Sukses

Sarana Meditama Metropolitan Catat Pendapatan Rp 349,5 Miliar pada Kuartal I 2022

PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) mencatat pertumbuhan pendapatan pada kuartal I 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) mengumumkan laporan keuangan untuk periode tiga bulan pertama 2022. Dalam periode tersebut, Sarana Meditama Metropolitanmencatatkan kenaikan pendapatan 6,22 persen menjadi Rp 349,5 miliar dari Rp Rp 329 miliar di kuartal I 2021.

Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan turut naik menjadi Rp 225,18 miliar dari Rp 175,69 miliar pada kuartal I 2021. Sehingga perseroan mencatatkan laba bruto Rp 124,28 miliar pada kuartal I 2022, turun 18,93 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 153,31 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan laba usaha dari Rp 69,7 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp 14,4 miliar pada kuartal I 2022.

Hal ini lantaran dari sisi beban usaha naik sepanjang kuartal I 2022. Beban penjualan naik 279,13 persen menjadi Rp 2,84 miliar. Disusul beban umum dan administrasi laba yang juga naik 35,16 persen menjadi Rp 107,52 miliar pada kuartal I 2022.

Meskipun pada periode tersbeut perseroan juga mencatatkan laba penjualan aset tetap sebesar Rp 213,87 juta, di mana raihan ini berbanding terbaik dari kuartal I 2021 yang rugi Rp 135,4 miliar. Serta penghasilan operasi lain Rp 258,82 juta, yang juga berbalik arah dari kuartal I 2021 yang rugi hingga Rp 3,16 miliar.

Adapun beban keuangan mengalami perbaikan dari Rp 28,13 miliar pada kuartal I 2021, menjadi hanya Rp 5,19 miliar pada kuartal I 2022. Sementara penghasilan keuangan juga naik menjadi Rp 1,99 miliar pada kuartal I 2022 dari Rp 1,21 miliar pada kuartal I 2021.

Setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba bersih sebelum margin entitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 6,15 miliar dari Rp 28,23 miliar pada kuartal I 2021.

Dari sisi aset perseroan hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 4,78 triliun, turun dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 4,95 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 700,9 miliar dan aset tidak lancar Rp 4,08 triliun.

Liabilitas hingga akhir Maret 2022 tercatat sebesar Rp 566,43 miliar, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 517,06 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 302,96 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 263,45 miliar.

Adapun ekuitas hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 4,22 triliun, turun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 4,43 triliun.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sarana Meditama Metropolitan Rampungkan Akuisisi 28 Persen Saham JEC

Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) menyelesaikan pembelian 28 persen saham PT Nitrasanata Dharma (NSD), pemilik Jakarta Eye Center (JEC).

Perseroan membeli 16.396 lembar saham NSD yang dimiliki oleh Keuteneberg Holdings B.V dengan nilai nominal Rp 800 ribu per lembar saham. Sehingga total nominal seluruh saham sebesar Rp 13,12 miliar.

“Perseroan telah menyelesaikan transaksi pada 21 April 2022, sebagaimana ternyata dalam akta pengalihan saham yang telah dibuat dan ditandatangani oleh dan antara perseroan dan Keutenberd pada 21 April 2022,” ungkap Sekertaris Perusahaan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Rahmiyati Yahya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (26/4/2022).

Dengan diselesaikannya transaksi tersebut Sarana Meditama Metropolitan saat ini memiliki persentase kepemilikan saham sebesar 28 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam NSD. JEC adalah rumah sakit spesialis mata yang telah memiliki standar layanan internasional.

Perusahaan memiliki misi dan komitmen untuk dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan kesehatan mata.

Selama 37 tahun sejak berdiri pada 1 Februari 1984, JEC berkembang menjadi Rumah Sakit mata paling lengkap dan paling modern.

Jakarta Eye Center berkembang menjadi rumah sakit mata yang kini melayani tujuh layanan gangguan kesehatan mata. Antara lain; katarak dan bedah katarak service (lasik dan transplantasi kornea) vitreoretina service, glaucoma service, coloplast service (bedah plastik mata dan tumor mata), lensa kontak service, children eye dan squint clinic, dan low vision care.

 

3 dari 4 halaman

Operasikan Smart Hospital

Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), pengelola EMC Hospitals tengah menggenjot digitalisasi untuk mewujudkan smart hospital.

Direktur IT EMC Healthcare, Wildan A. Djohany menerangkan, smart hospital adalah konsep rumah sakit yang berfokus pada optimalisasi pelayanan pasien dengan memanfaatkan sistem IT berbasis internet serta mendukung konektivitas perawatan medis dan non medis.

Rencana transformasi digital akan diterapkan pada enam rumah sakit yang dimiliki EMC Hospitals. Untuk tahun ini, ditargetkan ada rumah sakit yang rampungkan transformasi digital.

"Saat ini kami sedang dalam tahapan implementasi sistem-sistem tersbeut. Diharapkan rumah sakit pertama itu akan go live pada akhir tahun ini," ungkap Wildan dalam Inspirato Sharing Session, Kamis, 24 April 2022.

Sedangkan  lima rumah sakit berikutnya diharapkan bisa beroperasi dengan konsep smart hospital pada akhir tahun depan.

Wildan mengakui, tak mudah merealisasikan proyek ini. Mengingat banyaknya fasilitas penunjang yang dibutuhkan, sementraa tenggat waktu yang ditargetkan cukup singkat.

"Memang ini adalah proyek besar buat kami. Mengimplementasi digitalisasi di enam rumah sakit dengan waktu hanya sekitar 26 bulan sejak approval, tentunya butuh usaha ekstra," kata Wildan.

Di sisi lain, Wildan menjelaskan EMC Hospitals tumbuh dari akuisisi sejumlah rumah sakit. Sehingga dalam implementasi transformasi digital terdapat kendala dari sisi kultur.

Masing-masing rumah sakit sebelumnya memiliki budaya dan ketentuannya masing-masing. Namun demikian, Wildan yakin transformasi digital ini akan rampung sesuai target yang sudah ditentukan. “Kami yakin bisa melakukannya sesuai jadwal yang ditentukan," tandasnya.

 

4 dari 4 halaman

Sarana Meditama Metropolitan Genggam 79,84 Persen Saham RSGK Setelah Penawaran Tender Wajib

Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) menyelesaikan penawaran tender wajib atas saham PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) pada 21 Januari 2022. Dengan demikian, perseroan genggam 79,84 persen saham RSGK.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (28/1/2022), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk menyebutkan saat periode penawaran tender wajib atas 158.046.000 saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik RSGK atau setara sebanyak-banyaknya 17 persen dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam RSGK telah berlangsung sejak 21 Desember 2021-19 Januari 2022. Penyelesaian pada 21 Januari 2022.

Berdasarkan keterangan PT Mandiri Sekuritas dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), selama periode penawaran tender wajib itu terdapat pemegang saham publik RSGK yang menjual sahamnya berjumlah 128.656.700 saham.

Setelah penawaran tender wajib ini, pemegang saham RSGK antara lain PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk sebesar 79,84 persen, PT Bestama Medikacenter 13,13 persen dan masyarakat 7,03 persen.

Sebelum penawaran tender wajib ini, pemegang saham RSGK, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk sebesar 66 persen, PT Bestama Medikacenter sebesar 13,13 persen dan masyarakat sebesar 20,87 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.