Sukses

Penggalangan Dana Sentuh Rp 32,1 Triliun dari IPO 38 Perusahaan

BEI menargetkan pencatatan efek untuk semua instrumen sebanyak 66 pencatatan baru. Hal ini sudah termasuk 38 IPO perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total perolehan dana dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) mencapai Rp 32,1 triliun hingga September 2021.

Penggalangan dana IPO itu berasal dari 38 (IPO) perusahaan.  Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pada pekan lalu terdapat sembilan pencatatan perdana saham di BEI. Lima perusahaan mencatatkan saham perdana dalam satu hari perdagangan pada 8 September 2021.

"Kami harapkan dengan ada kondisi seperti ini yang terus berlangsung, akan bisa melampaui pencapaian pada tahun lalu,” ujar dia kepada wartawan, ditulis Kamis (16/9/2021).

Hingga 15 September 2021, sudah tercapai 44 pencatatan baru atau 67 persen dari target BEI untuk pencatatan efek. 44 pencatatan itu termasuk 38 IPO. Adapun BEI menargetkan pencatatan efek untuk semua instrumen sebanyak 66 pencatatan baru.

"Di pipeline kami masih ada 25 perusahaan yang masih dalam proses. Sebagian besar menggunakan laporan keuangan tahun 2021. Tentunya kami mengharapkan semua bisa tercatat pada tahun ini,” tutur dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penggalangan Dana dari Pasar Modal Masih Ramai pada Semester II 2021

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, perusahaan masih antusias untuk menggalang dari pasar modal. Hal ini seiring stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut pada 2021.

BEI menyatakan terdapat 30 perusahaan yang berada pada pipeline saham bursa dengan total dana yang direncanakan untuk dihimpun sebesar Rp 9,6 triliun hingga 3 September 2021.

Sedangkan obligasi dan sukuk sudah 26 emisi yang berada pada pipeline bursa. Obligasi dan sukuk itu akan diterbitkan oleh 17 perusahaan. Total emisi obligasi dan sukuk yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut sebesar Rp 24,84 triliun.

Selain itu, perusahaan yang bermaksud menggelar hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang sudah ada di pipeline mencapai 44 perusahaan dengan total dana rights issue yang direncanakan sebesar Rp 116,57 triliun.

"Berdasarkan catatan kami atas dokumen yang disampaikan calon perusahaan tercatat saham, obligasi dan sukuk, sebagian besar direncanakan akan tercatat pada 2021," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, ditulis Selasa, 7 September 2021.

Nyoman menambahkan, perusahaan masih antusias untuk menghimpun dana di pasar modal. Hal tersebut dilihat dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam pipeline bursa, menurut Nyoman, jumlahnya masih relatif baik.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami juga masih menerima permohonan pencatatan saham. Antusiasme dan optimisme terhadap pasar modal dinilai masih terjaga baik, didorong oleh stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut pada 2021," ujar dia.

Nyoman mengatakan, penawaran umum saham, obligasi dan sukuk masih terus bertumbuh dengan baik. Hal ini dengan mempertimbangkan stabilitas ekonomi yang tetap terjaga dan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.

"Respons pasar sampai saat ini dinilai positif atas penawaran umum yang dilakukan oleh calon perusahaan tercatat di bursa," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.