Sukses

Penyaluran Kredit Berkelanjutan BRI Sentuh Rp 617,8 Triliun, Terbesar di Indonesia

65,5 persen dari total kredit BRI atau setara dengan Rp 617,8 triliun disalurkan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit untuk aktivitas bisnis berkelanjutan sebesar 12 persen secara year on year (yoy).

Sebagai first mover on sustainable finance di Indonesia, Direktur Utama BRI, Sunarso menyebutkan 65,5 persen dari total kredit BRI atau setara dengan Rp 617,8 triliun disalurkan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan (sustainable business activities).

"Angka tersebut tumbuh sebesar 12,2 persen yoy. Hal ini menjadikan BRI sebagai bank dengan portofolio kredit untuk bisnis yang berkelanjutan terbesar di Indonesia," ujar Sunarso dalam paparan kinerja perseroan, Kamis (3/2/2022).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto menambahkan, BRI ke depan tidak hanya menjadi first mover, tetapi akan beranjak menjadi first runner sebagai bank dengan implementasi ESG di Asia Tenggara.

Ia menuturkan, penyaluran kredit berkelanjutan BRI masih didominasi oleh segmen mikro dan SME, yakni sekitar Rp 540-550 triliun.

Dari sisi sektornya, Solichin mengatakan BRI saat ini sudah masuk pada beberapa proyek berkelanjutan. Di antaranya ada renewable energy, pembiayaan yang mencegah polusi. Kemudian ada pula di transportasi seperti MRT, LRT, dan sebagainya.

"Green building juga kami sudah mulai masuk. Di sustainable water dan ecovision product juga ada. Jadi ini secara umum di hampir semua sektor kita masuk dan bertahap nanti ke depan total portofolio maupun sektornya juga akan bertambah besar,” ungkapnya.

Selain dari sisi aset (kredit), implementasi ESG juga akan diberlakukan pada sisi liabilitas perseroan. Yakni dengan menyediakan produk simpanan berorientasi ESG. Kemudian juga dari sisi operasional, seperti penghematan kertas hingga listrik. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Targe Kredit BRI

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) menargetkan pertumbuhan kredit hingga 11 persen pada 2022.

Direktur Utama BRI, Sunarso menuturkan, optimisme tersebut merujuk pada sejumlah data ekonomi yang menunjukkan pemulihan signifikan.

"BRI untuk menghadapi 2022 itu optimis. Kita akan bisa menumbuhkan kredit sekitar 9 sampai 11 persen, kemudian net interest margin diproyeksikan 7,6 sampai 7,8 persen," ujar Sunarso dalam paparan kinerja perseroan, Kamis, 3 Februari 2022.

Selain itu, cost of credit diproyeksikan berada di kisaran 2,8-3 persen. Kemudian overhead cost growth sekitar 6-8 persen, dan NPL diproyeksikan berkisar di antara 2,8 sampai 3 persen.

"ini adalah cerminan bahwa kita optimis dan kita perhatikan dalam bentuk angka-angka yang memang optimis pula,” imbuhnya.

Hingga akhir Desember 2021, penyaluran kredit BRI (secara bank only) tercatat tumbuh 7,16 persen yoy. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional tahun 2021 sebesar 5,24 persen.

Seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif dengan segmen mikro yang tercatat tumbuh sebesar 12,98 persen yoy. Sementara itu segmen konsumer tumbuh 3,97 persen yoy, segmen kecil dan menengah tumbuh 3,55 persen dan segmen korporasi tumbuh 2,37 persen.

Dari sisi manajemen risiko, BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 3,08 persen dengan NPL Coverage yang sangat memadai sebesar 278,14 persen.

Kualitas kredit BRI yang baik tersebut diikuti dengan kondisi restrukturisasi kredit BRI yang saat ini terus melandai. Hingga akhir Desember 2021 tercatat restrukturisasi BRI sebesar Rp 156,93 triliun, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 245,22 triliun,” tambah Sunarso.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.