Sukses

Wall Street Kembali Koreksi Tersengat Tekanan Saham Teknologi

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,57 persen menjadi 4.123,34. Indeks Nasdaq susut 1,4 persen menjadi 12.144,66.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 6 Mei 2022. Perdagangan saham cenderung bergejolak seiring investor berjuang untuk menemukan level dasar setelah minggu yang dramatis dengan indeks Dow Jones mencatat hari terbaik dan terburuk sejak 2020.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,57 persen menjadi 4.123,34. Indeks Nasdaq susut 1,4 persen menjadi 12.144,66.

Indeks Dow Jones tergelincir 98,60 poin atau 0,30 persen ke posisi 32.899,37. Pelemahan indeks acuan di wall street mendorong kinerja indeks acuan melemah selama sepekan meski mencatat tiga sesi positif berturut-turut pada awal pekan.

Pergerakan wall street terjadi setelah aksi jual saham pada Kamis, 5 Mei 2022. Indeks Dow Jones merosot lebih dari 1.000 poin dan indeks Nasdaq susut hampir 5 persen.

Dua indeks acuan tersebut mencatat penurunan satu hari terburuk sejak 2020. Indeks S&P 500 merosot 3,56 persen, dan mencatat hari terburuk kedua pada 2022.Koreksi saham yang terjadi pada perdagangan Kamis pekan ini menghapus reli besar setelah pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve pada Rabu pekan ini.

Ketua the Fed Jerome Powell mengesampingkan kenaikan suku bunga lebih besar pada Rabu, 4 Mei 2022. Sentimen tersebut mendorong indeks S&P 500 dan Dow Jones mencatat kenaikan terbaik sejak 2020.

"Reli bantuan yang diantisipasi secara luas terlihat pada saham dan obligasi setelah the Fed kurang hawkish dari pada yang ditakuti pada Rabu," ujar Strategist Barclays, Emmanuel Cau dilansir dari CNBC, Sabtu (7/5/2022).

Ia menambahkan, meski kenaikan agresif 75 basis poin ke depan mungkin tidak diharapkan, siklus pengetatan kebijakan tersirat masih sangat hawkish ke depan kecuali jika inflasi yang melonjak dengan cepat membalikkan arahnya.

"Bank sentral mungkin tidak memiliki pilihan lain selain memperlambat pertumbuhan untuk memperlambat inflasi dan tetap kredibel," kata dia.

Saham teknologi kembali koreksi jelang akhir pekan. Saham Amazon turun 1,4 persen, sementara Microsoft dan Nvidia tergelincir 0,9 persen. Saham Netflix dan Crowdstrike masing-masing turun 3,9 persen dan 8,9 persen.

Saham bioteknologi dan solar energi terpukul pada Jumat pekan ini. Saham Illumina turun lebih dari 14 persen, sementara Enphase Energy merosot 8,4 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Saham Teknologi Masih Tertekan

 

Saham teknologi mencatat kinerja buruk selama sepekan terutama saham e-commerce. Saham Amazon dan Shopify melemah 7,7 persen dan 11,6 persen.

"Kinerja buruk yang telah kita lihat secara langsung terkait dengan kenaikan imbal hasil riil yang sekarang berada di wilayah postiif," ujar Investment Strategist Edward Jones, Angelo Kourkafas.

Ia menambahkan, masalah teknologi tidak hanya tekanan valuasi sebagai akibat dari rezim suku bunga yang berbeda tetapi juga ada beberapa tarikan permintaan. "Itulah salah satu tren utama sejauh musim pendapatan ini," kata dia.

Pada pekan ini, indeks Dow Jones melemah 0,24 persen. Indeks Dow Jones merosot dalam enam minggu berturut-turut. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,21 persen dan 1,54 persen.

Koreksi yang dialami dua indeks acuan tersebut lima minggu berturut-turut.Indeks Nasdaq ditutup sekitar 25 persen di bawah rekor tertinggi dari November lalu.

Pergerakan di pasar treasury tampaknya mempengaruhi saham pada Jumat pekan ini. Imbal hasil treasury bertenor 10 tahun naik menjadi 3,13 persen untuk pertama kalinya sjeak 2018. Hal ini bertepatan posisi terendah untuk saham.

3 dari 3 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Di sisi lain, sektor saham energi catat penguatan. Saham EOG Resources melonjak 7,1 persen. Harga minyak kembali naik yang positif untuk saham energi.

Namun, hal tersebut mengarah kepada kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lebih tinggi.

Di sisi pendapatan, saham Under Armour turun lebih dari 23 persen setelah perseroan mencatat kinerja meleset dari perkiraan baik pendapatan dan laba bersih. Hal tersebut berdampak terhadap saham Nike. Saham Nike turun sekitar 3,5 persen dan beban indeks Dow Jones.

Saham asuransi Cigna melonjak hampir 6 persen setelah laporan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.

Koreksi saham di wall street juga terjadi di tengah rilis laporan pekerjaan pada April 2022. Laporan pekerjaan mencatat tambahan 428.000 pekerjaan. Realisasi laporan pekerjaan itu yang diharapkan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Salah satu area yang lemah dari laporan tersebut adalah tingkat partisipasi angkatan kerja yang sedikit berubah dari bulan ke bulan dan tetap 1,2 persen di bawah tingkat pra-pandemi COVID-19. Ekonom percaya pemulihan partisipasi dapat membantu membendung kenaikan upah dan perluasan inflasi.

"Jika kita ingin mendapatkan soft landing, kita harus melihat pemulihan partisipasi," kata Ekonom Abrdn, Luke Bartholomew.

Sementara itu, data ekonomi lainnya menunjukkan data kredit konsumen the Fed menunjukkan peningkatan USD 52,4 miliar pada Maret 2022, lebih dari dua kali lipat apa yang diharapkan ekonom, berdasarkan Dow Jones.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.