Sukses

Harga Minyak Melonjak, Laba Saudi Aramco Naik 82 Persen pada Kuartal I 2022

Laba bersih Saudi Aramco naik 82 persen menjadi USD 39,5 miliar atau sekitar Rp 577,75 triliun pada kuartal I 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa perusahaan minyak Saudi Aramco melaporkan lonjakan laba bersih lebih dari 80 persen pada kuartal I 2022 yang disampaikan pada Minggu, 15 Mei 2022. Realisasi laba bersih Saudi Aramco melampaui ekspektasi analis dan menetapkan rekor pendapatan kuartalan baru sejak penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO)-nya.

Raksasa Arab Saudi itu mengatakan laba bersih naik 82 persen menjadi USD 39,5 miliar atau sekitar Rp 577,75 triliun (asumsi kurs Rp 14.626 per dolar AS) dalam tiga bulan pertama 2022, naik dari USD 21,7 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu. Survei analis dari Reuters memperkirakan laba bersih USD 38,5 miliar atau sekitar Rp 563,13 triliun.

Rekor kuartal untuk Saudi Aramco datang di tengah kuartal yang menonjol untuk raksasa minyak yang diuntungkan atas kenaikan tajam harga minyak dan gas. Saudi Aramco mengatakan pendapatannya didorong oleh harga minyak mentah yang lebih tinggi, peningkatan volume penjualan dan peningkatan margin hilir.

"Selama kuartal pertama, ekspansi hilir strategis kami berkembang lebih jauh di Asia dan Eropa, dan kami terus mengembangkan peluang yang melengkapi tujuan pertumbuhan kami," kata Presiden dan CEO Aramco Amin Nasser dalam rilis pendapatan, dikutip dari CNBC, ditulis Senin (16/5/2022).

"Dengan latar belakang peningkatan volatilitas di pasar global, kami tetap fokus untuk membantu memenuhi permintaan dunia akan energi yang andal, terjangkau, dan semakin berkelanjutan,” perseroan menambahkan.

Dengan kapitalisasi pasar sekitar USD 2,43 triliun atau sekitar Rp 35.543 triliun pada Rabu, 11 Mei 2022, Aramco minggu lalu melampaui Apple untuk menjadi perusahaan paling berharga di dunia. Kapitalisasi pasar perusahaan tampak serupa pada Minggu.

Saham Aramco naik lebih dari 15 persen sejauh ini pada 2022. Pada Maret, raksasa minyak melaporkan laba setahun penuh tahun lalu meningkat lebih dari dua kali lipat karena kenaikan harga minyak yang sedang berlangsung, didorong lebih tinggi oleh invasi Rusia ke Ukraina, menjulang Uni Eropa sanksi terhadap minyak Rusia dan prospek pasokan yang lebih ketat.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Bonus Saham

Hasil Aramco mencerminkan momentum berkelanjutan dalam industri minyak dan gas, yang telah diuntungkan dari kenaikan harga lebih dari 45 persen sejak awal tahun.

Penghasilan dari rekan-rekan global Aramco seperti BP dan Shell telah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun, meskipun menimbulkan penurunan nilai karena keluar dari operasi di Rusia setelah invasi ke Ukraina.

Sebagai hasilnya, Aramco memberi penghargaan kepada investor. Perusahaan mengatakan akan menggunakan USD 4 miliar atau sekitar Rp 58,50 triliun  dalam laba ditahan untuk mendistribusikan saham bonus kepada pemegang saham sebesar satu saham untuk setiap 10 saham yang dimiliki.

Itu juga menjaga dividennya yang sangat besar stabil pada USD 18,8 miliar dolar atau sekitar Rp 274,98 triliun, ditutupi oleh peningkatan arus kas bebas sebesar 68 persen year-on-year menjadi USD 30,6 miliar atau sekitar Rp 447,58 triliun.

3 dari 5 halaman

Kinerja 2021

Sebelumnya, Perusahaan raksasa minyak Arab Saudi Aramco melaporkan lonjakan pendapatan setahun penuh pada Minggu (20/3/2022). Saudi Aramco membukukan laba bersih year-on-year lebih dari dua kali lipat menjadi USD 110 miliar atau sekitar Rp 1.577 triliun (asumsi kurs Rp 14.340 per dolar AS).

Laba bersih Saudi Aramco 2021 meningkat 124 persen menjadi USD110 miliar pada 2021, dibandingkan 2020 sebesar USD 49 miliar atau sekitar Rp 702,68 triliun, Kenaikan laba bersih itu seiring harga minyak mentah yang lebih tinggi, margin penyulingan dan refinery yang lebih kuat, serta konsolidasi bisnis bahan kimianya, hasil setahun penuh SABIC.

Realisasi laba bersih tersebut sesuai dengan ekspektasi, serta dengan analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan laba bersih sebesar USD 109,7 miliar untuk setahun penuh. Saham naik 4 persen pada Minggu di tengah berita, hal itu berdasarkan data Reuters.

"Hasil kuat kami adalah bukti disiplin keuangan kami, fleksibilitas melalui kondisi pasar yang berkembang dan fokus teguh pada strategi pertumbuhan jangka panjang kami, yang menargetkan pertumbuhan nilai bagi pemegang saham kami,” ujar CEO Aramco Amin Nasser, dikutip dari CNBC, Minggu (20/3/2022).

Sementara itu, Saudi Aramco diuntungkan dari melonjaknya harga minyak selama 2021, dengan harga patokan internasional minyak mentah Brent naik di atas USD 80 per barel pada akhir tahun, naik sekitar 50 persen untuk periode 12 bulan.

Lalu, kekurangan pasokan menambah banyak faktor kompleks yang mendorong ketidakpastian besar di seluruh kompleks energi dan komoditas, bahkan sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

"Meskipun kondisi ekonomi telah membaik secara signifikan, namun prospeknya tetap tidak pasti karena berbagai faktor makro ekonomi dan geopolitik,” ia menambahkan.

 

4 dari 5 halaman

Tebar Dividen

Saudi Aramco juga mengumumkan dividen kuartal keempat sebesar USD 18,8 miliar, yang akan dibayarkan pada kuartal pertama 2022. Dividen tersebut ditutupi oleh kenaikan arus kas bebas menjadi USD 107,5 miliar pada 2021, dibandingkan dengan USD 49,1 miliar pada 2020.

Tak hanya itu, Saudi Aramco sebut akan merekomendasikan laba ditahan USD 4 miliar untuk membayar saham bonus kepada investor, dengan persetujuan.

Berdasarkan rekomendasi tersebut, pemegang saham akan menerima satu saham bonus untuk setiap 10 saham yang dimiliki. Akibatnya, total dividen untuk 2021 adalah USD 75 miliar tunai, selain saham bonus.

Perusahaan juga mengatakan akan berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak mentah menjadi 13 juta barel per hari pada 2027, memperluas produksi cair ke kimia, dan berupaya meningkatkan produksi gas lebih dari 50 persen pada 2030.

Selain itu, Saudi Aramco juga mengatakan ingin mencapai emisi gas rumah kaca Lingkup 1 dan Cakupan 2 bersih-nol di seluruh aset yang dioperasikan sepenuhnya dimiliki olehnya pada 2050.

Cakupan 1 mengacu pada emisi langsung dari sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan, sementara Cakupan 2 mencakup emisi tidak langsung dari pembangkitan daya beli yang dikonsumsi oleh perusahaan.

 

5 dari 5 halaman

Belanja Modal

Saudi Aramco anggarkan belanja modal pada 2021 USD 31,9 miliar atau setara Rp 457,46 triliun, meningkat 18 persen dari 2020.

Kenaikan belanja modal terutama didorong oleh peningkatan aktivitas sehubungan dengan peningkatan minyak mentah, Pabrik Gas Tanajib dan program pengeboran pengembangan.

Aramco mengharapkan belanja modal 2022 menjadi sekitar USD 40-50 miliar atau sekitar Rp 573,62 triliun-Rp 717,03 triliun, dengan pertumbuhan lebih lanjut diharapkan hingga sekitar pertengahan dekade ini. Angka-angka tersebut sangat kontras dari pendapatan perusahaan pada 2020, yang mengalami penurunan 44 persen pada tahun sebelumnya karena jatuhnya permintaan yang disebabkan oleh pandemi virus COVID-19.

Nasser pada saat itu menggambarkan tahun keuangan Aramco 2020 sebagai salah satu tahun yang paling menantangdalam sejarah baru-baru ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.