Sukses

Mirae Sekuritas Sebut Penggalangan Dana di Pasar Modal Lebih Aktif pada 2022

Presiden Direktur Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tae Yong Shim menilai perusahaan akan aktif cari dana seiring pemulihan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat penggalangan dana dari pasar modal akan lebih aktif pada 2022. Hal ini seiring potensi pemulihan ekonomi.

Presiden Direktur Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tae Yong Shim mengatakan, telah membantu delapan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dan satu rights issue yang menjadikan broker berada di peringkat pertama pada 2021.

"Pertama-tama saya ingin sampaikan, tahun lalu Mirae sekuritas menduduki peringkat pertama. Dalam hal IPO, kami melakukan delapan IPO dan satu rights issue dan itu menjadikan kami nomor satu,” kata Tae Yong Shim dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas Indonesia, ditulis (21/4/2022).

Dia menambahkan, pada 2022, perusahaan akan lebih aktif dalam IPO atau aksi korporasi seiring ekonomi sedang pulih.

"Tahun ini, saya pikir itu akan lebih aktif. Alasannya karena ekonomi sedang pulih bukan? Kami baik-baik saja. Kami mencapai ujung terowongan COVID-19 ini, dan saya pikir banyak perusahaan didorong untuk pergi ke pasar dan mendapatkan dana dari masyarakat,” katanya.

Tak hanya itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai salah satu broker terkuat akan selalu ada untuk perusahaan mitra serta investor nya.

"Sehingga mereka dapat menjalankan bisnis dan Mirae Asset sebagai salah satu perusahaan broker terkuat di Indonesia akan selalu ada untuk perusahaan mitra kami dan juga investor kami,” pungkasnya.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

BEI Kantongi 35 Perusahaan di Pipeline IPO

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan yang antre di pipeline penawaran saham perdana (initial public offering/IPO). Adapun hingga 20 April 2022, sudah ada 17 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI.

"Hingga saat ini, terdapat 35 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Jumat, 22 April 2022.

Merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat enam perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Kemudian 13 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Serta 16 perusahaan lainnya dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.

Rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

• 2 Perusahaan dari sektor Industrials

• 3 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

• 6 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals

• 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor Technology

• 2 Perusahaan dari sektor Healthcare

• 3 Perusahaan dari sektor Energy

• 4 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate

• 5 Perusahaan dari sektor Infrastructures

 

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Bursa optimis IPO tahun ini masih akan tumbuh dengan kondusif. Keyakinan itu merujuk pada sejumlah indikator pasar modal, seperti minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana masih relatif tinggi sejalan dengan pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terus menunjukkan pertumbuhan dan per 20 April 2022 telah menyentuh angka 7.227,36. Indikator lainnya yang mendukung adalah tren investor di pasar modal Indonesia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

"Stabilitas ekonomi Indonesia relatif stabil di tahun ini. Selain itu, kondisi pasar modal yang kondusif serta didukung oleh supervisi dari OJK dan kepercayaan stakeholder pasar modal tetap terjaga. Kami yakin bahwa semua hal positif itu turut memberikan optimisme tahun ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya,” pungkas Nyoman. 

 

4 dari 4 halaman

BEI Catat 35 Emiten Bakal Rights Issue

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 35 perusahaan tercatat atau emiten masuk dalam pipeline rights issue hingga 8 April 2022.

Direktur Penilai Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, perkiraan dana yang dihimpun melalui rights issue Rp 20,3 triliun. Adapun sektor perusahaan yang berada dalam pipeline rights issue antara lain 13 perusahaan dari sektor keuangan, lima perusahaan dari sektor basic materials, empat perusahaan dari sektor energi, tiga perusahaan dari sektor properti dan real estate.

Selain itu, dua perusahaan dari sektor infrastruktur, dua perusahaan dari sektor konsumer non-siklikal dan dua perusahaan dari sektor konsumer siklikal. Sedangkan sisanya masing-masing satu dari sektor teknologi, industri, perawatan kesehatan, transportasi dan logistik.

Nyoman optimistis penggalangan dana di pasar modal Indonesia masih bertumbuh dengan baik pada 2022. Hal ini didukung sejumlah faktor, seperti keberlangsungan pemulihan ekonomi.

"Berdasarkan data kami, beberapa indikator pasar modal antara lain minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pertumbuhan positif,” ujar Nyoman.

Ia menambahkan, kondisi pasar modal yang kondusif tak lepas dari dukungan otoritas pasar modal dan stakeholders yang ada di pasar modal. Selain itu, Nyoman menuturkan, seluruh pemangku kepentingan pasar modal yang disupervisi oleh OJK terus berupaya menjadikan pasar modal Indonesia lebih inklusif.

“Beberapa kemudahan dan relaksasi telah diberikan bagi semua tingkatan perusahaan yang diwujudkan dengan berbagai penyesuaian peraturan dan penyusunan kajian terkait mekanisme pencatatan saham,” kata Nyoman.

Nyoman yakin, hal tersebut dapat memberikan optimisme pada 2022 akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.