Sukses

DIVA Gandeng OVO Beri Layanan Top Up di Halte TransJakarta

Melalui kerja sama ini, pengguna harian TransJakarta serta pembayaran digital OVO pada umumnya dapat melakukan top-up saldo OVO dengan uang tunai.

Liputan6.com, Jakarta - PT Multidaya Dinamika (MDD), anak usaha PT Distribusi Voucher Nusantara (DIVA) meluncurkan layanan top-up saldo pembayaran digital OVO di jaringan halte bus Transjakarta.

Melalui kerja sama ini, pengguna harian TransJakarta serta pembayaran digital OVO pada umumnya dapat melakukan top-up saldo OVO dengan uang tunai pada vending machine “Kasirku” milik PT Multidaya Dinamika yang tersedia di 100 halte bus TransJakarta dan tersebar di Jabodetabek. 

Berdasarkan keterangan resmi dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI),  top-up saldo dapat dilakukan tanpa dikenakan biaya selama periode promo 1-30 April 2022.

Direktur MDD, Asep Triono mengatakan, penambahan fitur top-up saldo pembayaran digital OVO dengan uang tunai pada “Kasirku” merupakan bukti bahwa teknologi pihaknya terus berkembang dan menjadi solusi bagi masyarakat. 

“Kami bangga dapat menjadi bagian dari solusi untuk masyarakat Jabodetabek, terutama pengguna TransJakarta yang mencapai lebih dari 500.000 pengguna tiap harinya. Kami akan terus mengembangkan fitur layanan kami untuk meningkatkan kenyamanan para pengguna layanan publik, khususnya di Jabodetabek,” kata Asep dalam keterangan resminya, ditulis Selasa (19/4/2022).

Sementara itu, Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit menambahkan, kerjasama OVO dan MDD memberikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat.

Dia menambahkan, kerj asama tersebut memberikan kemudahan bagi masyarakat khususnya pengguna harian jasa transportasi umum seperti TransJakarta, untuk dapat melakukan pengisian ulang saldo OVO, sehingga dapat lebih menikmati berbagai layanan pembayaran dan keuangan digital di aplikasi OVO. 

“Kerja sama ini juga merupakan bukti komitmen OVO untuk senantiasa terus mengembangkan layanannya melalui kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk Multidaya Dinamikadan TransJakarta, dalam membantu masyarakat Indonesia, khususnya Jabodetabek, untuk lebih inklusif dalam hal keuangan digital,” pungkasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Investor OVO Invest Tembus 1 Juta dalam Setahun

Sebelumnya, OVO mengklaim jumlah investor terdaftar di OVO Invest kini mencapai lebih dari satu juta, terhitung setahun sejak pertama kali dirilis pada awal 2021 lalu.

Menurut OVO, angka tersebut merepresentasikan setidaknya 15 persen dari total investor reksa dana di Indonesia.

Perusahaan pun baru-baru ini meriis produk investasi saham Cipta OVO Ekuitas yang dikelola oleh manajer investasi Ciptadana dan Eastspring Investments Value Discovery Kelas A kelolaan Eastspring Indonesia.

Produk baru itu akan melengkapi portofolio produk investasi reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang yang sudah ada di OVO Invest.

David Sondakh, Senior Vice President Investments di OVO, memaparkan bagaimana perusahaan melakukan edukasi seputar investasi.

"Yang selama ini kami gaungkan bersama seluruh mitra dan pemangku kepentingan menitikberatkan pada kemudahan dalam melakukannya, seperti contohnya berinvestasi dengan layanan OVO Invest," ujar David.

Lalu edukasi yang tidak kalah menarik, menurut David, terletak pada sisi keterjangkauannya.

"Untuk berinvestasi melalui OVO Invest bisa dilakukan mulai dari hanya Rp10.000. Hal ini menampik stigma yang selama ini ada di masyarakat bahwa berinvestasi memerlukan dana yang besar," tutur David.

 

 

3 dari 4 halaman

Tingkat Inklusi

Saat ini tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia yang mencapai 76,19 persen masih didominasi oleh penggunaan produk dan jasa keuangan sektor perbankan.

Lebih spesifik di jasa keuangan sektor pasar modal, tingkat inklusi masih rendah, yakni hanya di kisaran 1,55 persen. Kondisi ini juga tecermin dari masih rendahnya keyakinan masyarakat terhadap lembaga jasa keuangan di sektor pasar modal yang hanya mencapai 1,24 persen.

Seiring dengan upaya edukasi dalam membangun kesadaran berinvestasi sejak dini, minat masyarakat untuk berinvestasi di sektor pasar modal atau reksa pun meningkat.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat, jumlah investor pasar modal pada akhir Februari 2022 mencapai hampir 8,1 juta. Angka itu melonjak 108,7 persen atau naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan akhir 2020 yang baru 3,88 juta investor.

4 dari 4 halaman

Investor Penopang

Lonjakan jumlah investor pasar modal utamanya ditopang oleh peningkatan jumlah investor reksa dana yang melesat hingga 136 persen dari 3,17 juta investor pada Desember 2020 menjadi 7,49 juta investor pada Februari 2022.

"Lonjakan jumlah investor reksa dana yang secara umum yang naik secara signifikan merupakan sebuah pencapaian fantastis," ujar David.

Oleh sebab itu, kata David, OVO melalui layanan OVO Invest akan selalu berupaya konsisten menjaga kepercayaan investor dan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya berinvestasi sejak dini.

Layanan dan fitur OVO Invest merupakan hasil kolaborasi dengan Bareksa. Dalam hal ini, Bareksa bertindak sebagai APERD (Agen Penjual Reksa Dana) menawarkan berbagai produk reksa dana, mulai dari pendapatan tetap, pasar uang, baik konvensional maupun syariah, dan yang terbaru reksa dana saham/ekuitas.

Masing-masing dari produk reksa dana dikelola oleh manajer investasi berizin OJK, seperti Manulife Aset Manajemen Indonesia, Syailendra Capital, Bahana TCW Investment Management hingga Eastspring Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.