Sukses

Wall Street Kembali Koreksi Imbas Tekanan Saham Cisco

Wall street kembali melemah pada perdagangan Kamis, 19 Mei 2022 seiring aksi jual saham oleh investor.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Kamis, 19 Mei 2022. Indeks S&P 500 anjlok mendekati pasar bearish.

Investor terus melakukan aksi jual saham di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) untuk melawan inflasi yang cepat akan mengarahkan ekonomi ke dalam resesi.

Pada penutupan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,58 persen menjadi 3.900,79 setelah melemah 4 persen pada perdagangan Rabu, 18 Mei 2022. Indeks tertatih-tatih di pasar bearish, atau sekitar 19 persen di bawah rekor yang dicapai pada Januari 2022.

Indeks Dow Jones melemah 236,94 poin atau 0,75 persen menjadi 31.253,13. Hal ini terjadi sehari setelah alami penurunan terbesar sejak 2020 pada sesi sebelumnya dengan susut 1.164 poin. Indeks Nasdaq melemah 0,26 persen menjadi 11.388,50 seiring koreksi 4,7 persen pada perdagangan Rabu pekan ini.

“Hal utama bagi investor adalah untuk bersiap hadapi volatilitas yang berkepanjangan. Kami percaya volatilitas akan menjadi narasi investor untuk seimbang pada kuartal II, untuk keseimbangan 2022,” ujar CEO AXS Investments, Greg Bassuk dikutip dari CNBC, Jumat (20/5/2022).

Indeks Nasdaq dan S&P 500 turun lebih dari persen pada pekan ini. Sementara itu, indeks Dow Jones merosot 2,9 persen. Koreksi itu sebagian didorong oleh laporan kuartalan berturut-turut dari Target dan Walmart yang menunjukkan biaya bahan bakar lebih tinggi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham Cisco Alami Koreksi Tajam

Selain itu, permintaan konsumen yang tertahan merusak hasil di tengah inflasi yang tinggi dalam beberapa dekade. Bahkan setelah penurunan 24 persen pada Rabu, saham Target kembali koreksi dengan turun 5,1 persen pada Kamis, 19 Mei 2022.

“Penjualan tajam di perusahaan-perusahaan ini (perusahaan barang/konsumen lainnya pada kuartal ini) menunjukkan tekanan inflasi akhirnya berdampak pada laba,” ujar Head of US Equity Strategy Barclays, Maneesh S.Deshpande.

Ia menuturkan, meskipun inflasi meningkat, margin S&P 500 dan laba ke depan tetap tangguh yang tampaknya tidak lagi menjadi masalah.

Sementara itu, Cisco memimpin koreksi di saham teknologi. Saham Cisco melemah 13,7 persen. Cisco menuturkan, pendapatan kuartalan jauh dari harapan analis dan memperingatkan pendapatan yang mengecewakan untuk kuartalan terbaru.

Di sisi lain, kenaikan di sejumlah saham teknologi mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq. Saham Sypnopsus naik 10,3 persen pada perdagangan Kamis, 19 Mei 2022 setelah membukukan pendapatan lebih baik. Saham perusahaan cloud Datadog melonjak 9,6 persen. Saham Nvidia dan Amazon juga ditutup di zona hijau.

3 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Saham yang berada di bawah tekanan sepanjang tahun dengan investor pertama kali beralih dari saham teknologi dengan sedikit keuntungan. Namun, aksi jual telah menyebar ke lebih banyak sektor saham ekonomi termasuk bank dan ritel karena meningkatnya kekhawatiran akan resesi membuat investor khawatir.

Sejumlah saham di indeks S&P mencapai posisi terendah baru dalam 52 minggu pada Kamis peka ini. Saham Target diperdagangkan pada posisi terendah yang tidak terlihat sejak November 2020. Saham Walmart diperdagangkan pada titik ternedah sejak Juli 2020.

Saham Bank of America dan Charles Schwab turun ke level terburuk sejak Februari 2021. Saham Intel telah melemah ke posisi terendah yang tidak terlihat sejak Oktober 2017.

“Pelaku pasar masih menjual. Dengan kata lain uang berputar menjadi uang tunai bukan antar sektor yang berbeda,” ujar Chief Market Technician BTIG, Jonathan Krinsky.

Ia menambahkan, meski tidak akan menjadi garis lurus, ini mengkonfirmasikan menjual reli di pasar bearish jauh lebih mudah dari pada membeli.

4 dari 4 halaman

Data Ekonomi

Sejumlah pengamat juga mengeluarkan prediksi untuk saham jika kenaikan suku bunga the Fed mendorong ekonomi ke dalam resesi.Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I turun ke 1,4 persen sehingga beberapa perlambatan sudah terlihat.

Deutsche Bank memangkas target resminya untuk indeks S&P 500 tetapi mengatakan resesi akan membawa koreksi lebih besar.

“Jika kita segera meluncur ke dalam resesi, kita melihat aksi jual pasar melampaui rata-rata,” ujar Deutsche Bank’s Chief Global Strategist Binky Chadha.

Selama konferensi Wall Street Journal, Ketua the Federal Reserve Jerome Powell mengulangi komentarnya tidak aka nada keraguan untuk menurunkan inflasi.

Sementara itu, klaim pengangguran mingguan AS naik menjadi 218.000 untuk pekan yang berakhir 14 Mei 2022. Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, petunjuk terbaruk pertumbuhan ekonomi sedang melambat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.