Sukses

Cara Unilever Indonesia Hadapi Dampak Kenaikan Harga Komoditas

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menyatakan, kenaikan harga komoditas pengaruhi hingga 20 persen biaya perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengakui ada imbas kenaikan harga komoditas saat ini. Direktur Customer Operation PT Unilever Indonesia Tbk, Enny Hartati Sampurno mengatakan, kenaikan harga komoditas mempengaruhi hingga 20 persen biaya (cost) perseroan.

"Sebenarnya harga-harga ini volatile banget, dan naiknya di luar perkiraan. Impact-nya ke Unilever Indonesia itu, sekitar 15 persen sampai 20 persen dari komponen cost kita itu terpengaruh oleh pergerakan dari harga tersebut ungkap Enny dalam wawancara eksklusif bersama PT Unilever Indonesia Tbk, Kamis (28/4/2022).

Namun demikian, Enny mengatakan perseroan telah memiliki sejumlah strategi untuk memitigasi pembengkakan biaya akibat kenaikan harga komoditas.

Salah satunya dengan melakukan penghematan internal dari seluruh lini usaha perseroan hingga 9 persen pada 2022. Angka itu naik sekitar dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, di mana perseroan melakukan penghematan biaya di kisaran 5 persen.

"Jadi kalau di tahun-tahun sebelumnya, setiap tahun kita harus save sekitar 4-5 persen dari cost. Target saving tahun ini dinaikkan cukup tinggi, 7–9 persen,” kata Enny.

Selain itu, perseroan juga melakukan penghematan eksternal. Yakni bekerja sama dengan supplier dalam rangka mendapatkan alternatif dari bahan baku. Di saat bersamaan, Unilever Indonesia berupaya untuk tidak membebankan kenaikan tersebut seluruhnya kepada konsumen.

“Kita tidak akan pass on a whole of kenaikan commodity cost itu kepada konsumen,” ujar dia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2022

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan laporan kinerja keuangan untuk kuartal I 2022. Setelah dua tahun menghadapi berbagai tantangan selama pandemi Covid-19, Perseroan berhasil mencetak kinerja positif pada awal 2022.

Pada kuartal I 2022, perseroan mencatat penjualan bersih Rp 10,8 triliun. Di mana penjualan domestik tumbuh sebesar 5,8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Perseroan juga berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 19 persen yoy dengan membukukan laba sebesar Rp 2 triliun.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 28 April 2022, Perseroan juga mencatat laba Rp 2,02 triliun pada kuartal I 2021. Laba perseroan tumbuh 19,02 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,69 triliun. Laba per saham dasar naik menjadi Rp 53 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 45.

Sementara itu, laba bruto susut 2,22 persen menjadi Rp 5,27 triliun selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,39 triliun. Perseroan menekan beban pemasaran dan penjualan menjadi Rp 1,98 triliun pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,17 triliun.

Beban umum dan administrasi susut dari Rp 994,71 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp 651,98 miliar pada kuartal I 2022. Namun, beban lain-lain naik menjadi Rp 1,2 miliar pada kuartal I 2021 dari sebelumnya Rp 417 juta. Dengan demikian, laba usaha naik 18,57 persen dari Rp 2,22 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 2,63 triliun pada kuartal I 2022.

Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 6,38 triliun pada Maret 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 4,32 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 14 triliun pada Maret 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 14,74 triliun.

Perseroan mencatat aset naik menjadi Rp 20,39 triliun pada kuartal I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 19,06 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 552,73 miliar pada 31 Maret 2022. Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, Ira Noviarti menerangkan, pertumbuhan pada kuartal I 2022 ini didorong oleh upaya membangun fundamental kuat untuk pertumbuhan dan kemenangan jangka panjang.

Hal itu difokuskan dan dilakukan secara konsisten oleh Perseroan sejak pertengahan 2021. Hal ini juga didukung oleh pulihnya perekonomian Indonesia dan kembalinya mobilitas masyarakat yang mendorong peningkatan daya beli konsumen.

"Ini adalah awal yang kuat untuk tahun 2022 yang kami harap akan terus membaik bagi Unilever Indonesia. Penting bagi perusahaan sebesar kami untuk memiliki fundamental yang solid agar kembalinya pertumbuhan ini terus berjalan,” ujar Ira, Kamis (28/4/2022).

3 dari 4 halaman

Kontribusi Bisnis

Ira menambahkan, tim Unilever Indonesia menekankan pentingnya menguatkan fundamental bisnis yang berfokus pada tiga pilar. Yaitu memperkuat pondasi di distributive trade, kemudian membangun kekuatan di channel modern trade dan channel masa depan (e-Commerce). Serta meningkatkan investasi serta kekuatan di kategori dan brand-brand kunci.

"Menguatnya fundamental-fundamental tersebut menjadi kunci pertumbuhan Unilever Indonesia. Di kuartal ini, Distributive Trade Perseroan mencatatkan pertumbuhan double digit, sementara channel e-commerce menggandakan kinerja dengan bertumbuh sebesar 100 persen,” ungkap Ira.

Empat divisi yang berhasil mendorong pertumbuhan Perseroan adalah divisi Food, Beverage, Personal Care, dan Unilever Foods Solution (UFS). Brand Royco, Bango dan Buavita menjadi penopang utama pertumbuhan divisi Food dan Beverage.

Demikian juga halnya dengan divisi Personal Care yang berhasil membukukan pertumbuhan penjualan didorong oleh kinerja yang kuat dari kategori Oral Care dan Deodorant.

Hasil yang membanggakan juga ditunjukkan oleh Unilever Foods Solution (UFS) yang bertumbuh sebesar 25 persen. Kinerja ini berhasil membawa UFS pada posisi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum pandemi.

4 dari 4 halaman

Dua Direksi Unilever Beli Saham UNVR, Ini Kata Analis

Sebelumnya, baru-baru ini, dua direksi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membeli saham UNVR pada Maret 2022.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 28 Maret 2022, Direktur Utama Unilever Indonesia Ira Noviarti menambah porsi kepemilikan saham sebanyak 870.000 lembar.

Sehari sebelumnya, Direktur Unilever Indonesia Ainul Yaqin memborong saham UNVR sebanyak 296.000 pada harga Rp 3.380 per saham, sehingga menjadikan total kepemilikan sebanyak 338.200 lembar saham yang ditujukan untuk keperluan investasi.

Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menilai aksi itu bukan pertanda yang berarti. Dia menuturkan, pembelian saham oleh Direksi perseroan lumrah dilakukan.

"Kalau saya lihatnya hal yang wajar. Itu normal," kata Kiswoyo kepada Liputan6.com, Rabu, 30 Maret 2022.

Menelisik pada kinerja perusahaan, Kiswoyo menilai Unilever tidak akan mengalami kenaikan signifikan kendati ada momentum Ramadhan yang longgar.

Dia menuturkan, penyokong utama pendapatan Unilever lebih pada produk esensial sehari-hari seperti sabun, sampo dan sejenisnya. Kebutuhan tersebut tidak banyak mengalami permintaan saat momen Ramadhan. Namun bukan berarti tidak ada peningkatan sama sekali.

“Kalau dari kinerja enggak ada perbedaan ya. Cuma kadang mereka penjualan meningkat karena ada peningkatan stok (sebelum libur Lebaran),” ungkap Kiswoyo.

Pada perdagangan Rabu, 30 Maret 2022, saham UNVR ditutup naik 240 poin atau 6,90 persen ke posisi 3.720.

Kiswoyo menjelaskan, jika saham Unilever bisa bergerak menembus 3.800, maka bisa berlanjut ke level 4.000. Sebaliknya, jika level resistance itu gagal ditembus, maka kemungkinannya saham UNVR akan kembali turun.

"Kalau bisa lewat 3.800 bisa naik ke 4.000an. Jadi resistance-nya di 3.800,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.