Sukses

Wall Street Perkasa, The Fed Beri Kepastian Tapering hingga Kenaikan Suku Bunga

Indeks acuan di wall street kompak menguat seiring the Federal Reserve memberikan kepastian mengenai tapering dan suku bunga.

Liputan6.com, New York -- Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street perkasa pada perdagangan Rabu, 15 Desember 2021 seiring pasar melewati salah satu ketidakpastian besar menjelang akhir 2021 yaitu terkait keputusan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) syaratkan penarikan stimulus lebih besar dari pembelian obligasi bulanannya atau tapering seperti yang diharapkan pasar. The Fed juga prediksi beberapa kenaikan suku bunga pada 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 1,63 persen menjadi 4.709,85. Indeks Nasdaq melonjak 2,15 persen menjadi 15.565,58. Indeks Dow Jones bertambah 383,25 poin atau 1,08 persen ke posisi 35.927,43.

Wall street menguat tersebut didukung keputusan bank sentral AS. The Fed mengumukan akan kurangi pembelian aset obligasi atau tapering dengan kecepatan lebih cepat di tengah kenaikan inflasi. The Fed akan mulai membeli USD 60 miliar obligasi per bulan mulai Januari 2022, turun dari Desember 2021. The Fed akan melanjutkan jalur tersebut pada bulan-bulan mendatang.

Langkah itu dilakukan ketika bank sentral sedang bergulat dengan tingkat inflasi tertinggi dalam hampir empat dekade. The Fed akan mempercepat tapering pada Desember 2021.

Langkah the Fed tersebut menetapkan hal untuk perubahan kebijakan dramatis yang akan membuka jalan bagi kenaikan suku bunga pertama pada 2022. Selain itu, the Fed memberi sinyal kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2022.

“Sekarang saya melihat seberapa tinggi tingkat yang terjadi dan seberapa cepat itu akan terjadi. Ketidakpastian dihilangkan dari pasar. Dari perspektif ekuitas, sekarang hanya fokus pada pendapatan, margin dan pertumbuhan,” ujar Chief Strategist Global Fixed Income Team Morgan Stanley Investment Management dilansir dari CNBC, Kamis (16/12/2021).

Ia menambahkan, pernyataan the Fed agak melegakan pasar saham yang semula jauh lebih agresif.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Saham Apple naik hampir tiga persen dan mengangkat indeks acuan serta melanjutkan momentum saham baru-baru ini. Saham kapitalisasi besar Microsoft dan Netflix juga menguat.

Pergerakan wall street pada Rabu pekan ini menandai pembalikan dari awal pekan dengan indeks Nasdaq mencatat kinerja buruk.

Sektor saham defensive juga tampil baik dengan saham perawatan kesehatan antara lain UnitedHealth dan Amgen masing-masing naik 3,1 persen dan 2,6 persen.

“Sementara tiga kali kenaikan suku bunga untuk 2022 diproyeksikan oleh dot plot, dan membuat kita berpikir. Namun, perlu diingat (meski suku bunga naik-red) masih akan membuat kita tetap berada dalam wilayah suku bunga rendah secara historis,” ujar Investment Strategist E-Trade Financial Mile Loewengart.

Ia menambahkan, selanjutnya wall street sering bergerak positif ketika memiliki lebih jelas gambaran masa depan yang diberikan oleh the Fed.

Saham-saham bank besar merosot bahkan setelah the Fed isyaratkan beberapa kenaikan suku bunga ke depan. Imbal hasil untuk surat berharga bertenor 2 tahun dan 10 tahun naik setelah pengumuman the Fed meski imbal hasil jangka pendek memberikan banyak kenaikan pada perdagangan Rabu sore.

Saham JPMorgan dan Bank of America melemah. Sejumlah saham bank regional termasuk Comerica mengalami kenaikan.

3 dari 3 halaman

Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell

Ketua the Fed Jerome Powell menyatakan, pasar tenaga kerja belum sepenuhnya pulih menunjuk pada kenaikan yang lamban dalam partisipasi Angkatan kerja tetapi mengatakan masih tepat untuk memutar kembali beberapa kebijakan the Fed saat pandemi COVID-19.

“Kami tidak akan kembali ke ekonomi yang sama seperti yang dialami pada Februari 2020. Pasar tenaga kerja dan ekonomi pascapandemi secara umum, dan tingkat tenaga kerja yang maksimal konsisten dengan stabilitas harga berkembang dari waktu ke waktu,” kata Powell.

Pertemuan the Federal Reserve adalah fokus bagi investor dan melihat sejumlah berita mengenai COVID-19 termasuk perkembangan omicron.

WHO memperingatkan varian omicron menyebar lebih cepat dari pada jenis sebelumnya, dan kemungkinan besar di sebagian besar negara di dunia. Inggris melaporkan jumlah kasus harian tertinggi sejak pandemi COVID-19.

Penjualan ritel untuk November hanya naik 0,3 persen month-over-month. Realisasi penjualan ritel itu lebih rendah dari perkiraan Dow Jones 0,8 persen. Di sisi lain, Kongres Demokrat meloloskan RUU menaikkan plafon utang, mengirimkannya ke Presiden AS Joe Biden tepat ketika Menteri Keuangan AS Janet Yellen menuturkan pemerintah kehilangan daya beli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.