Sukses

Wall Street Merosot Tersengat Kekhawatiran Dampak Omicron hingga The Fed

Investor mencermati dampak varian omicron terhadap ekonomi dan menanti pertemuan the Fed sehingga tekan wall street.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Senin, 13 Desember 2021. Indeks S&P 500 anjlok seiring investor tetap berhati-hati seiring mempertimbangkan dampak varian baru COVID-19, omicron mempengaruhi ekonomi.

Selain itu, investor juga menanti hasil pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve pada Rabu pekan ini. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 turun 0,9 persen menjadi 4.668,97.

Indeks Dow Jones melemah 320 poin menjadi 35.650,95. Hal ini seiring saham Boeing merosot 3,7 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 1,4 persen menjadi 15.413,28.

Saham maskapai dan jalur pelayaran melemah pada perdagangan Senin, 13 Desember 2021. Saham American Airlines turun 4,9 persen dan Delta Air Lines susut 3,4 persen. Saham United Airlines melemah 5,2 persen dan saham Carnival Corp merosot 4,9 persen.

Di sisi lain, saham Moderna naik 5,8 persen. Hal ini setelah Ahli Penyakit Menular terkemuka Gedung Putih Dr Anthony Fauci menyebut suntikan booster COVID-19 sebagai “perawatan optimal”. Tetapi defisinisi vaksinasi penuh tidak akan berubah.

Peneliti Isratel di Pusat Medis Sheba dan Laboratorium Virologi Pusat Kementerian Kesehatan menyimpulkan tiga suntikan vaksin COVID-19 Pfizer-BiNTech efektif terhadap varian omicron baru. Saham Pfizer naik 4,6 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kekhawatiran Omicron hingga The Fed

Namun, varian baru telah mendorong beberapa pejabat pemerintah untuk memberlakukan kembali pembatasan untuk perlambat penyebaran. Pada Minggu, 12 Desember 2021, AS mendekati 800.000 kematian akibat COVID-19.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson konfirmasi setidaknya satu pasien terinfeksi varian COVID-19 omicron telah meninggal. “Kekhawatiran berlimpah, mulai dari pasar yang baru-baru ini kembali cepat reli ke rekor tertinggi, hingga kekhawatiran COVID-19 yang sedang berlangsung, tetapi hal besar untuk beberapa hari ke depan mengenai the Federal Reserve dan betapa hawkish nada yang diadopsi akhir pekan ini,” ujar Chief Investment Strategist for Leuthold Group, Jim Paulsen dilansir dari CNBC, Selasa (14/12/2021).

Selain itu, investor mencerna lonjakan data inflasi utama yang mencapai 6,8 persen pada November year over year (yoy), dan alami lonjakan terbesar sejak 1982. Inflasi tersebut lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones 6,7 persen.

“Kami percaya pasar dapat terus mengambil pembacaan inflasi yang lebih tinggi, meski volatilitas tambahan tetap menjadi risiko.  Dengan kebijakan the Fed yang relatif akomodatif, saham masih positif, dan kami mendukung pemenang dari pertumbuhan global,” kata Chief Investment Officer UBS Global Wealth Management.

3 dari 3 halaman

Menanti Pertemuan The Fed

Pembacaan inflasi utama datang menjelang pertemuan kebijakan dua hari the Federal Reserve pada pekan ini. Para pembuat kebijakan akan membahas percepatan akhir dari program pembelian obligasi.

Ketua the Jerome Powell menyarankan bank sentral dapat akhiri program pembelian obligasi bulanan senilai USD 120 miliar lebih cepat dari jadwal saat ini Juni 2022. Mempercepat batas waktu untuk pengurangan juga dapat memajukan kebijakan bank sentral, rencana kenaikan suku bunga yang dapat menakuti investor.

“Dengan pengetatan Fed pertama yang akan segera tertunda, investor melepas apapun kecuali aset aset termasuk sektor defensif di pasar saham, kapitalisasi besar, obligasi dan safe-haven dolar AS,” kata Paulsen.

Ia mengatakan, pertemuan the Fed hingga konferensi pers-nya selesai, investor mungkin harus hadapi kekhawatiran di pasar saham.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.