Sukses

Wall Street Perkasa, Indeks Dow Jones Melonjak 1,6 Persen

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 560,54 poin atau 1,6 persen menjadi 35.492,70.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 21 Desember 2021 setelah penurunan tiga hari di tengah kekhawatiran varian COVID-19, omicron yang menyebar cepat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 560,54 poin atau 1,6 persen menjadi 35.492,70. Kenaikan indeks Dow Jones didorong saham Nike dan Boeing.

Indeks S&P 500 bertambah hampir 1,8 persen menjadi 4.649,23 didorong sembilan sektor saham yang melonjak. Indeks Nasdaq menguat 2,4 persen menjadi 15.341,09. Indeks Russell 2000 mendaki 2,9 persen, dan catat performa terbaik sejak 20 Juli 2021.

Saham maskapai, pelayaran dan berkaitan dengan hiburan menguat. Saham Delta Air Lines naik 5,9 persen, saham United Airlines bertambah hampir 6,9 persen, dan Karnaval menanjak 8,7 persen. Saham Las Vegas Sands melonjak 8,4 persen dan saham Boeing terbang 5,8 persen.

Saat pidato pada Selasa, 21 Desember 2021, Presiden AS Joe Biden mengatakan, individu yang mendapatkan suntikan booster sangat terlindungi. Ia mendorong masyarakat AS untuk mendapatkan dosis ekstranya. Joe Biden menegaskan, AS tidak akan kembali ke Maret 2020 saat awal puncak wabah COVID-19 sehingge menerapkan lockdown.

Biden menuturkan, pihaknya akan mengerahkan 1.000 personel medis dari militer untuk mendukung rumah sakit jika menghadapi gelombang pasien omicron pada Januari dan Februari.

Gedung Putih juga membeli 500 juta tes COVID-19 di rumah yang dapat dipesan masyarakat AS gratis melalui situs mulai 2022.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Investor Jenuh Jual

Saham kembali menguat dari penurunan beruntun tiga hari yang didorong lonjakan omicron yang sumbang 73 persen dari infeksi baru di AS pekan lalu. Indeks S&P 500 mencatat penurunan selama tiga hari, terburuk sejak September 2021 yang terjadi pada Senin, 21 Desember 2021.

"Pasar tampaknya bereaksi terhadap posisi jenuh jual jangka pendek,” ujar Principal Granite Investment Advisors, Timothy Lesko, dilansir dari CNBC, Rabu (22/12/2021).

Ia menambahkan, omicron dan efeknya tidak diketahui menciptakan volatilitas yang signifikan. “Obligasi sudah jenuh beli, saham jenuh jual dan sekarang kami mencari jawaban,”  kata dia.

Lesko menuturkan, jika penyakit yang disebabkan oleh omicron tetap ringan dan menjadi perdebatan, pasar dapat melihat reli.

Lonjakan omicron telah membuat investor tetap waspada dengan varian yang sekarang ditemukan setidaknya di 43 negara bagian Amerika Serikat dan 90 negara. Pejabat WHO mengatakan, omicron lebih menular ketimbang varian COVID-19 sebelumnya.

Selain itu, investor juga menilai prospek agenda ekonomi Biden. Senat akan memberikan suara pada jarring pengaman sosial Biden dan RUU Kebijakan Iklim pada Januari meski Senator Demokrat Joe Manchin menentangnya.

"TIdak jelas apakah Demokrat akan mencoba meloloskan RUU lebih kecil yang hanya mencakup sebagian dari paket lengkap,” demikian mengutip CNBC.

“Saat kita memasuki minggu liburan yang dipersingkat di tengah melonjaknya kasus omicron, tekanan rantai pasokan yang berkelanjutan dan kegagalan rencana Build Back Better, peningkatan volatilitas dan volume perdagangan yang lebih tipis dapat menyebabkan pasar bereaksi berlebihan yang bisa menjadi peluang beli dalam jangka waktu dekat hingga Natal,” ujar Nationwide’s Chief of Investment Research, Mark Hackett.

3 dari 3 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Di sisi lain, saham Micron melonjak lebih dari 10 persen setelah produsen chip memori itu membukukan pendapatan jauh lebih baik dari yang diharapkan untuk kuartal sebelumnya dan memberikan panduan bullish. Saham NXP Semiconductors naik 3 persen dan Advance Micro Devices bertambah 6,2 persen.

Saham Nike naik 6,1 persen setelah produsen sepatu tersebut melaporkan pendapatan dan penjualan kuartalan yang melebihi harapan meski ada tekanan rantai pasokan yang berkelanjutan.  Saham GAP, Dick’s, Sporting Goods, dan Macy’s juga menguat.

Imbal hasil obligasi 10 tahun naik hampir 1,5 persen setelah kekhawatiran tentang omicron memperlambat pemulihan ekonomi. Imbal hasil obligasi sempat turun ke posisi 1,36 persen pada pekan lalu.

Sementara itu, harga minyak menguat ke posisi USD 71,12. Hal tersebut mendorong saham energi naik antara lain saham Devon Energy, ConocoPhilips, dan Chevron.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

    Omicron

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Wall Street

  • Indeks Dow Jones