Sukses

Indosat Pertimbangkan Skema Pelunasan Utang Jatuh Tempo pada 2022

PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) masih mempertimbangkan opsi yang ada untuk melunasi utang obligasi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) belum memiliki rencana pasti terkait pelunasan utang perseroan pada 2022, termasuk untuk obligasi (bond).

Director and Chief Financial Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Nicky Lee Chi Hung menuturkan, saat ini pihaknya masih mempertimbangkan opsi-opsi yang ada untuk melunasi obligasi.

"Kami melihat semua opsi dan memastikan apa pun yang kami lakukan adalah yang terbaik demi kepentingan pemegang saham,” kata Nicky dalam konferensi pers, Selasa (22/2/2022).

Merujuk laporan keuangan perseroan yang dilaporkan pada bursa, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 53,1 triliun, naik dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar Rp 49,87 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek yang meningkat 26,5 persen menjadi Rp 28,66 triliun.

Dalam penjabarannya, pinjaman perseroan tercatat sebesar Rp 2,72 triliun, utang obligasi Rp 4,521 triliun, sukuk Rp 432,86 miliar.

Sementara liabilitas jangka panjang yang turun 10,2 persen menjadi Rp 24,44 triliun. Dari sisi aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2021 tercatat sebesar Rp 63,4 triliun, naik dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar Rp 62,78 triliun.

Rinciannya, aset lancar meningkat sebesar 19,8 persen menjadi Rp 11,5 triliun. Serta aset tidak lancar turun 2,4 persen menjadi Rp 51,9 triliun. Adapun ekuitas perseroan hingga akhir Desember 2021 tercatat sebesar Rp 10,3 triliun. Turun dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 12,91 triliun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Indosat Lunasi Surat Utang Jatuh Tempo Rp 380 Miliar

Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) berencana memanfaatkan fasilitas pinjaman bank untuk melunasi pokok obligasi berkelanjutan dan pokok sukuk ijarah berkelanjutan.

Corporate Secretary PT Indosat Tbk, Billy Nikolas Simanjuntak mengungkapkan, perseroan membutuhkan sekitar Rp 380 miliar untuk aksi tersebut.Rinciannya, Indosat berencana melunasi pokok obligasi berkelanjutan I Indosat tahap II tahun 2015 Seri D sebesar Rp 337 miliar dan pokok sukuk ijarah berkelanjutan I Indosat tahap II tahun 2015 Seri D sebesar Rp 43 miliar.

"Pelunasan pada tanggal 4 Juni 2022 dengan menggunakan fasilitas pinjaman bank yang belum digunakan. Per tanggal 31 Desember 2021, Perusahaan memiliki fasilitas pinjaman bank yang belum digunakan sebesar Rp 5,7 triliun,” kata Billy dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis, 17 Februari 2022.

Billy menerangkan tidak ada dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, kelangsungan usaha Perseroan pada saat ini.

Penerbitan obligasi berkelanjutan I Indosat tahap II tahun 2015 itu merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I dengan target dana yang dihimpun Rp 9 triliun.

Sementara penawaran umum berkelanjutan sukuk ijarah berkelanjutan I saat itu dengan target dana yang dihimpun Rp 1 triliun.

Total jumlah pokok obligasi berkelanjutan I Indosat tahap II tahun 2015 adalah sebesar Rp 2,68 miliar, dan sukuk ijarah berkelanjutan I Indosat tahap II tahun 2015 dengan jumlah pokok sebesar Rp 416 miliar. Masing-masing memiliki lima seri.

Rinciannya, Seri A jatuh tempo pada 370 hari kalender sejak tanggal emisi, Seri B 3 tahun, Seri C 5 tahun, Seri D 7 tahun, dan Seri E 10 tahun.

Dengan dilunasinya pokok obligasi berkelanjutan I Indosat tahap II tahun 2015 Seri D dan pokok sukuk ijarah berkelanjutan I Indosat tahap II tahun 2015 Seri D, perseroan hanya menyisakan Seri E yang akan jatuh tempo pada 2025, atau 10 tahun sejak tanggal emisi.

Masing-masing yakni senilai Rp 427 miliar untuk pokok obligasi berkelanjutan I Indosat tahap II tahun 2015, dan Rp 175 miliar untuk pokok sukuk ijarah berkelanjutan I Indosat tahap II tahun 2015.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.