Sukses

Pelindo I-IV Bakal Merger, Ini Peluang bagi IPCC

Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Rio Theodore Natalianto Lasse mengatakan, ada integrasi induk usaha Pelindo juga mendorong semangat kolaborasi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) melihat penggabungan atau integrasi induk usaha Pelindo I, II, III dan IV akan menstandarkan pelabuhan di seluruh Indonesia.

Hal tersebut juga menjadi kesempatan bagi PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk untuk memenuhi standar layanan dan meningkatkan bisnis dalam bidang integrasi terminal kendaraan.

"Salah satu tujuan dari integrasi Pelindo 1, 2, 3, dan 4 ini menstandarkan Pelabuhan di seluruh Indonesia. Saat ini Pelindo 1,2,3, dan 4 sesuai dengan kebijakan dari masing-masing Pelindo,” ujar Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk Agus Hendrianto, saat paparan publik, Senin (23/8/2021).

Sementara itu, Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Rio Theodore Natalianto Lasse mengatakan, ada integrasi juga mendorong semangat kolaborasi sehingga dapat berperan dari Sabang hingga Merauke dan menekan biaya logistik.

Agus menambahkan, perseroan juga dapat menjadi pemimpin dalam bisnis terminal kendaraan berintegrasi. Hal ini mengingat industri otomotif sebagian besar di Jawa dan perseroan juga sudah mendapatkan kepercayaan dari produsen mobil. Bahkan perseroan mendapatkan pengharaan dari produsen mobil itu seiring pelayanan yang diberikan pada pandemi COVID-19.

"Posisi industri otomotif sebagian besar di Jawa. Di Jabodetabek dan Karawang. Kegiatan internasional 90 persen itu melalui terminal kendaraan yang dikelola di Tanjung Priok. Car maker pengguna jasa sudah mempunyai trust tinggi,” kata dia.

Selain itu, Indonesia Kendaraan Terminal juga akan mendapatkan kesempatan untuk masuk terminal lain di luar terminal Tanjung Priok yang selama ini dikelola Pelindo 1,3, dan 4.

"Termasuk Pelabuhan Patimban. Patimban bagaimana pun Pelabuhan baru. Salah satu terminal didedikasikan untuk handle kendaraan. Salah satu kekuatan kami pengelola terminal kendaraan, terminal yang khusus pelayanan kendaraan,ini peluang,” ujar dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Semester I 2021

Pada penutupan perdagangan Senin, 23 Agustus 2021, saham IPCC naik 7,83 persen ke posisi Rp 620 per saham. Saham IPCC dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 595 per saham. Saham IPCC berada di level tertinggi Rp 625 dan terendah Rp 580 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.514 kali dengan volume perdagangan 128.414. Nilai transaksi Rp 7,8 miliar.

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk mencatat pertumbuhan kinerja positif sepanjang semester I 2021. Perseroan mencatat pendapatan operasi Rp 233,2 miliar pada semester I 2021. Realisasi pendapatan ini naik 32,58 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 175,6 miliar.

Beban pokok pendapatan naik 17,65 persen dari Rp 129,04 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 151,82 miliar. Meski beban pokok pendapatan naik, laba kotor naik 74,67 persen dari Rp 46,64 miliar menjadi Rp 81,46 miliar pada semester I 2021.

"Peningkatan ini seiring ada efisiensi pada sejumlah akun di beban pokok pendapatan,” tulis perseroan dalam keterangan tertulis, Selasa (3/8/2021).

Hal tersebut ditunjukkan dari porsi beban pokok pendapatan terhadap pendapatan operasi pada semester I 2021 sebesar 65,08 persen lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu 73,45 persen.

Beban operasi hanya naik 1,78 persen sepanjang 2021 turut membantu perseroan mengalami kenaikan laba usaha. Laba usaha perseroan naik 1.078 persen dari Rp 3,15 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 37,20 miliar pada semester I 2021.

Pada semester I 2021, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk mencatat laba tahun berjalan sebesar Rp 14,83 miliar. Kondisi ini mencatat kinerja positif dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 237,78 juta. Laba per saham (earning per share/EPS) naik dari Rp -0,13 menjadi Rp 8,16.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.