Sukses

IHSG Anjlok 1 Persen, Mayoritas Sektor Saham Tertekan

Pada pembukaan perdagangan, Jumat (17/6/2022), IHSG turun 63 poin ke posisi 6.987,75.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam pada perdagangan Jumat (17/6/2022). Investor asing pun melakukan aksi jual saham jelang akhir pekan ini.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG turun 63 poin ke posisi 6.987,75. Pada pukul 09.21 WIB, IHSG anjlok 1,08 persen ke posisi 6.974. Indeks LQ45 merosot 1,35 persen ke posisi 1.004,84. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.999,53 dan terendah 6.953,12

Sebanyak 300 saham merosot. 130 saham menguat dan 173 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 192.819 kali dengan volume perdagangan 4,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 2,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 130 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.740.

Sebagian besar sektor saham kompak koreksi. Sedangkan indeks sektor saham IDXhealth menanjak 0,19 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno merosot 1,66 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,98 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal tergelincir 0,94 persen, indeks sektor saham IDXbasic merosot 0,91 persen.

Mengutip riset PT NH Korindo Sekuritas Indonesia prediksi, IHSG akan menguat dengan kisaran 7.000-7.260 pada Jumat pekan ini. Pada perdagangan kemarin, kekhawatiran yang ganggu pergerakan IHSG di zona hijau sejak awal perdagangan, dan berhasil naik 43 poin ke posisi 7.050.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Review IHSG Kamis 16 Juni 2022

“Swiss National Bank menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 15 tahun. Sementara itu, Bank of England menaikkan lagi suku bunga acuannya, kelima kalinya berturut-turut tahun ini, ke level 1,25 persen atau level tertinggi sejak krisis keuangan global pada 2009,” tulis PT NH Korindo Sekuritas Indonesia.

Sementara itu, mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia IHSG menguat pada Kamis, 16 Juni 2022 mengikuti wall street. Bank-bank mencatat pergerakan saham yang beragam. Saham BBCA naik 3 persen karena aksi beli investor asing USD 7,5 juta.

Diikuti saham ARTO yang bertambah 8 persen dari posisi terendah 52 minggu. Sementara itu, dua saham bank BUMN lainnya melemah dengan saham BBRI susut 0,45 persen dan BBNI melemah 0,3 persen karena aksi ambil untung.

Selain itu, harga komoditas berbalik setelah gelombang ambil untung sebelum pertemuan FOMC. Saham MDKA turun 0,7 persen karena tekanan jual.

3 dari 5 halaman

Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing

Saham-saham yang catat top gainers antara lain:

-Saham KONI melonjak 16,32 persen

-Saham PTDU melonjak 14,13 persen

-Saham SOTS melonjak 13,33 persen

-Saham HITS melonjak 10 persen

-Saham AKSI melonjak 9,42 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham HDIT melemah 6,94 persen

-Saham RSGK melemah 6,94 persen

-Saham PURI melemah 6,85 persen

-Saham FITT melemah 6,84 persen

-Saham INPS melemah 6,69 persen

 

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BRMS senilai Rp 35,8 miliar

-Saham BBYB senilai Rp 5,6 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 2,7 miliar

-Saham ISAT senilai Rp 2,6 miliar

-Saham SLIS senilai Rp 2,4 miliar

 

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 46,9 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 43,9 miliar

-Saham PTBA senilai Rp 16 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 14,8 miliar

-Saham ITMG senilai Rp 14 miliar

4 dari 5 halaman

Bursa Saham Asia Merosot pada Pembukaan Perdagangan 17 Juni 2022

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Jumat pagi, (17/6/2022). Koreksi bursa saham Asia mengikuti wall street yang tertekan. Hal ini setelah investor mempertimbangkan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) agresif memperketat kebijakan moneternya akan berdampak terhadap resesi.

Di Jepang, indeks Nikkei merosot 2,32 persen. Indeks Topix tergelincir 2,25 persen. Indeks Korea Selatan Kospi melemah 1,17 persen. Di Hong Kong, indeks Hang Seng turun 0,61 persen pada awal sesi perdagangan.

Di bursa saham China, indeks Shanghai susut 0,55 persen, dan indeks Shenzhen merosot 0,63 persen. Di Australia, indeks ASX 200 tergelincir 2,32 persen. Indeks Singapura merosot 0,2 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,82 persen. Di AS, wall street anjlok.  Indeks S&P 500 turun 3,25 persen ke posisi 3.666,77. Indeks Dow Jones terperosok 741,46 poin atau 2,42 persen ke posisi 29.927,07. Indeks Nasdaq melemah 4,08 persen ke posisi 10.646,10.

Bank sentral Jepang juga akan rilis pernyataan kebijakan moneter. “Kami tidak mengharapkan bank sentral Jepang untuk melepas target imbal hasil 0 persen. Plus minus 25 basis poin untuk obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun. Dorongan inflasi yang mendasari Jepang lemah sekitar 1 persen per tahun,” ujar Head of International Economics Commonwealth Bank of Australia, Joseph Capurso dilansir dari CNBC, Jumat pekan ini.

 

5 dari 5 halaman

Menanti Kebijakan Bank Sentral Jepang

Ia menuturkan, jika bank sentral Jepang mempertahankan kebijakan moneter tidak berubah, yen dan tingkat swap Jepang dan imbal hasil kemungkinan akan terkoreksi.

Jelang keputusan itu, Yen Jepang diperdagangkan pada kisaran 133,11 per dolar AS. Keputusan bank sentral Jepang ini setelah bank sentral Amerika Serikat, Bank of England dan Swiss National Bank mengumumkan kenaikan suku bunga.

“Kontradiksinya adalah sementara pasar mengatakan bank sentral harus berbuat lebih banyak untuk mengendalikan inflasi. Semakin banyak yang dilakukan bank sentral untuk mengendalikan inflasi, semakin dalam mengejutkan pasar. Sekarang Anda berada dalam kondisi itu saat ini,” ujar President and Global Strategist Independet Strategy, David Roche.

Indeks dolar AS berada di posisi 104,05 setelah menyentuh di atas 105. Dolar Australia berada di posisi 0,7026. Harga minyak pada jam perdagangan di Asia melemah. Harga minyak brent berjangkan melemah 0,84 persen menjadi USD 118,80 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat tergelincir 0,82 persen menjadi USD 116,63 per barel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.