Sukses

Saham Apple Perkasa di Tengah Sentimen Varian Omicron

Saham Apple mampu menguat di tengah aksi jual yang terjadi di saham teknologi kapitalisasi besar.

Liputan6.com, New York - Saham Apple Inc melonjak 3,1 persen pada penutupan perdagangan, Selasa, 30 November 2021 di tengah kemerosotan saham lainnya akibat sentimen varian baru COVID-19, omicron. Investor melihat Apple tempat yang aman selama ketidakpastian pasar saham.

Saham-saham teknologi besar lainnya antara lain Google, Amazon, Meta dan Microsoft terpantau terjadi aksi jual besar-besaran pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat. Indeks Dow Jones Industrial Average menyusut 651 poin, indeks acuan Nasdaq ikut melemah sekitar 1,6 persen. Indeks S&P merosot 1,9 persen.

Pelemahan terjadi serentak pada Selasa, 30 November 2021 usai pernyataan dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Dia menyampaikan The Fed akan membahas percepatan pengurangan pembelian obligasi atau tapering pada rapat Desember.

Analis Needham Laura Martin mengungkapkan investor berbondong-bondong beralih ke saham Apple (AAPL) pada Selasa pekan ini. Hal ini lantaran Apple memiliki arus kas yang luar biasa besar sehingga memungkinkan menahan setiap goncangan yang mengakibatkan perlambatan ekonomi. Selain itu, investor menilai arus kas Apple mampu memberi keuntungan dari penurunan harga.

"Ada perpindahan ke kualitas dengan perusahaan yang Anda (investor) tahu akan bertahan dari badai, tidak bangkrut dan tidak mengalami kesulitan keuangan,” tutur Martin, dikutip dari laman CNBC pada Selasa (1/12/2021).

Martin mencatat saham teknologi besar lainnya masih beruntung karena tidak anjlok  sebanyak perusahaan kecil. Dia menambahkan Apple berada di posisi guna memperkenalkan produk baru demi mendorong pertumbuhan baru. Termasuk produk teranyarnya telepon kepala (headset).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ditopang Produk Baru Apple

"Kehadiran produk terbaru ini atas dasar kritik besar terhadap Apple karena selama lima tahun terakhir adalah tidak mengeluarkan produk baru. Ketika Anda melihat lini produk, banyak kegembiraan di sana, terutama tentang bagaimana mereka akan memperkenalkan kacamata augmented reality di WWDC berikutnya pada Juni,” ungkap Martin.

Analis ini juga mengatakan ada indikasi terkait produk Apple saat ini. Utamanya tipe iPhone Pro yang laris manis di pasaran. Penjualan ini pun mengarahkan keuntungan besar bagi perusahaan pada Desember.

Pada Oktober, perusahaan mengharapkan akan terjadi rekor pendapatan pada kuartal pertama. Dimana nilainya bisa mencapai USD 111,4 miliar atau Rp 1.559,1 triliun (estimasi kurs Rp 14.355 per dolar AS).  Realisasi pendapatan ini optimis dapat dicapai meskipun terdapat kendala pasokan yang terhambat.

“Ritel menunjukkan angka-angka bagus hasil penjualan produk barunya.  Tablet dan iPhone kelas atas menorehkan margin dan pendapatan tinggi untuk kuartal IV tahun ini,” imbuh Martin.

3 dari 3 halaman

Arus Kas Jaga Kestabilan

Apple menggunakan arus kas perusahaan untuk berinvestasi terhadap produk barunya. Tujuannya guna mengembalikan modal kepada pemegang saham melalu dividen dan pembelian kembali (buyback). Selain  itu, arus kas menjaga kestabilan harga saham.

Dalam catatan kepada investor awal bulan ini, Analis Bernstein Toni Sacconaghi mengharapkan agar Apple terus membeli kembali saham sampai lima tahun ke depan. Total kenaikan saham perusahaan teknologi ini sebesar 25 persen selama 2021.

"Analisis kami menunjukkan Apple kemungkinan dapat terus membeli kembali saham (buyback) sekiat  3-4 persen sahamnya per tahun hingga akhir 2026. Seraya meningkatkan dividen per sahamnya sebesar 10 persen per tahun tanpa mengambil utang bersih di neraca," ujar Sacconaghi kepada investor dalam keterangan Rabu, 17 November 2021.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.