Sukses

Wall Street Bervariasi Jelang Rilis Data Inflasi AS

Wall street beragam pada perdagangan Selasa, 10 Mei 2022 waktu setempat yang didorong kenaikan saham teknologi.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bergejolak pada perdagangan Selasa, 10 Mei 2022. Indeks Dow Jones tergelincir pada hari keempat seiring rata-rata indeks acuan utama berjuang kembali bangkit dari aksi jual masif.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 84,96 poin menjadi 32.160,74 atau 0,26 persen. Indeks S&P 500 naik tipis 0,25 persen menjadi 4.001,05. Indeks Nasdaq bertambah 0,98 persen menjadi 11.737,67.

Wall street bergejolak untuk memilih arah pada perdagangan Selasa pekan ini seiring sesi perdagangan yang tidak menentu yang membuat rata-rata indeks acuan utama goyah antara keuntungan dan koreksi.

Pada satu titik, indeks Dow Jones naik lebih dari 500 poin tetapi kemudian melemah ke sesi terendah sekitar 350 poin.

“Kami berada di pasar di mana Anda tidak dapat mempertahankan reli apapun. Ini tidak mengejutkan mengingat tren keseluruhan yang telah kami lihat selama beberapa hari terakhir. Saya pikir kami hanya akan melihat lebih banyak dari ini ke depan,” ujar Paul Hickey dari Bespoke Investment Group dilansir dari CNBC, Rabu (11/5/2022).

Saham teknologi yang terpukul memimpin kenaikan pada Selasa, 10 Mei 2022. Saham Microsoft dan Apple naik lebih dari 1 persen. Saham Intel dan Salesforce bertambah lebih dari 2 persen.

Sektor ini telah mengalami beberapa koreksi terbesar dalam beberapa pekan terakhir karena investor pindah dari sektor pertumbuhan ke tempat aman seperti sektor saham kebutuhan pokok konsumen dan utilitas di tengah kekhawatiran resesi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Sementara itu, saham IBM tergelincir hampir 4 persen. Saham Home Depot, 3M dan JPMorgan Chase masing-masing turun sekitar 2 persen menyeret indeks Dow Jones ke zona merah.

“Hingga kini koreksi didorong oleh pertumbuhan, teknologi dan siklikal meskipun kami memperkirakan koreksi lebih lanjut dan memang kinerja yang kurang di sini. Kami sekarang melihat tanda-tanda mengkhawatirkan dari valuasi mungkin hampir mencapai puncak penting secara absolut. Sementara beberapa sektor defensif juga mengancam,” tulis David Sneddon dari Credit Suisse.

Di tengah aksi jual, investor terus mencari tanda-tanda koreksi. Sejumlah Hedge Fund juga menilai aksi jual hampir berakhir. Hedge fund manager David Tepper berharap indeks Nasdaq bertahan di level 12.000.

Imbal hasil obligasi turun dari posisi tertinggi multiyear dan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun diperdagangkan di bawah 3 persen setelah mencapai level tertinggi sejak akhir 2018.

Sebagian besar pergerakan apsar baru-baru ini didorong oleh the Federal Reserve atau bank sentral AS dan seberapa agresifnya akan bertindak untuk mengekang kenaikan inflasi.

3 dari 4 halaman

Investor Pantau Konflik di Ukraina dan Lockdown di China

Di samping itu, investor terus memantau konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan lockdown di China.

“Tanpa sesuatu yang membuat orang merasa salah satu tekanan itu akan mereda, saya pikir kita memiliki pasar yang sebagian besar terasa tanpa arah,” ujar Tim Lesko dari Mariner Wealth Advisors.

Sementara itu, pergerakan wall street terjadi setelah indeks S&P 500 turun di bawah level 4.000 tepatnya ke posisi 3.975,49 pada Senin, 9 Mei 2022. Ini menandai titik terlemah indeks saham sejak Maret 2021. Indeks S&P 500 turun sekitar 17 persen dari level tertinggi dalam 52 minggu. Hal ini seiring wall street berjuang untuk pulih dari posisi pekan lalu.

Selain itu, saham Peloton Interactice merosot 8,7 persen setelah melaporkan kerugian yang lebih luas dari perkiraan pada kuartal terakhir. Saham AMC turun 5,4 persen karena hasil kinerja keuangan perseroan.

Investor pun menantikan rilis data inflasi pada Rabu waktu setempat yang diprediksi sedikit di bawha 8,5 persen apda Maret dan menandakan inflasi telah mencapai puncaknya.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 9 Mei 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street alami koreksi tajam pada perdagangan Senin, 9 Mei 2022. Indeks S&P 500 sentuh posisi di bawah 4.000 untuk pertama kali lebih dari setahun seiring aksi jual saham.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 653,67 poin ke posisi 32.245,70 atau 1,99 persen. Indeks S&P 500 turun 3,2 persen ke posisi 3.991,24. Sementara itu, indeks Nasdaq terpangkas 4,29 persen menjadi 11.623,25.

Indeks S&P 500 berada di level rendah 3.975,48, dan mencapai posisi di bawah 4.000 yang menunjukkan level terendah sejak Maret 2021. Posisi tersebut juga menunjukkan indeks acuan tersebut turun 17 persen dari posisi tertinggi dalam 52 minggu

. Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konsumsi.Pergerakan di wall street ini juga setelah wall street selesaikan minggu yang tidak menentu karena investor mempertimbangkan prospek kenaikan suku bunga dan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

Di tengah koreksi saham yang terjadi, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sentuh posisi tertinggi sejak 2018 dengan sentuh di atas 3 persen.

"Ini adalah repricing yang signifikan, ini adalah dislokasi yang signifikan dan ini semua didorong oleh kebijakan Federal Reserve," ujar Jeff dari Sanctuary Wealth, dilansir dari CNBC, Selasa, 10 Mei 2022.

Ia melihat pasar pulih jika the Federal Reserve (the Fed) memiliki kemampuan untuk menenangkan suku bunga. "Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun harus kembali di bawah 3 persen," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.