Sukses

Investor Asing Akumulasi Saham Bank Kapitalisasi Besar dalam Satu Bulan

Investor asing akumulasi saham bank dalam satu bulan terakhir. Saham BBRI paling banyak dikoleksi investor asing.

Liputan6.com, Jakarta - Selama satu bulan terakhir, investor asing cenderung akumulasi saham-saham bank kapitalisasi besar. Analis menilai, hal itu wajar seiring likuiditas yang tinggi dan sentimen efek window dressing.

Mengutip data RTI, Selasa (19/10/2021), di seluruh pasar dalam satu bulan terakhir, investor asing akumulasi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 8,7 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 4,5 triliun, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 2,7 triliun.

Sementara itu, investor asing koleksi saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar Rp 207,8 miliar.

Adapun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi beli investor asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp 34,16 triliun hingga perdagangan Senin, 18 Oktober 2021.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan, Frankie Prasetio menuturkan,  investor asing memang lebih tertarik pada saham-saham kapitalisasi besar seperti Himbara. Ia menilai wajar, hal tersebut seiring likuiditas yang tinggi sehingga dapat meminimalkan risiko kerugian jika terjadi penurunan.

Selain itu, pemulihan ekonomi Indonesia dan kasus COVID-19 yang sudah melandai, menurut Frankie sangat berdampak pada sektor perbankan. Ia menambahkan sentimen efek window dressing juga membuat rtaa-rata saham perbankan menguat pada akhir menuju awal tahun yang baru.

"Jadi sentimen-sentimen di atas dirasa menajdi katalis kuat untuk menopang kenaikan harga sahamnya sampai penghujung tahun ini,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prospek Saham Bank Mini dan Digital

Saat ditanya mengenai prospek saham bank mini dan digital hingga akhir 2021, Frankie menilai, saham bank kecil dan digital mungkin cenderung lebih sepi.

"Hal ini terefleksi dari rata-rata harga saham bank kecil dan digital sudah cenderung koreksi, memang harga sahamnya yang sempat naik di semester I,” ujar dia.

Berdasarkan data RTI, pada periode 11-18 Oktober 2021, saham BANK turun 15,11 persen ke posisi Rp 2.360 per saham, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) susut 14,34 persen ke posisi Rp 1.225 per saham,  saham PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) melemah 12,24 persen ke posisi Rp 172 per saham,

Frankie menambahkan, saat ini sentimen lebih kepada saham-saham kapitalisasi besar atau blue chip dengan kinerja stabil yang atau cenderung bertumbuh.

"Untuk saat ini memang belum terlalu direkomendasikan untuk melirik saham bank mini. Untuk saham bank digital mengingat harganya sahamnya masing cenderung premium dan belum dapat dlihat performa kinerjanya, jadi tidak terlalu direkomendasikan saat ini,” kata dia.

Adapun untuk sentimen yang perlu diwaspadai yaitu kekuatiran efek tapering dan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat. “Hal ini bisa saja membuat sektor perbankan tertahan bila dana investasi banyak kembali ke Amerika Serikat,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.