Sukses

Bukalapak Buka-bukaan Alasan Masuk Jadi Investor Bank Allo

Bukalapak menerima pengalihan 2.497.816.903 HMETD dari PT Mega Corpora selalu pemegang saham utama perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah investor akan menyerap saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Investor tersebut termasuk PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Bukalapak menerima pengalihan 2.497.816.903 HMETD dari PT Mega Corpora selalu pemegang saham utama perseroan.

Sekretaris Perusahaan PT Bukalapak.com Tbk, Perdana A. Saputro menuturkan, alasan Bukalapak mengeksekusi HMETD tersebut lantaran sejalan dengan tujuan Perseroan. Yakni untuk menciptakan kesetaraan perekonomian bagi seluruh masyarakat dan senantiasa memberikan nilai tambah bagi mitra dan pengguna Bukalapak.

"Investasi pada Allo Bank dapat membantu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia melalui peningkatan penawaran jasa keuangan dan aksesibilitas kredit kepada Mitra Bukalapak dan pengguna, termasuk UMKM Mitra Bukalapak di pedesaan,” kata Perdana dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (5/1/2022).

Selain itu, perusahaan ingin mengembangkan ekosistem online dan offline yang juga dapat menciptakan nilai tambah.

Dengan latar belakang sebagai entitas bank digital yang memiliki perizinan penuh, Perseroan menilai Allo Bank selaku dapat mendukung tujuan yang ingin dicapai Perseroan.

Setelah dilakukannya penyerahan saham kepada Perseroan, maka Perseroan akan memiliki 2.497.816.903 saham Allo Bank dengan nilai nominal Rp 100 per saham, yang mewakili 11,49 persen dari total saham di Allo Bank, dengan asumsi bahwa seluruh pemegang saham Allo Bank dan investor yang mendapatkan pengalihan HMETD melaksanakan haknya untuk membeli saham baru Allo Bank dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) III.

Harga pelaksanaan atas investasi saham di Bank Allo dan dana yang disediakan Perseroan seluruhnya berjumlah Rp.1,19 triliun atau senilai Rp 478 per saham.

“Sumber dana yang akan dipergunakan adalah dana yang tersedia pada Perseroan saat ini,” kata Perdana.

Berdasarkan Prospektus yang diterbitkan oleh Allo Bank pada 3 Januari 2022, distribusi HMETD tersebut dijadwalkan pada 12 Januari 2022 dan pencatatan HMETD Allo Bank direncanakan pada tanggal 13 Januari 2022. Sedangkan periode penyerahan saham HMETD tersebut dijadwalkan pada 17 sampai dengan 21 Januari 2022.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bukalapak Genggam 11,49 Persen Saham BBHI

Sebelumnya, investor akan menyerap saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu III (PMHMETD III) atau rights issue. Investor tersebut termasuk PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) hingga grup Salim.

Mengutip keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa, 4 Januari 2022, PT Allo Bank Indonesia Tbk akan menambah modal dengan menerbitkan HMETD kepada pemegang saham perseroan sebanyak 10.047.322.871 saham biasa atas nama atau sebesar 86 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini.

Apabila dibandingkan dengan jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHETD III menjadi sebesar 46,24 persen dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

PT Allo Bank Indonesia Tbk menetapkan harga pelaksanaan Rp 478 per saham. Dengan demikian jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rights issue Rp 4,8 triliun. Setiap pemegang 100 saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 11 Januari 2022 berhak atas 86 HMETD.

Berdasarkan surat pernyataan kesanggupan dan ketersediaan dana pada 27 Desember 2021, PT Mega Corpora selalu pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 90 persen telah menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian haknya dari HMETD yang menjadi haknya sebanyak 2.712.777.020 HMETD.

Jumlah itu sekitar 30 persen dari seluruh HMETD yang menjadi hak Mega Corpora. PT Mega Corpora menyatakan memiliki dana cukup untuk melaksanakan rights issue dan siapkan dana Rp 1,3 triliun.

Selain itu, Mega Corpora juga akan mengalihkan sebagian rights issue yang menjadi haknya. Hal ini sesuai dengan pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka pada waktu Mega Corpora menjadi pengendali perseroan.

Mega Corpora akan mengalihkan saham yang tidak dilaksanakan dalam rights issue kepada PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Abadi Investments Pte Ltd (AI), PT Indolife Investama Perkasa (IIP), H Holding Inc atau Grab (HH), Trusty Cars Pte Ltd (TC), dan PT CT Corpora (CTC).

Rincian pengalihan saham setelah rights issue itu antara lain kepada:

 -Bukalapak (BUKA) sebanyak 2.497.816.903 HMETD atau sekitar 11,49 persen

-Abadi Investments Pte Ltd (AI) sebanyak 1.521.117.930 HMETD atau sekitar 7 persen

-PT Indolife Investama Perkasa (IIP) sebanyak 1.303.815.386 HMETD atau sekitar 6 persen

-H Holdings Inc (HH) sebanyak 448.744.769 HMETD atau sekitar 2,07 persen

-Trusty Cars Pte Ltd sebanyak 150.000.000 HMETD atau sekitar 0,69 persen

-PT CT Corpora atau sebesar 408.318.058 HMETD atau sekitar 1,88 persen

3 dari 3 halaman

Penggunaan Dana Rights Issue

Dalam pelaksanaan rights issue, jika kepemilikan pemegang saham utama yang tidak melaksanakan seluruh HMETD-nya dan menyerahkan HMETD untuk dilaksanakan oleh investor strategi, kepemilika Mega Corpora sebagai pemegang saham pengendali perseroan menjadi 60,87 persen.

“Dengan demikian tidak terjadi perubahan pengendalian dalam perseroan, Mega Corpora tetap pemegang saham pengendali perseroan,” tulis perseroan dalam prospektus.

Jika pemegang saham tidak melaksanakan HMETD-nya akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 46,24 persen dari persentase kepemilikan saham dalam perseroan.

Dana hasil rights issue ini antara lain digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Hal ini dalam rangka meningkatkan modal inti perseroan menjadi kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) termasuk dalam KBMI 2 seperti tertuang dalam POJK 12/2021.

Selanjutnya dana akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi atau dikenal dengan bank digital.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.