Sukses

Kapitalisasi Pasar Alibaba Susut Rp 5.295 Triliun dalam 12 Bulan

Harga saham Alibaba berada di sekitar USD 176 pada Selasa, 26 Oktober 2021, dibandingkan dengan USD 306,87 pada tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah tepat setahun sejak pengusaha China Jack Ma secara terbuka kritik pemerintah China. Sejak itu Jack Ma juga kehilangan ratusan miliar dolar Amerika Serikat dari kekayaannya.

Selama 12 bulan terakhir, Alibaba telah kehilangan kapitalisasi pasar USD 373 miliar atau sekitar Rp 5.295 triliun (asumsi kurs Rp 14.196 per dolar AS). Berdasarkan Bloomberg, Alibaba merosot merupakan kerugian financial terbesar yang pernah dialami sebuah bisnis.

Pada 24 Oktober 2020, Jack Ma membuat pidato yang kritik China dalam sebuah pertemuan puncak bisnis dan menjadi viral.

"Kita seharusnya tidak menggunakan cara mengelola stasiun kereta api untuk mengatur bandara. Kita tidak bisa mengatur masa depan dengan cara kemarin,” ujar dia saat itu, dikutip dari news.com.au, ditulis Kamis (28/10/2021).

Pernyataannya menjadi panas setelah pengumuman pemerintah tentang rencana untuk meningkatkan regulasi ke sektor keuangannya, dan dianggap sebagai kritik.

Kemarahan Partai Komunis China sangat cepat, dan tak kenal ampun. Jack Ma menghilang selama berbulan-bulan. Alibaba kehilangan hampir setengah valuasi pasarnya dalam waktu satu tahun.

Kapitalisasi pasar Alibaba turun tajam dari USD 850 miliar atau sekitar Rp 12.056 triliun tepat sebelum pidato menjadi USD 477 miliar atau setara Rp 6.765 triliun pada Selasa, 26 Oktober 2021, berdasarkan Nasdaq. Ada penurunan USD 373 miliar.

Harga saham Alibaba berada di sekitar USD 176 pada Selasa, 26 Oktober 2021, dibandingkan dengan USD 306,87 pada tahun lalu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Denda Alibaba

Sejumlah hal telah menyebabkan penurunan kekayaan Ma yang pernah dianggap sebagai orang terkaya di China.

Saat ini dia berada di peringkat ke-30 dalam indeks miliarder Bloomberg dengan perkiraan kekayaan USD 46,1 miliar atau sekitar Rp 653,62 triliun. Kekayaan Ma turun dari posisi USD 60,3 miliar pada tahun lalu saat berada di puncak kekayaannya.

Tahun lalu, pionir teknologi ini akan melakukan penawaran umum perdana USD 37 miliar atau sekitar Rp 525,15 triliun untuk grup Ant.

Namun, setelah komentar kritis Ma, China membatalkan IPO. Kemudian awal 2021, pemerintah mendenda Alibaba dengan denda USD 2,8 miliar atau sekitar Rp 39,69 triliun karena melanggar peraturan antimonopoli.

Ma juga menghilang setelah sambutannya. Ia pun dipanggil ke Beijing untuk pertemuan, dilaporkan atas permintaan Presiden Xi, dan tidak terdengar lagi sampai Januari 2021. Dalam video klip 48 detik, Ma mengatakan, dia ingin mengabdikan dirinya untuk amal.

Sejak saat itu, Ma menjadi satu-satunya pendonor amal terbesar di China dengan sumbangan USD 500 juta atau sekitar Rp 7,08 triliun dalam 12 bulan terakhir.

3 dari 3 halaman

Alibaba Bakal Rilis Laporan Keuangan pada November 2021

Meski kapitalisasi pasar Alibaba melonjak USD 40 miliar atau sekitar Rp 567,10 triliun karena kepercayaan konsumen tumbuh setelah kehadiran Ma pada Januari. Namun, hal itu tidak berlangsung lama.

Pekan lalu, Ma terlihat untuk pertama kali sejak Mei di Spanyol. Ia berada di kapal pesiar yang berlabuh di pulau Mallorca, Spanyol bersama para pemimpin bisnis lainnya dan seorang petugas keamanan, berdasarkan laporan Reuters. Ini perjalanan pertama kali ke luar negeri sejak ia berselisih dengan regulator China pada 2020.

Saham grup Alibaba di Hong Kong naik hampir 10 persen seiring berita tersebut. Pada akhir Juni 2021, kapitalisasi pasar Alibaba telah turun dari USD 850 miliar tepat sebelum pidato Ma menjadi USD 570 miliar.

Sekarang hanya empat bulan kemudian, angka itu turun lagi hampir USD 100 miliar menjadi USD 477 miliar. Alibaba akan melaporkan kinerja laba dan pendapatan pada 5 November 2021.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.