Sukses

Facebook di Tengah Tudingan Kebocoran Dokumen dan Rencana Ekspansi

Facebook juga mengumumkan untuk menggelontorkan dana sebanyak USD 50 miliar atau setara Rp 707,7 triliun untuk buyback saham.

Liputan6.com, Jakarta - - Investor Facebook mengabaikan dokumen besar-besaran dari tudingan mantan karyawan Facebook yang berlangsung pada awal pekan, dan fokus pada pendapatan kuartal III yang melampaui perkiraan analis.

Facebook juga mengumumkan untuk menggelontorkan dana sebanyak USD 50 miliar atau setara Rp 707,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.154 per dolar AS) untuk pembelian kembaii (buyback) saham. Langkah ini sukses membantu dongkrak saham Facebook dua persen saat perpanjangan perdagangan.

Facebook akan terus melakukan perubahan signifikan pada tahun depan. Fokus utamanya adalah penyempurnaa fitur reels video layar penuh. Fitur ini akan bersaing ketat dengan TikTok.

CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan hal itu  saat berbincang dengan analis saat pengumuman rilis kinerja keuangan. Adapun perubahan Facebook itu bagian dari upaya membuat Facebook dan Instagram menjadi lebih menarik bagi pengguna dengan rentan usia 18-29 tahun.

"Satu dekade terakhir perkembangan audiens yang menggunakan aplikasi kami sangat pesat. Kami bertekad untuk melayani semua orang, layanan kami telah dituntut untuk menjadi yang terbaik bagi para pengguna khusus untuk orang dewasa muda,” ungkap Zuckerberg, dilansir dari CNBC, dikutip Rabu (27/10/2021).

Dia pun memperingatkan pergeseran ini akan memakan waktu bertahun-tahun agar bisa beroperasi. Seperti saat Facebook mengadopsi fitur News Feed dan Stories. “Reels memiliki potensi untuk menjadi sesuatu dari skala itu,” ujar Mark Zuckerberg.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Bantah Tudingan Haugen

Zuckerberg memulai konferensi dengan pembelaan keras terhadap perusahaan. Terkait laporan Frances Haugen, mantan karyawan Facebook yang menyudutkan Facebook membocorkan data pengguna.

Dokumen internal perusahaan yang dirilis oleh Haugen menunjukkan jumlah remaja pengguna aplikasi Facebook di AS telah menurun 13 persen sejak 2019. Dengan proyeksi penurunan 45 persen selama dua tahun berturut-turut. Jumlah pengguna antara usia 20 - 30 diperkirakan menurun 4 persen selama jangka waktu tersebut.

Haugen awalnya membagikan dokumen itu kepada The Wall Street Journal. Kemudian Haugen menghadiri Senat awal bulan ini untuk bersaksi tentang pengalamannya di perusahaan. Sejak itu, Haugen resmi merilis dokumen ke beberapa kantor berita lainnya.

Dalam laporan menunjukkan Facebook menyadari adanya kerugian yang disebabkan oleh aplikasi dan layanannya, khususnya bagi gadis remaja. Namun, perusahaan Zuckerberg tidak berusaha memperbaiki masalah atau berjuang untuk mengatasinya.

Zuckerberg lantang membantah klaim tersebut dan menyebut berita terbaru sebagai upaya terkoordinasi. Dengan tujuan menunjukkan kebocoran dokumen untuk melukiskan citra buruk tentang perusahaannya.

Dia memuji investasi Facebook dalam penelitian dan mengatakan industri lainnya harus mengikuti jejaknya.

“Kenyataannya adalah media sosial bukanlah pendorong utama masalah ini dan mungkin juga tidak dapat memperbaikinya sendiri. Kita harus menginginkan setiap perusahaan lain di industri kita untuk melakukan investasi dan mencapai hasil yang kita miliki,” tuturnya.

3 dari 6 halaman

Kehadiran Metaverse

Facebook sedang gencar mencari investor untuk sebuah perusahaan yang bisa terlihat sangat berbeda dari bisnis berbasis periklanan saat ini. Perusahaan mengumumkan rencananya untuk memecah Facebook Reality Labs ke dalam segmen pelaporannya sendiri mulai kuartal IV.

Unit itu berfokus pada produk perangkat keras, augmented reality dan virtual reality. Segmen pendapatan lainnya akan datang dari grup perusahaan, meliputi Facebook, Instagram, Messenger, WhatsApp, dan layanan lainnya.

Facebook mengharapkan investasinya di segmen perangkat keras dan VR akan mengurangi laba operasional sekitar USD 10 miliar atau setara Rp 141,7 triliun. Pada Juli, Facebook pun mengumumkan pembentukan tim yang akan bekerja di metaverse. Sebuah dunia digital memungkinkan banyak orang berinteraksi dalam lingkungan 3D.

Dua bulan kemudian pada September, perusahaan mengatakan mengangkat Andrew Boz Bosworth sebagai chief technology officer pada 2022 . Saat ini Bosworth menjabat Head of Facebook’s Hardware Division.

Sementara itu, bisnis iklan masih berkembang dengan baik. Facebook menuturkan pendapatan kuartal III melonjak 35 persen dari tahun sebelumnya. Laba bersih juga meroket 17 persen menjadi USD 9,2 miliar atau setara Rp 130,3 triliun dari USD 7,8 miliar atau setara Rp 110,5 triliun) periode yang sama.

4 dari 6 halaman

Upgrade iOS Bikin Tersendat

Perusahaan Zuckerberg mengungkapkan harapan pendapatan pada kuartal IV sebesar USD 31,5-34 miliar.  Sedangkan penjualan yang diproyeksikan analis lebih besar yaitu USD 34,8 miliar.

Facebook menyebutkan perkiraan tersebut mencerminkan ketidakpastian signifikan yang akan perusahaan hadapi pada kuartal IV. Sehubungan dengan tantangan dari perubahan iOS 14 Apple, faktor ekonomi makro dan kasus COVID-19.

Apple memperkenalkan perubahan privasi awal tahun ini. Dengan menambahkan petunjuk sehingga memungkinkan pengguna tidak menerima iklan di aplikasi. Hal ini langsung berimbas pada saham Snap yang anjlok 27 persen saat pengumuman laporan pendapatannya minggu lalu. Snap mengaku inovasi Apple menganggu bisnisnya.

CFO Facebook Dave Wehner berpendaoat perubahan iOS merupakan “angin terbesar” pada kuartal ini.

"Jika bukan karena itu, kami akan mengharapkan pertumbuhan berurutan dari kuartal II ke kuartal III,” ia menambahkan.

Facebook’s operating chief Sheryl Sandberg mengatakan pembaharuan iOS merusak kemampuan Facebook untuk menargetkan iklan kepada pengguna.Meskipun perusahaan melihat tidak ada perubahan

tingkat data. Facebook membangun kembali sistem penargetan dan pengoptimalannya untuk bekerja dengan lebih sedikit data, sebuah proses yang akan memakan waktu beberapa tahun.

5 dari 6 halaman

Peralihan E-commerce ke Outlet

Sandberg mengatakan kepada analis perusahaan mengalami perlambatan pertumbuhan e-commerce karena bisnis sudah banyak melakukan operasional secara fisik  dan konsumen memilih membeli secara langsung.

"Bisnis masih melakukan pergeseran secara online, tetapi e-commerce tidak lagi tumbuh dengan kecepatan seperti puncak saat pandemi,” kata Sandberg.

Sandberg juga mencatat pengiklan telah menghemat pengeluaran sebagai respon terhadap masalah rantai pasokan global dan kekurangan tenaga kerja.

Namun, Sandberg mengatakan, Facebook tetap menjadi platform terbaik bagi pengiklan untuk menjangkau orang-orang di mana mereka berada dan mendapatkan hasil yang terukur.

6 dari 6 halaman

Sumber Penghasilan Lainnya

Pendapatan perusahaan juga berasal dari segmen perangkat keras konsumen seperti headset realitas virtual Oculus.

Totalnya berjumlah USD 734 juta atau melonjak 195 persen. Angka tersebut melebihi perkiraan konsensus StreetAccount sebesar USD 477 juta. Arus kas bebas perusahaan sebesar USD 9,55 miliar jauh dari konsensus StreetAccount USD 9,9 miliar.

Facebook mengungkapkan pada kuartal III mengantongi 3,58 miliar pengguna bulanan di seluruh grup aplikasinya. Hal ini menunjukkan ada kenaikan dari semula 3,51 miliar pada kuartal II.

Metrik ini digunakan untuk mengukur total basis pengguna Facebook di seluruh aplikasi utamanya, Instagram, Messenger, dan WhatsApp.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.