Sukses

Gejolak Pasar Saham Diprediksi Terus Lanjut Dibayangi Hasil Pertemuan The Fed

Pekan ini, di pasar saham, Nasdaq merosot 7,6 pesan untuk minggu ini, kinerja terburuk sejak Maret 2020.

Liputan6.com, Jakarta Turbulensi pasar saham kemungkinan akan berlanjut hingga pekan depan. Seiring dengan pertemuan Federal Reserve (FOMC) meting, hingga laporan keuangan raksasa teknologi seperti Apple dan Microsoft.

Melansir laman CNBC, Sabtu (22/1/2022), pasar saham mencatatkan penutupan terburuk pada pekan ini sejak 2020 lalu, dengan kerugian besar dalam teknologi.

Hal itu menyusul laporan kinerja Netflix yang rendah. Pelaku pasar mengamati apakah nasib yang sama akan dicatatkan oleh saham teknologi besar lainnya.

Pekan ini, Nasdaq merosot 7,6 pesan untuk minggu ini, kinerja terburuk sejak Maret 2020. Nasdaq telah jatuh 15,5 pesan dari level tertinggi dan menuju awal terburuk tahun ini dalam 14 hari perdagangan pertama, sejak 2008. Sementara S&P 500 mengakhiri pekan ini di level 4.397, turun 5,7 pesen.

Pertemuan The Fed pada Selasa dan Rabu menjadi perhatian pasar, investor menunggu kebijakan bank sentral yang akan menaikkan suku bunga tahun ini dan kapan itu akan dimulai.

Para ekonom memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga seperempat poin persentase di bulan Maret.

Selain itu, ada pula penantian laporan keuangan yang diharapkan tumbuh dari sejumlah perusahaan blue chip Dow 30, seperti 3M, IBM, Intel, Caterpillar dan American Express.

Serta dua saham terbesar dalam hal kapitalisasi pasar, Microsoft dan Apple, masing-masing melaporkan Selasa dan Kamis. Tesla melaporkan Rabu.

Data ekonomi juga akan menjadi fokus. Pertama, data PDB kuartal keempat yang akan diumumkan pada hari Kamis, dan data pengeluaran konsumsi pribadi hari Jumat, yang mencakup ukuran inflasi pilihan Fed.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Sektor

Pasar saham bisa lebih bergejolak, setelah seminggu aksi jungkat-jungkit yang liar mengakibatkan penurunan tajam pada indeks utama.

Sektor utama terlemah untuk minggu ini adalah konsumen discretionary, turun 8,5 pesen, diikuti oleh layanan komunikasi dan teknologi, keduanya lebih rendah sekitar 7 persen.

Saham Netflix melemah pada hari Jumat, kehilangan 22 pesen setelah pengungkapan mengecewakan tentang data pelanggan ketika merilis pendapatan Kamis sore.

Saham JP Morgan Chase turun tajam seminggu sebelumnya ketika melaporkan pengeluaran yang lebih tinggi dan aktivitas perdagangan yang lebih lambat.

“Kami tidak berpikir bahwa musim pendapatan adalah katalis makro untuk mengirim indeks secara signifikan ke satu arah atau yang lain. Ini adalah cerita saham demi saham," kata Julian Emanuel, kepala ekuitas, derivatif dan ahli strategi kuantitatif di Evercore ISI.

"Laporan yang bagus kemungkinan akan dihargai tetapi dengan cara yang jauh lebih tenang, sedangkan perusahaan yang kehilangan pendapatan akan diganjar secara tidak proporsional,” imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.