Sukses

Mengintip Perkembangan Proyek Vale Indonesia di Pomalaa

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Febriany Eddy mengungkapkan, proyek Pomalaa telah mencatatkan sejumlah perkembangan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa).

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy mengungkapkan, proyek tersebut telah mencatatkan sejumlah perkembangan. Salah satunya perizinan kunci sudah didapat dengan dukungan dari pemerintah.

"Akuisisi lahan sedang dalam proses. Kemudian pelabuhan sudah siap untuk kapasitas 40 ribu ton. Saat ini sedang di-upgrade menjadi 120 ribu ton nikel,” kata Febriany dalam RDP dengan Komisi VII, Kamis (2/6/2022).

Sebelumnya, perseroan bekerja sama dengan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd, (SMM) untk proyek di Pomalaa dengan potensi kapasitas produksi 40 ribu metrik ton nikel per tahun.

Namun, akhir April lalu SMM memutuskan untuk menghentikan studi kelayakan yang sedang berlangsung atas pembangunan kilang nikel di wilayah Pomalaa di Kabupaten Kolaka di Sulawesi Tenggara di Indonesia.

Perusahaan mengaku sulit untuk mempertahankan tim studi proyek internal dan eksternal tanpa prospek kemajuan di masa depan. Sehingga SMM menyimpulkan bahwa mereka tidak punya pilihan selain menghentikan studi.

Tak berselang lama, Vale Indonesia mengumumkan kerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa).

Proyek HPAL Pomalaa akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi dan konfigurasi HPAL Huayou yang telah teruji untuk memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang PT Vale di Pomalaa, untuk menghasilkan Produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga mencapai 120 ribu metrik ton nikel per tahun.

“Kami mengubah partner dari SMM menjadi Huayou, dengan kapasitas produksi dari SMM yang tadinya 40 ribu ton per tahun menjadi 120 ribu per ton,” kata dia.

Febriany mengatakan pekerjaan konstruksi awal sudah dilakukan. Diperkirakan, dalam waktu maksimum 3 tahun pengerjaan pabrik akan rampung.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Serahkan Bandara Sorowako ke Pemprov Sumsel

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menyerahkan Bandar Udara (Bandara) Sorowako dan pengelolaan kebandarudaraan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan penyerahan aset bandara ini dharapkan akan bisa mendukung pariwisata.

Penyerahan Bandara Sorowako dan pengelolaan kebandarudaraan dilakukan langsung oleh Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy kepada Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.

“Alhamdulillah, ini jadi kabar baik khususnya untuk masyarakat Luwu Raya. Setelah perjuangan bertahun-tahun, PT Vale akhirnya menyerahkan Bandara Sorowako kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dikutip dari Antara, Kamis, 12 Mei 2022.

Ada tiga objek yang diserahkan PT Vale, yakni lahan seluas 25,4 hektar (ha), barang bergerak berupa aset-aset yang berfungsi sebagai sarana dan prasana yang mendukung pengoperasian Bandara Sorowako, serta pengelolaan jasa kebandarudaraan atas Bandar Udara Sorowako di Luwu Timur.

Penyerahan bandara ini juga menjadi bagian dari upaya besar Andi Sudirman untuk mendorong terus menerus perusahaan multinasional dan nasional yang beroperasi di Sulsel untuk secara signifikan memberikan kontribusi bagi masyarakat Sulsel.

Andi Sudirman menyampaikan terima kasih dan apresiasi PT Vale Indonesia atas dedikasi dan kontribusinya untuk masyarakat Sulawesi Selatan.

“PT Vale sebagai perusahaan Multinasional Nasional hari menunjukkan niat baik untuk terus berkontribusi bagi masyarakat Sulsel dan Luwu Raya pada khususnya. Mudah-mudahan komitmen ini akan terus berlanjut khususnya komitmen untuk membantu kemajuan daerah Luwu Timur dan Sulsel,” ujar dia.

Ia pun berharap, dengan dibukanya layanan umum di Bandara Sorowako akan mendukung pariwisata, dan mendatangkan wisatawan mancanegara maupun domestik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Luwu Timur.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja 2021

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan kinerja keuangan yang positif selama kuartal I 2022 seiring  pertumbuhan pendapatan dan laba bersih naik signifkan. Adapun kenaikan laba bersih tersebut didorong lonjakan harga nikel.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Rabu (11/5/2022), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan pendapatan USD 235,08 juta atau setara Rp 3,42 triliun (asumsi kurs Rp 14.551 per dolar AS) pada kuartal I 2022. Realisasi pendapatan tersebut naik 13,8 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 206,55 juta atau sekitar Rp 3 triliun.

Pertumbuhan pendapatan itu didukung lonjakan laba bersih selama kuartal I 2022. Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih 100,7 persen menjadi USD 67,64 juta atau setara Rp 983,45 miliar dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 33,69 juta atau setara Rp 489,8 miliar.

Adapun beban pokok pendapatan perseroan turun 8,04 persen menjadi USD 142,35 juta pada kuartal I 2022. Dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 154,81 juta.

Dalam keterangan resmi, perseroan menyatakan laba bersih yang kuat tersebut didorong harga nikel yang menguntungkan. Perseroan mencatat harga realisasi rata-rata naik menjadi USD 17.432 per ton pada kuartal I 2022, mengalami kenaikan 25,3 dari periode sama tahun sebelumnya USD 13.912 per ton. Sedangkan alami kenaikan 13 persen dari kuartal IV 2021 sebesar USD 15.372 per ton.

Namun, produksi nikel dalam matte perseroan turun 9,02 persen menjadi 13.827 metrik ton pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 15.198 per ton. Demikian juga penjualan nikel dalam matte susut 9,16 persen menjadi 13.486 metrik ton pada kuartal I 2022 dibandingkan tahun sebelumnya 14.847 metrik ton.

 

4 dari 4 halaman

Kenaikan EBITDA

Sementara itu, perseroan mencatat kenaikan earning before interest, tax, depreciation, and amortization (EBITDA) 30,70 persen menjadi USD 116,2 juta pada kuartal I 2022 dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 88,9 juta.

“Meskipun produksi lebih rendah karena sedang berlangsungnya pembangunan kembali tanur listrik 4, kami mampu menghasilkan EBITDA yang lebih tinggi, laba yang lebih tinggi dan saldo kas yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya,” ujar CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy.

Ia menambahkan, saldo kas yang kuat akan memungkinkan perseroan menjalankan rencana pertumbuhan saat ini dan ke depan. “Namun, mengingat volatilitas di pasar, kami tetap fokus untuk mengoptimalkan kapasitas produksi kami dan meningatkan efisiensi operasi kami,” ujar dia.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 10 Mei 2022, saham INCO melemah 5,23 persen ke posisi Rp 6.800 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi 6.975 dan terendah 6.675 per saham. Total volume perdagangan 56.604.212 saham dan nilai transaksi Rp 382,2 miliar. Total frekuensi perdagangan 18.268 kali.

Sepanjang 2022, saham INCO melonjak 45,30 persen ke posisi Rp 6.800 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 8.800 dan terendah Rp 4.240 per saham. Total volume perdagangan 2.579.658.208 saham. Nilai transaksi Rp 16 triliun. Total frekuensi perdagangan 695.007 kali.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.