Sukses

Sederet Emiten Gelar Buyback Saham, Investor Harus Apa?

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menuturkan, aksi buyback saham umumnya dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan kas perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten berencana melaksanakan aksi korporasi berupa pembelian kembali saham (buyback).  Teranyar, ada Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

TBIG menyiapkan dana hingga Rp 13,6 miliar untuk membeli sebanyak-banyaknya 679.709.900 lembar saham. RALS siapkan dana Rp 200 miliar untuk buyback sebanyak-banyaknya 360 juta saham. Sementara ROTI siapkan 214,21 miliar dengan jumah saham yang akan dibeli kembali sebanyak-banyaknya 125.007.599 lembar.

Selain tiga emiten tersebut, ada United Tractors Tbk (UNTR) yang menyiapkan dana hingga Rp 5 triliun untuk buyback saham. Kemudian, PT Adaro Energy Indo Tbk (ADRO ) yang memperpanjang rencana buyback hingga Rp 4 triliun.

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang menyiapkan anggaran Rp 1 triliun, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) Rp 1 triliun, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siapkan Rp 500 miliar, PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) Rp 100 miliar, dan PT Kresna Graha Investama (KREN) Rp 100 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menjelaskan, aksi ini umumnya dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan kas perusahaan yang memungkinkan untuk melakukan pembelian kembali.

Tujuannya,  yakni untuk menjaga valuasi saham tetap atraktif ke depannya. Buyback biasanya dilakukan dalam kondisi harga saham di pasar yang dinilai masih cukup murah untuk melakukan buyback.

"Bagi emiten, idealnya aksi buyback tidak mempengaruhi kinerja selama dalam perhitungan yang wajar. Sedang bagi investor dalam jangka pendek rencana buyback yang berpotensi mengangkat harga saham," kata dia kepada Liputan6.com, Sabtu (23/7/2022).

Dia menambahkan, selama periode buyback berlangsung, bisa menjadi alasan untuk melakukan posisi beli. Sementara strategi investasinya, investor sebaiknya memperhatikan dari sisi valuasi, pertumbuhan kinerja serta proyeksi di periode mendatang.

"Rekomendasi untuk saat ini hold saja, atau bagi yang belum memiliki bisa menunggu adanya koreksi pada harga saham," pungkas Ivan.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kinerja IHSG pada 18-22 Juli 2022

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada periode 18-22 Juli 2022. Penguatan IHSG ditopang dari sentimen positif data ekonomi Indonesia dan harga komoditas.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (23/7/2022), IHSG melejit 3,53 persen ke posisi 6.886,96 pada pekan ini dari pekan lalu 6.651,90. Kapitalisasi pasar bertambah 3,37 persen menjadi Rp 9.067,93 triliun. Kapitalisasi pasar naik sekitar Rp 295 triliun dari pekan lalu Rp 8.772,66 triliun.

Adapun peningkatan signifikan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian yang mencapai Rp 11,72 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian itu naik 12,82 persen dari pekan lalu Rp 10,39 triliun. Rata-rata frekuensi harian bursa naik 11,82 persen menjadi 1.123.557 transaksi dari 1.004.832 transaksi pada penutupan pekan lalu.

Rata-rata volume transaksi harian bursa juga meningkat 6,43 persen menjadi 18,75 miliar saham dari 17,61 miliar saham pada penutupan perdagangan pekan sebelumnya.

Pada Jumat, 22 Juli 2022, investor jual saham Rp 379,62 miliar. Sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli Rp 56,94 triliun.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

Prediksi IHSG Pekan Depan

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG didominasi pergerakan dan sentimen bursa global. Hal ini seiring laba perusahaan di Amerika Serikat cenderung berkinerja baik. “Selain itu, pergerakan harga komoditas juga turut mempengaruhi pergerakan IHSG,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Dari dalam negeri, rilis data ekonomi seperti surplus neraca perdagangan pada Juni 2022, suku bunga acuan bertahan di 3,5 persen dan ada kebijakan pungutan ekspor crude palm oil (CPO) bayangi IHSG.

Pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG berpeluang naik terbatas dengan kisaran support 6.800 dan resistance 6.940.

“Untuk sentimen akan ada FOMC Meeting yang kami perkirakan kurang lebih akan mempengaruhi pergerakan IHSG,” kata dia.

Ia menambahkan, secara konsensus dapat diketahui The Federal Reserve atau the Fed akan meningkatkan kembali suku bunga acuannya. Selain itu, untuk rilis laporan keuangan emiten di Indonesia diperkirakan juga dapat mempengaruhi pergerakan emitennya.

4 dari 5 halaman

Pencatatan Saham dan Obligasi

Selama sepekan ini, terdapat dua  pencatatan perdana saham, yaitu PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) yang tercatat pada Senin, 18 Juli 2022 sebagai Perusahaan Tercatat ke-26 di BEI pada  2022.

DEWI bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan sub sektor Food & Beverage. Adapun industri dari DEWI adalah Agricultural Products dengan sub industri fish, meat, & poultry.

Kemudian pada Rabu, 20 Juli 2022 PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO) sebagai Perusahaan Tercatat ke-27 2022 resmi melantai di BEI. AXIO merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor Technology dengan sub sektor Technology Hardware & Equipment. Adapun Industri dan sub industri AXIO adalah Computer Hardware. DEWI dan AXIO tercatat pada Papan Pengembangan BEI.

Selain pencatatan perdana saham, pada pekan ini terdapat pula pencatatan tiga  obligasi di BEI. Diawali pada Senin, 18 Juli 2022, PT Medikaloka Hermina Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Medikaloka Hermina Tahap II Tahun 2022 dengan nilai nominal sebesar Rp 100 miliar.  

PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) memberikan peringkat idAA (Double A) untuk obligasi ini, sedangkan yang bertindak sebagai Wali Amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Kemudian pada Selasa, 19 Juli 2022, PT Duta Anggada Realty Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Duta Anggada Realty Tahap I Tahun 2022 yang resmi dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 300 miliar.

5 dari 5 halaman

Total Emisi Obligasi

Hasil pemeringkatan dari PT Kredit Rating Indonesia untuk Obligasi adalah irBBB+ (Triple B Plus). PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap I Tahun 2022 yang resmi dicatatkan di BEI pada Kamis, 21 Juli 2022. Obligasi tersebut bernilai Rp 5 triliun dengan peringkat idAAA (Triple A) yang ditetapkan oleh PEFINDO. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menjadi Wali Amanat dalam emisi ini.

Dengan pencatatan obligasi tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang 2022 adalah 69 emisi dari 54 emiten senilai Rp85,48 triliun.

Sedangkan secara keseluruhan total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 493 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp439,72 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 121 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 154 seri dengan nilai nominal Rp4.869,64 triliun dan USD211,84 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,03 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.