Sukses

Summarecon Catat Prapenjualan Rp 2,3 Triliun pada Semester I 2022

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan marketing sales atau prapenjualan Rp 5 triliun pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) meraih prapenjualan atau marketing sales Rp 2,3 triliun hingga semester I 2022. Prapenjualan itu sudah mencapai 46 persen dari target perseroan Rp 5 triliun.

Direktur Summarecon Agung, Lydia Tjio menuturkan, perseroan meraih prapenjualan 46 persen atau Rp 2,3 triliun hingga semester I 2022.

"Untuk target penjualan, kami mempunyai target sebesar Rp 5 triliun sampai sekarang per Juni sudah tercapai 46 persen atau Rp 2,3 triliun," kata Lydia dalam paparan publik, Kamis (7/7/2022).

Summarecon Agung juga optimistis akan meraih target prapenjualan Rp 5 triliun pada 2022. Hal ini didukung produk baru perseroan dan akan membuka kawasan baru.

"Untuk mengenai optimis atau tidak, kami tentu optimis tentang hal ini. Karena sepanjang 2022 dengan tujuh kawasan yang ada kami tetap melakukan launching produk baru di samping ada rencana untuk membuka kawasan baru di kota keempat 2022, kami optimis mencapai Rp 5 triliun," ujar Lydia.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi menyebutkan, perseroan siapkan belanja modal (capital expenditure atau capex) sekitar Rp 600 miliar.

"Capex tahun ini kami menganggarkan sekitar Rp 600 miliar untuk keperluan akuisisi lahan dan pengembangan investment properti,” kata Jemmy.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Realisasi Prapenjualan pada 2021

Sebelumnya, Direktur Utama Summarecon Agung, Adrianto Pitojo Adhi menjelaskan terkait prapenjualan pada 2021 yang berhasil tercatat sebesar Rp5,2 triliun atau 30 persen di atas target Rp4 triliun dan 58 persen di atas pencapaian 2020 sebesar Rp3,3 triliun.

"Dengan penerapan berbagai strategi ini, sepanjang tahun 2021 perusahaan berhasil mencatat angka pra-penjualan sebesar Rp5,2 triliun atau 30 persen di atas target Rp4 triliun dan 58 persen di atas pencapaian tahun 2020 sebesar Rp3,3 triliun. Hal ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan,” kata Adrianto dalam keterangan resminya.

Selain itu, ia juga mengatakan, untuk mempertahankan operasi bisnis perusahaan agar tetap produktif dan juga memberikan kontribusi positif bagi seluruh stakeholder disaat pandemi.

"Kami secara ketat menjaga kualitas produk, menghadirkan desain produk yang mengadaptasi kebutuhan gaya hidup masyarakat, memberikan layanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, juga pemasaran produk dengan penawaran skema pembayaran yang lebih ringan dan tingkat suku bunga kredit yang relatif rendah,” kata Adrianto melalui keterangan resminya.

Dia menuturkan, hal tersebut membuat produk properti Summarecon semakin menarik dan lebih terjangkau bagi masyarakat. 

Adapun, sejumlah prospek usaha bagi Summarecon, yaitu integrasi kawasan hunian dan kawasan komersial, menjaga kualitas produk dan layanan untuk mendorong peningkatan nilai, menghidupkan kawasan dengan mendorong tingkat hunian dan aktivitas komersial, meminimalkan risiko kenaikan harga dan ketersediaan material dengan kontrak pembelian, dan  menghidupkan kawasan dengan mendorong tingkat hunian dan aktivitas komersial.

 

 

3 dari 4 halaman

Kinerja 2021

Sebelumnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang 2021. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu, 27 Maret 2022, PT Summarecon Agung Tbk mencatat pendapatan Rp 5,56 triliun pada 2021. Pendapatan itu tumbuh 10,69 persen dari periode 2020 sebesar Rp 5,02 triliun.

Beban pokok penjualan dan beban langsung naik 8,62 persen menjadi Rp 2,97 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,73 triliun. Dengan demikian, laba kotor tumbuh 13,17 persen menjadi Rp 2,59 triliun pada 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan mencatat laba kotor Rp 2,29 triliun.

PT Summarecon Agung Tbk membukukan beban penjualan naik 11,15 persen menjadi Rp 306,21 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 275,47 miliar Beban umum dan administrasi turun tipis 1,7 persen dari Rp 746,61 miliar pada 2020 menjadi Rp 733,35 miliar pada 2021.

4 dari 4 halaman

Kinerja Laba

Perseroan membukukan laba usaha Rp 1,55 triliun pada 2021, atau naik 22,08 persen dari periode 2020 sebesar Rp 1,27 triliun. Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 323,70 miliar pada 2021.

Laba tersebut tumbuh 80 persen dari periode 2020 sebesar Rp 179,83 miliar. Laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 20,82 pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,47.

PT Summarecon Agung Tbk membukukan total liabilitas Rp 14,81 triliun pada 2021 atau turun 6,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,83 triliun. Total ekuitas Rp 11,23 triliun pada 2021, naik 23,60 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,08 triliun.

Total aset perseroan Rp 26,04 triliun pada 2021. Aset naik 4,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 24,9 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 2,77 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.