halaman

Selanjutnya

Sejak diluncurkan Oktober 2021 hingga pertengahan 2022 Livin' by Mandiri telah diunduh lebih dari 14 juta kali. Jumlah transaksi Livin' by Mandiri hingga juni 2022 secara year to date (ytd) juga telah mencapai 881 juta transaksi dengan nilai lebih dari Rp 1.080 triliun atau tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode Juni 2021.

Sedangkan untuk nasabah wholesale, Kopra by Mandiri juga berperan besar dalam meningkatkan transaksi wholesale secara signifikan. Tercatat, jumlah transaksi wholesale Bank Mandiri hingga semester I 2022 tumbuh 72 persen yoy menembus 326 juta transaksi.

Platform digital wholesale andalan Bank Mandiri ini juga mampu mencatatkan peningkatan pengguna sebesar 137 persen dari 23 ribu pengguna pada akhir 2021 menjadi 55 ribu akhir Juni 2022 lalu. Dengan nilai transaksi mencapai Rp 8.053 triliun atau tumbuh 29 persen yoy pada semester I 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.