Sukses

Wall Street Melambung Tersengat Kenaikan Saham Teknologi

Wall street kompak menguat menjelang akhir pekan ini. Akan tetapi, selama sepekan, wall street lesu imbas inflasi.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada Jumat, 12 November 2021. Akan tetapi, indeks acuan di wall street mencatat koreksi mingguan pertama dalam enam minggu di tengah meningkatnya kekhawatiran inflasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 179,08 poin atau 0,5 persen menjadi 36.100,31. Indeks S&P 500 naik sekitar 0,7 persen ke posisi 4.682,85. Indeks Nasdaq bertambah 1 persen ke posisi 15.860,96.

Rata-rata tiga indeks acuan merosot dalam sepekan setelah laporan inflasi AS memanas dalam 30 tahun. Indeks Dow Jones 0,6 persen, indeks S&P 500 tergelincir 0,3 persen, dan indeks Nasdaq turun tipis 0,7 persen.

Akan tetapi, tiga indeks acuan mendekati rekor tertinggi pada 2021. Indeks S&P 500 menguat lebih dari 24 persen pada 2021.

Indeks harga konsumen pada Oktober 2021 yang dirilis Rabu, 10 Oktober 2021 menunjukkan inflasi pada laju terpanas dalam lebih dari 30 tahun. Rilis data inflasi membawa imbal hasil obligasi menguat dan memangkas pertumbuhan saham.

“Tindakan pasar pada Jumat ada kenaikan dari apa yang terjadi pada awal pekan ini. Kami mulai melihat kekhawatiran puncak dalam rantai pasokan,” ujar Chief Market Strategis Crossmark Global Investments, Victoria Fernandez dilansir dari CNBC, Sabtu (13/11/2021).

Ia menambahkan, pihaknya akan mendapatkan lebih banyak informasi mengenai hal tersebut pada pekan depan seiring laporan laba Walmart dan Target.

Saham teknologi kapitalisasi besar juga mendukung pasar. Saham Facebook-induk Meta reli 4 persen. Saham Apple, Microsoft, dan Amazon masing-masing menguat lebih dari 1 persen.

 

p>* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rilis Data Ekonomi

Di sisi lain saham Johnson&Johnson naik 1,2 persen setelah laporan Wall Street Journal menyampaikan perusahaan memecah divisinya. Johnson&Johnson dilaporkan memecah divisi kesehatan konsumennya menjadi perusahaan publik yang terpisah.

Rilis data yang keluar pada Jumat pagi menekankan kekhawatiran inflasi yang persisten dan memberikan wawasan tentang pasar tenaga kerja AS.

Sentimen konsumen pada awal November turun ke level terendah dalam satu dekade, berdasarkan laporan University of Michigan. Berdasarkan laporan itu, banyak responden mengkhawatirkan inflasi.

Sementara itu, 4,43 juta meninggalkan pekerjaannya pada September 2021, dan mencatat rekor. Hal itu berdasarkan laporan Departemen Kerja yang dirilis Jumat pekan ini. Eksodus terjadi karena AS memiliki 10,44 juta lowongan pekerjaan, menurut laporan itu.

“Angka terus bergerak lebih tinggi, yang memberi tahu kita orang masih yakin mereka bisa mendapatkan bergaji lebih tinggi,” tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.