Sukses

Bursa Saham Asia Bervariasi, Indeks Hang Seng Pimpin Koreksi

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin (4/7/2022) jelang keputusan bank sentral Australia dan Malaysia pekan ini. Indeks Hang Seng memimpin koreksi di bursa saham Asia Pasifik.

Indeks Hang Seng turun 1,8 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi merosot 1,26 persen. Bursa saham China alami koreksi pada awal pekan ini. Indeks Shanghai susut 0,67 persen dan indeks Shenzhen melemah 0,4 persen.

Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,79 persen, dan indeks Kosdaq susut 1,24 persen. Di sisi lain, bursa saham Jepang dan Australia menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 0,2 persen, dan indeks Topix menanjak 0,71 persen. Indeks Australia ASX 200 bertambah 1,1 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,33 persen.

Co-head Asia Pasific Equity Strategy Credit Suisse, Dan Fineman menuturkan, pasar tampaknya telah memperhitungkan secara memadai jumlah kenaikan suku bunga the Federal Reserve atau the Fed yang akan datang. Namun, risiko resesi sangat tinggi, ia menilai berarti pasar tidak mungkin untuk reli.

"Saya pikir yang terburuk ada di belakang kita. Mungkin akan sentuh posisi bawah, mungkin sedikit lebih banyak penurunan dari sini, tapi saya pikir kesulitan babak pertama tidak akan terulang pada skala yang sama di babak kedua,” ujar dia kepada CNBC, dikutip Senin (4/7/2022).

Dalam berita perusahaan, pengembang properti China Shimao melewatkan pembayaran bunga dan pokok obligasi luar negeri senilai USD 1 miliar. Perusahaan real estate lain juga melewatkan pembayaran bunga dan gagal bayar utangnya. Adapun bursa saham Amerika Serikat atau wall street tutup pada Senin, 4 Juli 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Indeks Dolar AS

Ke depan, hasil dari survei swasta mengenai aktivitas layanan China akan rilis akhir pekan ini bersama dengan data inflasi Korea Selatan dan beberapa keputusan bank sentral.

Pekan lalu, pada hari pertama paruh kedua tahun ini, bursa saham Eropa ditutup bervariasi, sedangkan pasar di Amerika Serikat menguat. Pada paruh pertama 2022 ditandai dengan kekhawatiran inflasi, kenaikan suku bunga dan resesi.

Indeks dolar AS berada di posisi 105,08. Yen Jepang berada di posisi 135,04 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,68 setelah pulih dari posisi di bawah USD 0,679.

"Kemungkinan kenaikan 75 basis poin pada Juni dan Juli menjaga dolar AS tetap kuat dalam waktu dekat, tetapi kami pertahankan pandangan inti kalau kekuatan dolar AS akan berkurang pada akhir tahun,” ujar Ekonom ANZ, Richard Yetsenga.

Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat turun 0,35 persen menjadi USD 108,05 per barel. Harga minyak mentah Brent susut 0,34 persen menjadi USD 111,25 per barel.

3 dari 4 halaman

Bursa Saham AS Menguat pada Awal Juli 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 1 Juli 2022. Wall street memulai kuartal baru dengan kinerja positif setelah indeks S&P 500 menutup kinerja semester I terburuk dalam beberapa dekade.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 321,83 poin atau 1,1 persen ke posisi 31.097,26. Indeks S&P 500 naik 1,1 persen ke posisi 3.825,33. Indeks Nasdaq bertambah 0,9 persen menjadi 11.127,85.

Saham homebuilder berkontribusi mendorong kenaikan wall street. Saham PulteGroup naik 6,5 persen, sementara Lennar dan D.R Horton masing-masing bertambah lebih dari 5 persen. Saham Etsy melambung 9 persen sehingga mendorong kenaikan indeks S&P 500.

McDonald memimpin Dow Jones lebih tinggi dengan kenaikan 2,5 persen. Saham Coca-Cola dan Boeing juga naik lebih dari 2 persen. Terlepas dari kenaikan, semua rata-rata indeks utama membukukan koreksi mingguan dalam lima minggu. Indeks Dow Jones turun 1,3 persen pada pekan ini. Indeks S&P 500 susut 2,2 persen, dan indeks Nasdaq merosot 4,1 persen.

Investor tetap fokus pada tanda-tanda peringatan dari beberapa perusahaan yang menurunkan panduan labanya sehingga menambah kekhawatiran investor terhadap inflasi. Inflasi yang terus menerus ke level tertinggi selama beberapa dekade dapat terus menekan harga saham.

Saham General Motors naik 1,4 persen, bahkan setelah perusahaan memperingatkan tentang masalah manufaktur pada kuartal II 2022 yang dapat membawa laba bersih untuk kuartal itu menjadi USD 1,6 miliar-USD 1,9 miliar. Analis memperkirakan laba bersih GM menjadi sekitar USD 2,5 miliar selama kuartal II, berdasarkan FactSet.

4 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Sementara itu, Micron Technology turun sekitar 3 persen karena panduan fiskal kuartal IV yang mengecewakan. Beberapa produsen chip lainnya pun terseret sentimen tersebut. Saham Nvidia turun 4 persen. Saham Qualcomm, Western Digital dan Advanced Micro Devices masing-masing turun sekitar 3 persen.

Saham Kohl turun 19,6 persen setelah perusahaan ritel memangkas prospeknya untuk kuartal II tahun fiskal, mengutip pengeluaran konsumen yang lebih lemah dan hentikan pembicaraan untuk menjual bisnisnya.

Michael Burry dari the Big Short memperingatkan kekalahan di pasar keuangan baru setengah jalan dan perusahaan akan melihat penurunan pendapatan berikutnya.

Analis Baird Ross Mayfield mencatat perkiraan pendapatan dari S&P 500 tumbuh 10 persen yoy kemungkinan terlalu tinggi bahkan dalam perlambatan ekonomi yang ringan. Dia juga menekankan perlunya melihat puncak inflasi, titik pusat dari berbagai faktor yang menghasilkan babak pertama yang terburuk di pasar saham.

“Koreksi hingga saat ini hampir seluruhnya berkontraksi berganda, laba adalah berikutnya yang turun. Panduan selama musim laporan keuangan kuartal dua dan tiga pada akhirnya menentukan kedalaman aksi jual ini,” ujar dia dikutip dari laman CNBC, Sabtu (2/7/2022).

Ia menuturkan, pasar kemungkinan tidak dapat pertahankan pasar yang positif hingga inflasi dan harapan inflasi terkendali dengan baik. Selain itu, bank sentral AS atau the Federal Reserve juga dapat mundur dari retorika hawkish.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.