Sukses

Akuisisi Saham Produsen Inhaler Vectura, Philip Morris Hadapi Protes

Philip Morris International mengatakan telah mengamankan hampir 75 persen saham Vectura dan otomatis menjadi pemegang saham mayoritas.

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa rokok, Philip Morris International (PMI) mengambil alih pembuatan inhaler yang awalnya diproduksi Vectura di Inggris. Badan amal perawatan kesehatan merasa keberatan atas tindakan tersebut.

Produsen rokok tersebut mengatakan telah mengamankan hampir 75 persen saham Vectura dan otomatis menjadi pemegang saham mayoritas. Lebih dari 45 persen pemegang saham Vectura menerima tawaran pengambilalihan itu. Philip Morris International membeli 19 persen saham perusahaan Vectura di pasar terbuka.

"Kami (Philip Morris International) telah menduduki tempat penting dalam mengakuisisi Vectura,” kata CEO Philip Morris International (PM) Jacek Olczak, dikutip dari laman CNN Business, ditulis Sabtu (18/9/2021).

"Kami sangat bersemangat terkait peran penting kami dan aturan yang akan dimainkan Vectura pada strategi Beyond Nicotine kami,” ia menambahkan.

Pengambilalihan tersebut sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan lebih dari setengah pendapatan bersihnya dari produk bebas asap rokok seperti rokok elektrik dan obat pernapasan dalam empat tahun ke depan. Saat ini PMI menjual rokok di lebih dari 175 pasar.

Teknologi Vectura telah digunakan dalam obat-obatan yang diproduksi oleh perusahaan seperti Novartis (NVS) dan GlaxoSmithKline. Di lain sisi, Vectura telah memproduksi 13 obat inhalasi (untuk mengobati kondisi paru-paru termasuk asma) kepada beberapa perusahaan. Antara lain perusahaan Novartis (NVS) dan GlaxoSmithKline (GLAXF).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kritikus Kirim Surat kepada Menteri Kesehatan Inggris

Selain Vectura yang keberatan, kritikus tidak mau memudahkan jalan PMI begitu saja. Kritikus berpendapat, mereka akan terus melawan pengambilalihan USD 1,41 miliar atau Rp 20.072 triliun (estimasi kurs Rp 14.235,65 per dolar AS) Vectura oleh PMI.

Ketidaksetujuannya dibuktikan dengan mengirim surat kepada Menteri Kesehatan Inggris Jo Churchill meminta pemerintah untuk ikut andil selesaikan masalah ini. Aksi tersebut diprakarsai oleh 25 badan amal, pakar kesehatan masyarakat dan dokter.

"Kesepakatan ini jelas (pengambilalihan saham Vectura) bukan untuk kepentingan publik. Justru menciptakan insentif melalui jalur yang buruk bagi Philip Morris International. Artinya penghasilan mereka meningkat. Mereka (PMI) mendapat keuntungan dari menjual rokok kemudian mengambil keuntungan lagi melalui pengobatan penyakit terkait merokok (inhaler)," sepenggal isi surat itu termasuk penandatangan British Lung Foundation dan Cancer Research UK.

Ketua European Lung Foundation, Kjeld Hansen mengatakan, dia sangat kecewa melihat penandatanganan akta tersebut.

"Prospek seseorang yang berpotensi meraih keuntungan dari penjualan satu produk yang membahayakan paru-paru dan produk lain yang mengobati penyakit paru-paru yang tidak perlu dikhawatirkan. Seseorang yang hidup dengan kondisi paru-paru (yang kurang baik), penjualan itu menghancurkan,” kata Hansen dalam sebuah pernyataan.

Philip Morris International memisahkan diri dari Altria (MO) tahun 2008. Altria hanya memiliki Philip Morris USA yang menjual merek rokok termasuk Marlboro, Virginia Slims, Parliament dan Merit di Amerika Serikat.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.