Sukses

Kapitalisasi Pasar Raksasa Teknologi Susut Rp 14.546 Triliun dalam Tiga Hari Perdagangan

Apple, perusahaan publik paling berharga di dunia, telah kehilangan kapitalisasi pasar USD 220 miliar atau sekitar Rp 3.200 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi terbesar di dunia mencatat koreksi kapitalisasi pasar lebih dari USD 1 triliun atau sekitar Rp 14.546 triliun (asumsi kurs Rp 14.546 per dolar AS) hanya dalam tiga sesi perdagangan.

Aksi jual saham terjadi sejak bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan pada pekan lalu. Akan tetapi, sektor teknologi telah mengalami lebih banyak pukulan daripada sektor ekonomi lainnya.

Melansir CNBC, Selasa (10/5/2022), investor sekarang kurang tertarik pada apa yang mendorong bisnis selama pasar mengalami bull yang kuat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk selama pandemi. Investor sekarang mendorong lebih banyak uang ke kantong pasar yang lebih aman, termasuk kebutuhan pokok seperti Campbell Soup, General Mills, dan J.M. Smucker.

Apple, perusahaan publik paling berharga di dunia, telah kehilangan kapitalisasi pasar USD 220 miliar atau sekitar Rp 3.200 triliun sejak penutupan perdagangan pada Rabu pekan lalu ketika Ketua the Fed Jerome Powell menyatakan inflasi berjalan terlalu tinggi dan tidak ada rencana untuk kenaikan suku bunga lebih dari setengah poin persentase.

Pasar saham pertama kali naik karena komentar Powell, tetapi optimisme itu mereda pada hari-hari berikutnya. Saham turun pada Kamis, kembali koreksi Jumat dan kemudian masih lebih rendah pada Senin, 9 Mei 2022.

Sementara itu, indeks saham S&P 500 AS turun di bawah angka 4.000 pada Senin, usai turun 7 persen sejak penutupan Rabu, sementara ETF Invesco Nasdaq 100 turun hampir 10 persen selama periode yang sama.

Berikut ini merupakan daftar koreksi besar lainnya selama tiga hari perdagangan terakhir:

-Microsoft telah kehilangan kapitalisasi pasar sekitar USD 189 miliar atau sekitar Rp 2.750 triliun

-Penurunan kapitalisasi pasar Tesla tercatat pada USD 199 miliar atau sekitar Rp 2.895 triliun, beberapa bulan setelah melihat penilaiannya turun di bawah USD 1 triliun.

-Kapitalisasi pasar Amazon telah menurun sebesar USD 173 miliar atau sekitar Rp 2.517 triliun

-Alphabet, perusahaan induk Google, bernilai USD 123 miliar atau sekitar Rp 1.790 triliun lebih rendah dari minggu lalu.

-Kapitalisasi pasar pembuat kartu grafis Nvidia turun mencapai USD 85 miliar atau sekitar Rp 1.237 triliun

-Meta Platforms induk Facebook telah kehilangan kapitalisasi pasar USD 70 miliar atau sekitar Rp 1.018 triliun

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 9 Mei 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street alami koreksi tajam pada perdagangan Senin, 9 Mei 2022. Indeks S&P 500 sentuh posisi di bawah 4.000 untuk pertama kali lebih dari setahun seiring aksi jual saham.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 653,67 poin ke posisi 32.245,70 atau 1,99 persen. Indeks S&P 500 turun 3,2 persen ke posisi 3.991,24. Sementara itu, indeks Nasdaq terpangkas 4,29 persen menjadi 11.623,25.

Indeks S&P 500 berada di level rendah 3.975,48, dan mencapai posisi di bawah 4.000 yang menunjukkan level terendah sejak Maret 2021. Posisi tersebut juga menunjukkan indeks acuan tersebut turun 17 persen dari posisi tertinggi dalam 52 minggu.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konsumsi.Pergerakan di wall street ini juga setelah wall street selesaikan minggu yang tidak menentu karena investor mempertimbangkan prospek kenaikan suku bunga dan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

Di tengah koreksi saham yang terjadi, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sentuh posisi tertinggi sejak 2018 dengan sentuh di atas 3 persen.

"Ini adalah repricing yang signifikan, ini adalah dislokasi yang signifikan dan ini semua didorong oleh kebijakan Federal Reserve," ujar Jeff dari Sanctuary Wealth, dilansir dari CNBC, Selasa (10/5/2022).

Ia melihat pasar pulih jika the Federal Reserve memiliki kemampuan untuk menenangkan suku bunga. "Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun harus kembali di bawah 3 persen," kata dia.

Kenaikan imbal hasil obligasi AS terus menekan saham teknologi antara lain Meta Platforms dan Alphabet yang masing-masing turun 3,7 persen dan 2,8 persen. Saham Amazon, Apple dan Netflix masing-masing turun lebih dari 5 persen, 3 persen dan 4 persen. Sementara itu, saham Tesla dan Nvidia masing-masing turun lebih dari 9 persen.

Kombinasi dari tingkat suku bunga yang tinggi dan potensi resesi karena lonjakan inflasi juga melanda area pasar lainnya. Saham Nike dan Caterpillar juga tertekan. Saham bank juga berada di bawah tekanan dengan Bank of America melemah 2,8 persen.

 

3 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Saham Boeing mencatat kerugian terbesar di Dow dengan anjlok lebih dari 10 persen diikuti saham Chevron yang tergelincir 6,7 persen. Hal tersebut seiring harga minyak berjangka AS yang terus merosot. Saham 3M, Walmart, Amgen dan Home Depot tetap menjadi titik terang di pasar membukukan keuntungan meskipun aksi jual yang lebih luas.

"Kami memperkirakan pasar akan tetap bergejolak, karena risiko stagflasi terus meningkat. Meskipun kami tidak dapat mengabaikan pasar yang tertekan tajam," ujar Maneesh Deshpande dari Barclays.

Analis teknikal juga melihat tanda koreksi pasar yang berkepanjangan muncul. "Pemikiran kami adalah saham akan terus turun karena kami belum melihat cukup bukti secara teknikal untuk menunjukkan proses terendah telah dimulai. Indikator teknis tidak cukup oversold," ujar JC O'Hara dari MKM Partners.

Di sisi lain, saham Palantir turun 21,3 persen karena perusahaan memberikan panduan pendapatan yang lemah. Saham BioNTech naik lebih dari 3 persen setelah perusahaan membukukan kuartal yang kuat. Musim laporan laba kuartal pertama melambat, tetapi ada beberapa laporan penting termasuk Walt Disney dan Occidental Petroleum yang dijadwalkan akhir pekan ini.

Selain itu, saham Rivian anjlok lebih dari 20 persen setelah CNBC melaporkan Ford ingin menjual 8 juta saham produsen kendaraan listrik tersebut.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street Jumat 6 Mei 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 6 Mei 2022. Perdagangan saham cenderung bergejolak seiring investor berjuang untuk menemukan level dasar setelah minggu yang dramatis dengan indeks Dow Jones mencatat hari terbaik dan terburuk sejak 2020.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,57 persen menjadi 4.123,34. Indeks Nasdaq susut 1,4 persen menjadi 12.144,66.

Indeks Dow Jones tergelincir 98,60 poin atau 0,30 persen ke posisi 32.899,37. Pelemahan indeks acuan di wall street mendorong kinerja indeks acuan melemah selama sepekan meski mencatat tiga sesi positif berturut-turut pada awal pekan.

Pergerakan wall street terjadi setelah aksi jual saham pada Kamis, 5 Mei 2022. Indeks Dow Jones merosot lebih dari 1.000 poin dan indeks Nasdaq susut hampir 5 persen.

Dua indeks acuan tersebut mencatat penurunan satu hari terburuk sejak 2020. Indeks S&P 500 merosot 3,56 persen, dan mencatat hari terburuk kedua pada 2022.Koreksi saham yang terjadi pada perdagangan Kamis pekan ini menghapus reli besar setelah pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve pada Rabu pekan ini.

Ketua the Fed Jerome Powell mengesampingkan kenaikan suku bunga lebih besar pada Rabu, 4 Mei 2022. Sentimen tersebut mendorong indeks S&P 500 dan Dow Jones mencatat kenaikan terbaik sejak 2020.

"Reli bantuan yang diantisipasi secara luas terlihat pada saham dan obligasi setelah the Fed kurang hawkish dari pada yang ditakuti pada Rabu," ujar Strategist Barclays, Emmanuel Cau dilansir dari CNBC, Sabtu, 7 Mei 2022.

Ia menambahkan, meski kenaikan agresif 75 basis poin ke depan mungkin tidak diharapkan, siklus pengetatan kebijakan tersirat masih sangat hawkish ke depan kecuali jika inflasi yang melonjak dengan cepat membalikkan arahnya.

"Bank sentral mungkin tidak memiliki pilihan lain selain memperlambat pertumbuhan untuk memperlambat inflasi dan tetap kredibel," kata dia.

Saham teknologi kembali koreksi jelang akhir pekan. Saham Amazon turun 1,4 persen, sementara Microsoft dan Nvidia tergelincir 0,9 persen. Saham Netflix dan Crowdstrike masing-masing turun 3,9 persen dan 8,9 persen.

Saham bioteknologi dan solar energi terpukul pada Jumat pekan ini. Saham Illumina turun lebih dari 14 persen, sementara Enphase Energy merosot 8,4 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.