Sukses

Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Cermati Kasus COVID-19 di China

Bursa saham Asia beragam seiring investor cermati perkembangan kasus COVID-19 di China dan invasi Rusia ke Ukraina.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin pagi (14/3/2022) seiring investor mengawasi perkembangan kasus COVID-19 di China. Sementara itu, harga minyak berlanjut bergejolak seiring perang Ukraina dan Rusia yang masih terjadi.

Pada jam perdagangan di Asia, harga minyak berjangka Brent turun 1,6 persen menjadi USD 110,87 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS) tergelincir 2,08 persen menjadi USD 107,06 per barel. Demikian mengutip dari laman CNBC, Senin pekan ini.

Harga minyak selama konflik Rusia dan Ukraina telah melonjak ke posisi rekor kemudian kembali merosot dalam seminggu terakhir seiring harapan pasokan. Adapun di Asia, China, Jepang, India dan Korea Selatan merupakan importir utama minyak, berdasarkan data Badan Energi Internasional pada 2020.

Di Jepang, indeks Nikkei naik 1,44 persen pada perdagangan Senin pagi, 14 Maret 2022. Indeks Topix menguat 1,18 persen. Indeks di Australia yaitu indeks ASX 200 menanjak 0,96 persen. Indeks Korea Selatan Kospi turun 0,45 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan sedikit berubah. Investor terus mengamati perkembangan perang Rusia dan Ukraina yang menganggu pengiriman dan angkutan udara. Di sisi lain, pelaku pasar juga memantau gelombang infkeis COVID-19 baru-baru ini di China termasuk kota besar Shenzhen.

Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve akan mengumumkan kenaikan suku bunga pada akhir pekan ini, langkah pertama sejak 2018. Di Asia, Bank of Japan akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter pada akhir pekan ini.

Indeks dolar AS berada di posisi 98,99 setelah berada di bawah 98. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran USD 117,49 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi USD 0,7296.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Wall Street pada 11 Maret 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 11 Maret 2022. Wall street tertekan selama lima minggu berturut-turut seiring investor tetap berhati-hati tentang perang Rusia dan Ukraina.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 229,88 poin menjadi 32.944,19. Hal ini terseret tekanan di saham Nike dan Apple. Indeks S&P 500 merosot 1,3 persen menjadi 4.204,31. Indeks Nasdaq tergelincir 2,2 persen menjadi 12.843,81.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, perubahan positif tertentu telah terjadi dalam pembicaraan antara Kremlin dan Ukraina. Namun, gencatan senjata belum dinegosiasikan. Sementara itu, Presiden Volodymr Zelensky mengatakan Ukraina telah mencapai titik balik strategi dalam perangnya dengan Rusia.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga menyerukan diakhirinya status Rusia sebagai mitra dagang pilihan. Sementara Kongres meloloskan RUU pendanaan yang mencakup USD 14 miliar bantuan Ukraina.

"Saham akan tertekan karena ketidakpastian setelah harapan gencatan senjata memberikan kekecewaan,” ujar Ryan Detrick dari LPL Financial dilansir dari CNBC, Sabtu (12/1/2022).

Indeks Dow Jones mencatat penurunan lima hari berturut-turut karena perang Rusia-Ukraina membebani pasar keuangan. Indeks Nasdaq dan S&P 500 alami tekanan dalam dua minggu berturut-turut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.