Sukses

Ingin Punya Keuangan yang Sehat? Yuk Simak Strategi Ini

Selain menjaga kesehatan fisk dan mental, mengatur strategi keuangan untuk kesehatan juga penting.

Liputan6.com, Jakarta - Selain menjaga kesehatan fisik dan mental, memiliki kesehatan keuangan juga tidak kalah penting. Kesehatan keuangan yang baik mulai dari mengelola keuangan hingga cermat investasi.

Founder@gatherich, Kennedy Handersen mengatakan, setiap orang memiliki pemahaman dan prinsip yang berbeda mengenai uang. Menurut dia, uang merupakan salah satu alat bantu untuk mencapai tujuan seseorang. Selain itu, ia ibaratkan, uang seperti amplifier. Kennedy menilai, uang tersebut dapat menunjukkan karakter seseorang.

"Kalau misalkan punya definisi uang sebagai sumber kebahagiaan, enggak wonder yang dikejar uang, uang, dan uang," kata dia saat acara virtual CMSE 2021, Sabtu (16/10/2021).

Untuk memiliki kesehatan keuangan yang sehat, Kennedy pun membagi sejumlah strategi. Pertama, mengelola emosi dan memakai logika ketika berinvestasi.

Ia mengatakan, ibarat pepatah harta mu berada di situ hati mu berada. Ia mencontohkan, saat seseorang menempatkan instrumen investasi, kadang terus dilihat.

"Padahal ketika investasi tidak boleh pakai emosi. Sering bilang kalau investasi harus pakai logika, bukan emosi," kata dia.

Di sisi lain, seseorang memakai emosi saat menggunakan uang sehari-hari. Kennedy mengingatkan, menggunakan uang memakai logika juga tetap penting. Salah satunya dengan mengukur pengeluaran memakai logika.

"Pengeluaran itu bisa dibilang pakai emosi. Bagaimana supaya emosi tidak terlalu tinggi, berusaha gunakan logika, ukur pengeluaran itu," ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Catat Pengeluaran

Kedua, apa yang bisa diukur bisa ditingkatkan. Salah satunya dengan mencatat pengeluaran sehingga mengetahui kebocoran dalam mengelola keuangan. Kennedy menuturkan, mencatatkan pengeluaran itu seperti indikator untuk mengukur pengeluaran sehingga mengetahui apa saja yang sudah dikeluarkan.

Dengan mengetahui pengeluaran tersebut diharapkan agar pemasukan lebih tinggi ketimbang pengeluaran.Kennedy menganologikan seperti ban mobil. Ketika ban mobil kempes dibawa ke SPBU kemudian oleh petugas akan mencari tahu titik bocornya. Ketika sudah tahu titik bocornya kemudian ditambah dan diberikan angin.

"Dalam keuangan sering banget tambal, tambal, tapi tidak cari titik bocor. Berusaha tambal uang, tidak ukur pengeluaran bocor di mana. Dalam keuangan ada indikator bila sehat, pengeluaran tahu kemana saja. Intinya harus ukur pengeluaran kita kemana saja. Jangan sampai pengeluaran lebih tinggi," kata dia.

Ketiga, tahu apa yang dibutuhkan bukan diinginkan. Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk mengetahui mengatur keuangan. Kennedy mengatakan, kata-kata aku pengen sering muncul ketika terjadi emosional.

Seseorang dapat lebih banyak mengeluarkan uang untuk hal yang diinginkan dan tidak mengukur keuangan. Ia mengatakan, jika merasa uang kurang bisa meningkatkan penghasilan.

Ketika seseorang memiliki uang sedikit tetapi tahu bagaimana mengaturnya akan lebih bisa atur keuangan jika mendapatkan uang lebih.

"Uang sedikit kita tidak bisa atur, overspending, tidak usah ngomong uang banyak karena akan habis juga," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.