Sukses

Hari Pahlawan, Berinvestasi Jadikan Generasi Muda sebagai Pahlawan

Bicara soal investasi dan kepahlawanan, kehadiran generasi muda yang terjun untuk berinvestasi juga telah menerapkan nilai kepahlawanan.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia memperingati Hari Pahlawan setiap 10 November. Peringatan Hari Pahlawan ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang hari nasional yang bukan hari libur dan diteken oleh Presiden Sukarno. Penetapan Hari Pahlawan itu untuk mengenang jasa pahlawan dan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur.

Peringatan Hari Pahlawan ini juga mengingatkan makna dan nilai-nilai kepahlawanan. Aksi kepahlawanan saat ini memang berbeda ketika memperjuangkan kemerdekaan.

Saat ini aksi kepahlawan bisa dimulai dari diri sendiri yang dapat memberikan manfaat bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga lingkungan terdekat seperti keluarga dan kemudian masyarakat.

Bicara soal investasi dan kepahlawanan, kehadiran generasi muda yang terjun untuk berinvestasi juga telah menerapkan nilai kepahlawanan. Nilai kepahlawan yang membutuhkan pengorbanan,memiliki integritas, pantang menyerah, optimistis, mau berjuang, bekerja sama, menghadapi tantangan dan lainnya.

Generasi muda pun makin sadar untuk berinvestasi. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar modal mencapai 6.758.335 juta hingga 29 Oktober 2021. Dari jumlah itu, investor yang memiliki pekerjaan sebagai pelajar mencapai 27,59 persen. Selain itu, rentang usia di bawah 30 tahun mencapai 59,50 persen.

Perencana Keuangan One Shildt Financial Planning Mohamad Andoko menilai peranan investor muda sangat penting.  Ia berharap suatu hari nanti investor muda ini dapat memenuhi tujuan-tujuan keuangannya dan tidak lagi menjadi generasi sandwich.

Sebagian investor muda bahkan berperan dalam membantu ekonomi keluarga. Mengingat saat ini banyak orangtua yang tidak memiliki dana pensiunan atau mungkin dana tersebut hanya cukup untuk kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anaknya.

Dengan demikian, generasi muda ini memutuskan untuk mulai investasi sehingga membantu keuangan keluarga.

"Selain itu supaya mereka (investor muda) setidaknya dapat memenuhi kehidupannya tanpa harus bergantung pada siapa pun bahkan dapat mencapai financial freedom,” tambah Andoko, saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu (10/11/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Financial Freedom

Andoko menuturkan, financial freedom adalah kondisi ketika seseorang mempunyai investasi dan dari investasi tersebut mendapatkan imbal hasil. Dari imbal hasil inilah bisa membiayai gaya hidup individu tersebut.

Atas peran yang telah dilakukan, tidak salah jika para investor muda ini disebut sebagai pahlawan. Hal ini mengingat investor muda ini bisa hidup “merdeka” secara ekonomi.

"Minimal untuk diri sendiri saja sudah mandiri secara finansial. Kalau dia bisa mandiri secara finansial, mereka tidak akan menyulitkan buat keluarganya,” kata Andoko.

Bandingkan dengan anak muda yang terjebak gaya hidup. Padahal penghasilan mereka cukup bagus tapi justru terjerumus pada utang antara lain kartu kredit, pinjaman online (pinjol), utang ke teman dan bahkan kantor. Hal ini malah menyulitkan diri sendiri hingga keluarga.

"Jika perusahaan memiliki karyawan yang memiliki problem financial, jangan pernah berharap dia akan bekerja secara produktif. Karena mereka akan mencari cara bagaimana untuk membayar utang tersebut hingga tidak segan menggunakan fasilitas kantor atau mengambil uang perusahaan,” ujar Andoko.

3 dari 3 halaman

Catatan Sebelum Investasi

Sebelum seseorang investasi ada baiknya individu tersebut memperbaiki keuangan atau mengelola keuangan terlebih dahulu. Dimulai dari pengelolaan cashflow atau arus masuk-keluar. Keberhasilan pengelolaan cash flow akan menghasilkan surplus yang biasanya dialokasikan ke dalam dana darurat.

Jangan sampai seseorang yang hendak melakukan investasi tetapi abai atau bahkan tidak mempunyai dana darurat. Hal ini berguna sebagai dana antisipasi jika kemudian hari terjadi peristiwa yang tidak diinginkan maka investor akan mengambil dana dari investasi yang sedang minus misalkan harga saham turun.

Andoko juga menambahkan agar investor muda tidak tergiur dengan investasi yang serba instan dan cepat menghasilkan cuan. Akan tetapi, lebih aware terhadap investasi jangka panjang seperti dana pensiun.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.