Sukses

Rusia Sebut Sudah Bayar Utang demi Hindari Gagal Bayar

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov menuturkan, Rusia telah memenuhi kewajibannya kepada kreditur.

Liputan6.com, Jakarta - Rusia mengatakan telah memerintahkan pembayaran bunga sebesar USD 117 juta pada Rabu, 16 Maret 2022 kepada investor. Rusia berusaha hindari gagal bayar internasional pertama dalam lebih dari satu abad. Namun, Rusia belum lepas dari masalah.

Hal itu karena dana yang digunakan negara untuk membayar utang berasal dari aset asing beku Rusia yang dikenai sanksi lantaran serangannya ke Ukraina. Dengan demikian masih belum jelas apakah investor akan menerima uangnya.

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov menuturkan, Rusia telah memenuhi kewajibannya kepada kreditur.

"Tetapi kemungkinan atau ketidakmungkinan memenuhi kewajiban kami dalam mata uang asing tidak bergantung kepada kami,” ujar dia kepada Russia Today dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (19/3/2022).

Namun, menurut RT, pembayaran mungkin tidak dilakukan jika Amerika Serikat tidak mengizinkannya.

“Kami punya uang, kami melakukan pembayaran, sekarang bola ada di pengadilan Amerika Serikat,” ujar dia.

Seorang Juru Bicara Departemen Keuangan mengatakan, AS akan mengizinkan pembayaran dilakukan. Adapun dua kupon yang harus dibayar Rusia pada Eurobond berdenominasi dolar AS yang jatuh tempo berfungsi sebagai ujian pertama kemampuan Rusia untuk membayar utang. Di sisi lain, global memberikan sanksi besar-besaran terhadap ekonominya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bakal Hadapi Pembayaran Utang Jatuh Tempo

Jika AS memblokir pembayaran, Rusia mengatakan akan mencoba membayar dalam rubel dari pada dolar AS. Namun, Fitch Ratings menuturkan, tindakan tersebut dapat kemungkinan gagal bayar, hal itu disampaikan pada Selasa pekan ini. Hal tersebut mengingat krisis yang dialami Rusia.

Rusia memiliki uang untuk membayar utangnya. Namun, hal itu hanya tidak dapat akses sekitar setengah dana tersebut setelah barat menempatkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada cadangan devisanya dengan todal USD 315 miliar, menurut Siluanov.

Jika pemerintah Rusia gagal bayar, kerugian investor dapat mulai meningkat. Investor barat kurang terekspos ke Rusia dibandingkan sebelumnya. Sanksi setelah aneksasi Krimea pada 2014 telah mendorong mereka untuk mengurangi eksposurnya.

JPMorgan memperkirakan Rusia memiliki sekitar USD 40 miliar utang mata uang asing pada akhir tahun lalu dengan sekitar setengahnya dipegang investor asing.

Jadi gagal bayar akan menjadi berita buruk bagi Rusia yang harus memenuhi kewajibannya kekurangan akses ke pembiayaan asing. Namun, pasar global mungkin tidak akan terluka terlalu parah. Rusia pun hadapi banyak pembayaran utang jatuh tempo. Pembayaran USD 2 miliar yang jauh lebih besar dijadwalkan awal April.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.