Sukses

Tencent Pangkas Kepemilikan Saham di JD.com, Ini Alasannya

Tencent membagikan dividen kepada pemegang saham sehingga memangkas kepemilikannya di JD.com.

Liputan6.com, Hong Kong - Perusahaan gim sekaligus media sosial China, Tencent akan memberikan dividen kepada pemegang saham sebanyak USD 16,4 miliar, atau setara Rp 233,29 triliun (asumsi kurs 14.225 per dolar AS) saham JD.com, otomatis memangkas jumlah kepemilikan sahamnya di e-commerce terbesar Beijing. Langkah ini setelah pelepasan saham JD.com.

Pada Kamis, 23 Desember 2021,  Tencent mengungkapkan pihaknya segera mendistribusikan saham JD.com kepada pemegang saham. Total JD.com yang akan dibagikan senilai 127,69 miliar dolar Hong Kong  atau USD 16,37 miliar (setara Rp 233,06 triliun).

Kondisi ini memangkas 2,3 persen kepemilikan Tencent di perusahaan e-commerce terbesar kedua di China menjadi 17 persen. Dengan pembagian ini otomatis Tencent kehilangan posisinya sebagai salah satu investor terbesar JD.com untuk Walmart.

Pemegang saham Tencent yang memenuhi syarat berhak atas satu saham JD.com untuk setiap 21 saham yang mereka miliki. Sebagai pemilik WeChat, sosial media China,  memilih membagikan saham tersebut sebagai dividen daripada menjualnya di pasar dalam upaya untuk menghindari penurunan tajam dalam harga saham JD.com. Belum lagi tagihan pajak yang tinggi.

Tencent melakukan langkah divestasi tatkala Beijing memberlakukan tindakan keras regulasi yang luas terhadap perusahaan-perusahaan teknologi. Dengan target utama berupa ambisi pertumbuhan China di luar negeri dan konsentrasi kekuatan pasar di China.

Entitas pertama kali berinvestasi di JD.com pada 2014. Pihak perusahaan mengungkapkan pembagian ini adalah waktu yang tepat untuk mentransfer sahamnya mengingat perusahaan e-commerce telah mencapai tahap seiring JD.com dapat membiayai pertumbuhannya sendiri.

Saham JD.com anjlok 11,2 persen pada awal perdagangan di Hong Kong pada Kamis, 23 Desember 2021. Ini merupakan persentase penurunan harian terbesar sejak debutnya di kota itu sejak Juni 2020. Meskipun sahamnya pernah melesat naik 5,7 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bagian dari Strategi Perseroan

"Ini tampaknya merupakan kelanjutan dari konsep meruntuhkan taman bertembok dan meningkatkan persaingan di antara raksasa teknologi dengan melemahkan kemitraan, eksklusivitas, dan pengaturan lain yang melemahkan tekanan persaingan," tutur Analis LightStream Research Mio Kato, yang menerbitkan di Smartkarma, dikutip dari laman ChannelNewsAsia, Jumat, (24/12/2021).

Kato menambahkan langkah Tencent dapat berimplikasi pada hal-hal lainnya. Mulai dari pembayaran pasar yang melibatkan hubugan perusahaan dengan Pinduoduo dan JD. Relasi ii telah membantunya mempertahankan daya saing dengan Alipay dalam pandangan.

3 dari 3 halaman

Berdampak Negatif

Perusahaan menyampaikan akan terus menjaga hubungan bisnis dengan e-commerce terbesar di China itu. Termasuk perjanjian kemitraan strategis yang sedang berlangsung. Meskipun Direktur Eksekutif Tencent dan Presiden Martin Lau akan segera turun dari dewan JD.com.

"Untuk JD, dampaknya pasti negatif. Meskipun pengurangan kepemilikan Tencent di JD mungkin tidak berdampak banyak pada bisnis JD. Tetapi sebenarnya tatkala saham berpindah tangan dari Tencent ke investor Tencent, peluang pemegang saham Tencent menjual saham JD sebagai dividen akan meningkat,” kata analis di Everbright Sun Hung Kai,  Kenny Ng.

Investor dan analis mengatakan distribusi saham JD.com meningkatkan prospek investasi Tencent di perusahaan e-commerce Pinduoduo dan raksasa pengiriman makanan Meituan juga dapat didivestasikan di tengah tekanan regulasi untuk menurunkan skala.

Tencent tidak memiliki rencana untuk keluar dari investasi tersebut karena tidak berkembang dengan baik. Pemroses pembayaran Alipay adalah bagian dari saingan Tencent yaitu  Alibaba Group.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.