Sukses

Menguat saat Pembukaan Perdagangan Perdana, Saham OBMD Kini di Zona Merah

Saham OBMD dibuka naik Rp 9 ke Rp 189 per saham dari harga IPO Rp 180 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT OBM Drilchem Tbk (OBMD) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/12/2021). Namun, saham OBMD yang sempat menguat berbalik arah melemah.

Mengutip data RTI, saham OBMD dibuka naik Rp 9 ke Rp 189 per saham dari harga IPO Rp 180 per saham. Pada pukul 09.56 WIB, saham OBM Drilchem turun 5,56 persen ke posisi Rp 170 per saham.

Saham OBMD berada di level tertinggi Rp 200 dan terendah Rp 168 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.910 kali dengan volume perdagangan 801.533. Nilai transaksi Rp 13,9 miliar.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menguat. IHSG naik 0,39 persen ke posisi 6.628. Indeks LQ45 mendaki 0,07 persen ke posisi 950,82. Sebagian besar indeks acuan menguat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 6.632,94 dan terendah 6.610,57. Sebanyak 260 saham menguat dan 198 saham melemah. 173 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 481.308 kali dengan volume perdagangan 14,5 miliar saham. Nilai transaksi Rp 9,8 triliun.

Pada 8 Desember 2021, PT OBM Drilchem Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan tercatat ke-49 di BEI.

Perseroan menetapkan harga saham perdana Rp 180 per saham. Perseroan merupakan emiten dari sektor basic material yang bergerak di bidang memproduksi bahan aditif untuk mencegah kerugian yang terjadi dalam aktivitas pengeboran dengan menggunakan teknologi serat. Perseroan melepas sebanyak 182.000.000 lembar saham atau 24,86 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham (IPO).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemakaian Dana IPO

Wakil Presiden Direktur Perseroan Ivan Alamsyah menuturkan, langkah Perusahaan melakukan pencatatan pada Bursa Efek Indonesia melalui IPO merupakan langkah strategi perusahaan dalam meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan untuk tata kelola yang lebih baik.

"Kinerja Perseroan di masa pandemi ini masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik,” kata dia.

Ivan optimistis dengan perkembangan usaha perseroan, apalagi adanya target dari Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan produksi minyak dan gas.

"Seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil penawaran umum perdana saham, akan seluruhnya digunakan oleh Perseroan untuk pembelian bahan baku berupa serbuk serat selulosa dan kalsium karbonat dari pihak ketiga untuk mengantisipasi kontrak-kontrak yang akan diperoleh Perseroan di masa yang akan datang,"  ungkap Ivan Alamsyah.

3 dari 3 halaman

Rencana Perseroan

Mengutip keterangan tertulis,  PT OBM Drilchem Tbk sejak berdiri 1996, Perseroan merupakan perusahaan Indonesia dengan jangkauan Internasional yang memproduksi bahan aditif untuk mencegah kerugian yang terjadi dalam aktivitas pengeboran dengan menggunakan teknologi serat yang merupakan salah satu pemain terdepan di bidangnya.

Produk-produk yang dijual oleh Perseroan bertujuan untuk mengurangi waktu non-produktif di site, membantu meningkatkan stabilitas sumur bor, mencegah kehilangan cairan pada sumur bor, mencegah penempelan diferensial, mengurangi torsi dan tarikan yang berlebihan dan meningkatkan pembersihan lubang.

Perseroan juga menawarkan berbagai jenis jasa terkait kegiatan on-site dan off-site yang meliputi membuat desain proposal teknis dan solusi sesuai dengan jenis sumur masing-masing, menyediakan jasa engineering dan pelatihan dalam pengggunaan produk-produk Perseroan on-site, dan menyediakan jasa custom desain dan produk sesuai dengan kebutuhan masing-masing pelanggan.

Sehubungan dengan target Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan produksi minyak sebesar 1 Juta barel per hari (bph) dan gas sebanyak 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030 mendatang. Oleh karena itu, Perseroan meyakini akan adanya peningkatan permintaan untuk produk yang dihasilkan oleh perseroan.

Didukung oleh pusat produksi dan fasilitas riset yang berada di daerah Karawang, Jawa Barat yang merupakan kawasan industri strategis untuk distribusi baik Nasional maupun Internasional, Perseroan yakin dapat menunjang target Pemerintah Indonesia hingga 2030.

Selain itu perseroan saat ini juga sedang menjalin kerja sama dengan pihak luar neger untuk penggunaan produk Perseroan di area pengeboran minyak di Timur Tengah dan Eropa Timur.

Dengan tingkat TKDN 100 persen, Perseroan juga mendukung penggunaan sumber daya dalam negeri baik bahan baku dan sumber daya manusia, untuk kemajuan negara Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.