Sukses

Bank Syariah Indonesia Gelontorkan Pembiayaan Infrastruktur hingga Rp 13 Triliun

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) banyak masuk untuk proyek konstruksi sipil.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memiliki portofolio di pembiayaan infrastruktur mencapai Rp 13 triliun hingga Oktober 2021.

Wholesale & Transaction Banking Director PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Kusman Yandi menuturkan, angka itu setara 8 persen dari total pendanaan Perseroan.

"Jadi ini angka yang relatif besar kalau kita hadapkan dengan total eksposur pembiayaan kami pada posisi yang sama di angka 193 triliun itu mencapai 8 persen dari total pembiayaan," ujar Kusman dalam Economic Outlook 2022 - Akselerasi Pembangunan Infrastruktur 2022, Rabu (24/11/2021).

Kusman menerangkan, Perseroan banyak masuk untuk proyek konstruksi sipil. Antara lain untuk jalan tol, dengan Perseroan masuk di sekitar tujuh ruas jalan tol dengan angka limit lebih dari Rp 5,3 triliun.

"Kami juga banyak masuk untuk biayai proyek kelistrikan, apakah itu PLN maupun proyek IPP atau produsen listrik nasional milik swasta. Kita juga masuk ke proyek bandara khususnya di Angkasa Pura I, kita juga masuk di pelabuhan khususnya di Pelindo I sebelum merger,” tutur dia.

Selama 2021, Perseroan sudah menyetujui lima proyek infrastruktur. Empat di antaranya dengan skema KPBU dengan total limit di angka Rp 1,8 triliun. Ke depan, Kusman mengatakan permintaan pembiayaan untuk proyek infrastruktur masih sangat tinggi. Sayangnya hal itu tidak diikuti dengan ketersediaan dana yang ada, sehingga akan terjadi funding gap.

"Untuk 2020-2024 ada funding gap untuk pendanaan infrastruktur yang cukup besar. Secara keburuhan ada di angka Rp 6.445 triliun, sedangkan ketersediaan pembiayaan Rp 2.385 triliun. Sehingga ada funding gap yang relatif besar 4.060 triliun atau 63 persen dari total kebutuhan, dan ini tersebar di beberapa kelompok proyek,” ujar dia.

Adapun kelompok proyek tersebut yakni; infrastruktur pelayanan dasar, infrastruktur ekonomi, infrastruktur perkotaan, energi dan ketenagalistrikan.

Fundnig gap ini merupakan suatu potensi bagi perbankan untuk berpartisipasi dalam kebutuhan pembiayaan. ini angka yang besar dengan beragam proyek dan bisa disesuaikan kembali appetite dari masing-masing perankan,” pungkasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Susunan Komisaris

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyepakati perubahan susunan dewan komisaris.

Pemegang saham dalam RUPSLB mengangkat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen BSI dan Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen BSI.

Dengan demikian, susunan Komisaris Perseroan menjadi sebagi berikut:

Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Adiwarman Azwar Karim

Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Muhammad Zainul Majdi

Komisaris: Suyanto

Komisaris: Masduki Baidlowi

Komisaris: Imam Budi Sarjito

Komisaris: Sutanto

Komisaris Independen: Bangun Sarwito Kusmulyono

Komisaris Independen: Arief Rosyid Hasandan

Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat

Pada semester I-2021, BSI mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun, naik 34,29 persen yoy dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Kenaikan tersebut dipicu oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang berkualitas, sehingga biaya dana dapat ditekan. Hal itu mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil yang tumbuh sekitar 12,71 persen secara year on year (yoy).

Dari sisi bisnis pada periode yang sama, Perseroan telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 161,5 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 11,73 persen dari periode yang sama pada 2020 sebesar Rp 144,5 triliun.

Dari sisi liabilitas, penghimpunan DPK BSI sampai semester I-2021 mencapai Rp 216,36 triliun, naik 16,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 sebesar Rp 186,49 triliun.

Dengan kinerja tersebut BSI berhasil mencatatkan total aset sebesar Rp 247,3 triliun hingga Juni 2021. Naik sekitar 15,16 persen secara yoy. Pada periode yang sama tahun lalu total aset BSI mencapai Rp 214,7 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.