Sukses

IHSG Naik 5,02 Persen pada Semester I 2022 di Tengah Lesunya Bursa Global

IHSG naik 5,02 persen sepanjang semester I 20222 ke posisi 6.911 pada Kamis, 30 Juni 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau melemah pada pekan ini. Pada Kamis, 30 Juni 2022, IHSG ditutup turun 33,77 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.911,58. IHSG dibuka pada posisi 6.949 dan menciptakan level tertinggi pada posisi 6.990.

Sepanjang paruh pertama 2022 IHSG telah naik 5 persen dari posisi awal tahunnya yaitu di 6.581. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 5,02 persen sepanjang semester I 20222 ke posisi 6.911 pada Kamis, 30 Juni 2022. Di sisi lain, indeks LQ45 melonjak 6,5 persen secara year to date (ytd) ke posisi 991,94 pada Kamis, 30 Juni 2022.

Adapun IHSG menciptakan kinerja yang cukup baik kendati terdapat berbagai sentimen global, seperti kenaikan suku bunga The Fed, kenaikan harga komoditas, hingga inflasi.

“Di tengah pasar modal global yang bergejolak, kenaikan ini bisa dikatakan cukup baik. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Nikkei yang terkoreksi 8,3 persen pada periode yang sama,” ujar Analis BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (1/7/2022).

Maxi mencermati, IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian global saat ini. Bahkan saat bursa Amerika Serikat, wall street juga terkoreksi, bursa dalam negeri relatif masih stabil. Menurut dia, kondusivitas pasar dalam negeri salah satunya pengendalian inflasi oleh otoritas terkait sepanjang paruh pertama 2022.

"Bursa AS gonjang ganjing luar biasa. Dua pekan lalu, IHSG naik. IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian,” kata dia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dibayangi Harga Komoditas dan Suku Bunga The Fed

Sementara itu, Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai pergerakan IHSG pada semester I 2022 dipengaruhi oleh  pergerakan harga komoditas dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.

“Semester I dipengaruhi pergerakan harga komoditas dan suku bunga the fed,” ujar Agus Pramono kepada Liputan6.com, Selasa, 26 Juni 2022.

Dia menuturkan, terdapat sentimen yang mempengaruhi penguatan IHSG selama semester I 2022 pada sektor energi dan transportasi. 

“Kalau energi di semester I ya karena coal harganya naik. Transportasi saya melihat penyelesaian hutang GIAA akan membawa sentimen yang positif walau untuk saham transportasi lain didorong naiknya penggunaan ecommerce,” kata Agus.

Sepanjang semester I 2022, indeks sektor saham energi memimpin penguatan. Indeks sektor saham IDXenergy melonjak 43,76 persen. Disusul indeks sektor saham transportasi dan logistik menanjak 23,46 persen, dan indeks sektor saham IDX industri melambung 16,76 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXteknologi memimpin koreksi selama enam bulan pertama 2022. Indeks sektor IDXtechnology susut 12,33 persen. Disusul indeks sektor saham properti dan real estate atau IDXproperty and real estate turun 12,18 persen, diikuti indeks sektor saham IDXsector keuangan merosot 5,86 persen. Sepanjang 2022, investor asing mencatat aksi beli bersih saham mencapai Rp 61,13 triliun.

3 dari 4 halaman

Prediksi IHSG pada Semester II 2022

Untuk semester II 2022,  Maxi mengatakan pergerakan IHSG akan lebih disokong perbaikan kinerja oleh emiten. Seiring dengan tren pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.

"Kita dari BNI sekuritas target IHSG sekitar 7.300—7.600, kita optimis," kata Maxi.

Salah satu sektor yang menarik untuk dicermati saat ini adalah pertambangan. Hal itu seiring tren kenaikan harga komoditas khususnya batu bara. Lainnya, yakni sektor konsumer yang dinilai ikut terkerek seiring pulihnya daya beli masyarakat. Sementara itu, untuk sektor yang perlu diwaspadai yakni komoditas crude palm oil (CPO). Hal ini lantaran harga CPO yang relatif turun karena persediaan  yang melimpah.

"Yang diwaspadai mungkin CPO, karena harga sedang turun. Itu karena ada kekhawatiran pasokan yang berlebih dari Malaysia dan Indonesia yang berdampak pada koreksi harga CPO,” ujar dia.

Sementara itu, Agus memprediksi IHSG berada di rentang 7.200 - 7.500. Pada semester II 2022 perlu mewaspadai suku bunga the Fed serta pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

"Kalau semester II, yang perlu diwaspadai adalah suku bunga the Fed, dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat,” ujar Agus.

Untuk potensi penggalangan dana di pasar modal pada semester II 2022 masih akan sama.

“Untuk penggalangan dana saya rasa akan sama ya, Blibli akan IPO, juga ada beberapa kalau tidak salah,” ujar Agus. 

 

4 dari 4 halaman

Pembukaan IHSG pada 1 Juli 2022

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada perdagangan Jumat pagi (1/7/2022).  Mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin oleh indeks sektor saham IDXtransportasi.

Pada pembukaan perdagangan, mengutip RTI, IHSG naik delapan poin ke posisi 6.919,06.Pada pukul 09.34 WIB, IHSG berbalik arah ke zona merah dengan turun 0,02 persen ke posisi 6.609. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.940,98 dan terendah 6.905,65. Sebanyak 184 saham menguat dan 257 saham melemah. 179 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 236.597 kali dengan volume perdagangan 4,1 miliar saham. Nilai transaksi Rp 2,2 triliun. Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXenergy menguat 0,97 persen.

Indeks sektor saham IDXtransportasi merosot 1,97 persen dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic melemah 0,80 persen, indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 0,56 persen, dan indeks sektor saham IDXtechno merosot 0,65 persen.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup melemah ke posisi 6.911 pada Kamis, 30 Juni 2022. Hal ini seiring data perdagangan pada akhir bulan menunjukkan arah aliran dana asing yang sangat beragam karena beberapa aktivitas rebalancing.

Investor domestik pun membeli saham-saham bank besar. Di sisi lain, saham TOWR terus menguat seiring pasar melihat valuasi perusahaan yang menarik dibandingkan perusahaan sejenis.

Dari berita ekonomi, survei Bank Indonesia menunjukkan hingga minggu ke-2 Juni, inflasi telah mencapai 4,05 persen yoy. Rupiah melemah bertahap setelah Bank Indonesia pertahankan suku bunga pekan lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.