Sukses

Langkah China Tekan Harga Batu Bara

China mengambil langkah sehingga pengaruhi harga batu bara global.

Liputan6.com, Jakarta - China meningkatkan langkah untuk dongkrak batu bara. Harga batu bara acuan untuk pasar global, Newcastle turun lebih dari 30 persen pada Senin, 1 November 2021. Ini menyusul penurunan tajam harga batu bara di China yang merupakan penyusutan terbesar selama lima tahun terakhir.

Tindakan keras pemerintah China jadi sentimen kuat. Fitch Solutions Country Risk and Industry Research (FSCRIR) menyampaikan ada tindakan keras Presiden China Xi Jinping terhadap sektor batu bara menyebabkan para trader menjual saham batu bara secara besar-besaran.

Tindakan ini dilakukan untuk menghindari kerugian akibat harga yang terjun bebas sejak Kamis, 21 Oktober 2021.

ING Think, lembaga investasi multinasional Belanda mengungkapkan intervensi kebijakan yang kuat dari regulator China berpengaruh besar. Lantaran tindakan keras ini berakibat pada penurunan harga batu bara. Demikian mengutip dari Business Line, Selasa (2/11/2021).

National Development and Reforn Commission (NDRC) milik pemerintah China melakukan pemeriksaan terhadap ZhengZhou Commodity Exchange (ZCE) yang menyelenggarakan taruhan spekulatif berjangka batu bara termal.

Bursa menaikkan batas perdagangan kontrak batu bara termal menjadi 10 persen. ZCE pun memberlakukan batasan kepada anggota perdagangan. Inspeksi turut dilakukan pejabat China ke lokasi penyimpanan batu bara.

Tindakan ini sebagai bentuk penelusuran atas dugaan pemanfaatan area tanpa izin sebagai tempat penimbunan dan penyimpanan batu bara. Lokasi ini berada di sekitar wilayah produksi utama dan pelabuhan.

Saat laporan ini, harga batu bara berjangka Newscastle untuk  November 2021 mencapai USD 150 per ton. Sementara untuk Desember dan Januari harganya masing masing USD 155 dan USD 142.

Harga batu bara pernah mencapai USD 269,5 per ton pada Selasa, 5 Oktober 2021. Namun, harga batu bara menyusut sebanyak 42,5 persen. Pada akhir pekan, harga batu bara kontrak berjangka lebih dari USD 220.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Harga Fluktuaktif

Menurut situs Trading Economics, harga batu bara kehilangan sebanyak 29 persen dalam sebulan terakhir. Walaupun nilai baru bara meroket 166 persen secara tahun ke tahun (YoY).  Harga batu bara mulai melemah di China sesaat pemerintahan Jinping menuturkan rencana terkait penurunan harga komoditas energi.

NDRC berupaya meningkatkan kembali pasokan batu bara demi mengatasi krisis energi di negara tirai bambu. NDRC menyatakan dalam sebuah pernyataan biaya produksi batu bara lebih murah daripada batu bara spot. Pengumuman disampaikan pada pekan lalu.

Sedangkan ZCE melaporkan kontrak batu bara paling banyak diperdagangkan turun menjadi USD 143,44 per ton per Senin, 1 November 2021. Harga batu bara spot juga diproyeksikan  melemah seiring penurunan harga batu bara berjangka.

Unit grup Fitch, FSCRIR prediksi harga batu bara termal di China ataupun global masih merosot hingga beberapa bulan ke depan.

3 dari 5 halaman

Sentimen dari Krisis Energi yang Melanda

Lembaga pemeringkatan menulis dalam catatannya melihat beberapa tanda melandainya krisis listrik di China. Penurunan ini karena intervensi regulator China di sektor pertambangan dan perdagangan domestik.

“Kami sebelumnya memperkirakan kekurangan daya yang kronis hanya bersifat sementara. Pemerintah China telah berupaya untuk memastika keamanan energi sebelum digunakan sebagai pemanas saat musim dingin tiba.

Sedangkan Fitch Solutions berpendapat indikasi meredanya krisis listrik di China yaitu penarikan taruhan spekulatif di pasar logam.

“Harga batu bara berada di bawah tekanan imbas pemerintah China mengambil langkah guna meningkatkan pasokan domestik dan pembatasan harga,” ungkap ING Think.

 

4 dari 5 halaman

Upaya Pengendalian Krisis Energi

FSCRIR menduga harga batu bara di China akan terus melemah dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini terjadi seiring penurunan harga batu bara global.

"Kami percaya intervensi pemerintah China bertujuan meredakan krisis energi hebat di negaranya. Dengan cara mengendalikan sitausi yaitu pemberlakukan pengurangan jatah da pembatasan konsumsi listrik di beberapa provinsi,” ujar FSCRIR.

Fitch Solutions mengimbuhi pendapat FSCRIR, dengan kebijakan regulator China mulai berlaku sejak awal Oktober. Pemerintah China mengeluarkan juga aturan tambahan untuk mengatasi masalah krisis energi. Meliputi tindakan kerasa bagi para penimbun batu bara dan para pedagang spekulatif.

Pada akhir September, NDRC menyetujui penutupan produksi di beberapa cabang harus ditutup. Ini berpotensi pelepasan kapasitas cadangan darurat. Pembangkit listrik yang semula operasionalnya dihentikan sementara kini telah berjalan kembali.

Di lain pihak, pemerintahan Jinping memerintahkan pemerintah daerah tetap memproduksi seperti biasanya. Meskipun sepanjang liburan dan acara besar lainnya. Bahkan mereka tidak boleh menghentikan produksi tanpa persetujuan pemerintah.

5 dari 5 halaman

Output yang Dihasilkan

Produksi rata-rata telah melonjak lebih dari 1,2 juta ton pada Senin, 18 Oktober 2021. Pencapaian ini melampaui rekor tertinggi pada angka 1,16 juta ton. Dari hasil tersebut, China memiliki persediaan sumber bahan bakar penghasil listrik untuk 16 hari.

Fitch Solutions menuturkan China berencana menetapkan batas harga batubara termal yang di jual di pasar domestik. Pemberlakuan sampai Mei 2022. Langkah ini bermaksud mengurangi tekanan di sektor pembangkit listrik.

NDRC turut mempelajari mekanisme baru sebagai pedoman harga batu bara. Sehingga kisaran harga yang dtetapkan masih dalam batas wajar dan berlaku untuk jangka panjang.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.