Sukses

Widodo Makmur Perkasa Incar Pendapatan Rp 7,1 Triliun pada 2022

Kontribusi terbesar pendapatan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMMP) masih dari peternakan unggas pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMMP) membidik pendapatan Rp 7,1 triliun dan laba komprehensif konsolidasi Rp 498 miliar pada 2022.

"Target 2022 pendapatan Rp 7,1 triliun dengan gross profit Rp 1,2 triliun secara konsolidasi. Consolidated comprehensive income Rp 498 miliar, peningkatan dari tahun sebelumnya sekitar 60 persen,” ujar Direktur Keuangan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk, Eko Agmi Andriana saat paparan publik, Rabu (15/6/2022).

Mengutip materi paparan publik perseroan, target 2022 untuk kontributor pendapatan terbesar dari usaha peternakan unggas mencapai 45 persen dari periode 2021 sebesar 42 persen. Disusul peternakan sapi sebesar 30 persen pada 2022. Namun, target 2022 itu lebih rendah dari 2021 sebesar 35 persen.

Kemudian disusul kontribusi pendapatan dari daging sebesar 13 persen pada 2022 dari periode 2021 15 persen. Selain itu, perseroan juga menargetkan kenaikan pendapatan dari komoditas sebesar 10 persen pada 2022 dari 2021 sebesar 5 persen. Kemudian dari konstruksi sebesar 2 persen pada 2022.

Hingga Maret 2022, penjualan perseroan mencapai Rp 1,10 triliun. Penjualan itu naik 9,2 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1 triliun. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 944,47 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 867,93 miliar.

Laba kotor perseroan tercatat Rp 157,63 miliar hingga kuartal I 2022. Laba kotor tersebut tumbuh 11,73 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 141,07 miliar.

Sementara itu, laba usaha perseroan naik 15,9 persen menjadi Rp 93,67 miliar hingga kuartal I 2022 dari kuartal I 2021 sebesar Rp 80,77 miliar. Laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 25,49 persen menjadi Rp 10,39 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,95 miliar.

Total ekuitas perseroan tercatat Rp 2,43 triliun hingga kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 2,41 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 3,36 triliun selama kuartal I 2022 dari Desember 2021 Rp 3,24 triliun.

Selain itu, aset naik menjadi Rp 5,80 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,65 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara sebesar Rp 333,96 miliar selama kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 305,05 miliar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Realisasi Dana IPO

Untuk penggunaan dana IPO, Eko menuturkan, hingga 31 Desember 2021 dari empat rencana penggunaan dana IPO yang direalisasikan dua.

"Penambahan modal kepada entitas anak Rp 290 miliar, working capital Rp 432 miliar. Sisanya di dalam RUPS lakukan perubahan untuk joint operation mitra di Australia peternakan integrasi menjadi ke modal kerja sisanya sehingga utilisasi dana IPO capital injection entitas anak Rp 129 miliar semula Rp 342 miliar menjadi Rp 549 miliar,” ujar Eko.

Di sisi lain, perseroan juga mengantisipasi dari kekurangan bahan pangan. Perseroan akan membangun fasilitas produksi untuk tingkatkan kapasitas.

"Widodo Makmur Perkasa mendesain capex spending lima tahun ke depan meningkat rata-rata Rp 1,2 triliun per tahun. Kalau konversikan pertumbuhan rata-rata angka 39 leverage dalam lima tahun,” kata Direktur Utama PT Widodo Makmur Perkasa Tbk, Tumiyana.

Terkait ada wabah penyakit mulut dan kaki (PMK), Tumiyana menuturkan,  hal tersebut berdampak terhadap industri peternakan. Padahal menurut Tumiyana, wabah PMK sudah tidak terasa sejak 1986.

"April terjadi (wabah PMK-red) dampaknya ke industri peternakan, penyerapan pasar alami penurunan," kata dia.

 

 

3 dari 4 halaman

IPO Widodo Makmur Perkasa

Sebelumnya, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk mulai masuk masa penawaran umum dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Masa penawaran umum tersebut mulai 30 November 2021-2 November 2021.

Kemudian akan dilanjutkan dengan penjatahan pada 2 Desember 2021, tanggal distribusi saham secara elektronik pada 3 Desember 2021. Selanjutnya saham Widodo Makmur Perkasa akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 6 Desember 2021.

Perusahaan telah menetapkan harga penawaran sebesar Rp 160 per lembar saham dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

Perseroan akan menawarkan 4,41 miliar saham baru, porsi tersebut mewakili 15,02 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Nilai nominal saham ditetapkan Rp 20 dan harga penawaran senilai Rp160.

Dengan demikian, perseroan akan mengantongi Rp 707,04 miliar dalam aksi IPO ini. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Surya Fajar Sekuritas, dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. 

Sementara itu, penjamin emisi efek adalah PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Valbury Sekuritas Indonesia, dan PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk.

 

 

4 dari 4 halaman

Katalis Perseroan

CEO & Founder WMPP, Tumiyana menyatakan, langkah IPO ini akan menjadi katalis bagi perusahaan bergerak maju dan merealisasikan rencana pertumbuhan jangka panjang perseroan yang telah dirancang.

WMPP memiliki lima lini bisnis yang saling terintegrasi serta menerapkan model bisnis hijau yang berkelanjutan. Tumiyana menilai, hal itu akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

"Sehingga menurut kami, saham WMPP patut dipertimbangkan oleh para calon investor untuk dikoleksi di dalam portofolionya sebagai instrumen investasi jangka panjang,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Selasa (30/11/2021).

Perusahaan berencana memakai sekitar 11,50 persen dari dana IPO untuk membiayai pengembangan kerjasama operasi (KSO) export yard, logistik, dan rumah potong hewan di Australia bersama mitra.

Sekitar 19 persen akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi, dan Papua.

Sekitar 19 persen lainnya akan digunakan untuk pemberian modal kepada entitas usaha, sedangkan sisanya sekitar 50,50 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Widodo Makmur Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Consumer Goods dan Komoditas Agrikultur yang terintegrasi secara holistik dengan lima lini bisnis yakni; Livestock, Meat Processing, Poultry, Commodity, serta Construction dan Energy. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.