Sukses

Garuda Indonesia Berdamai dengan Rolls Royce, Ini Tanggapan Analis

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, Garuda Indonesia bisa kembali bangkit saat situasi pandemi COVID-19 membaik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sepakat berdamai dengan Rolls Royce Plc dan Aercap Ireland Limited setelah menemukan titik kesepakatan.

Meski demikian, Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengaku jalan yang harus ditempuh maskapai BUMN ini masih sangat berat.

"Garuda Indonesia memang masih berat sekali sebenarnya dari sisi fundamental. Sekarang posisinya masih harus melihat bagaimana mereka menyelesaikan utang-utangnya," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (17/8/2021).

Tak hanya itu, masalah perseroan semakin berat karena permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dari PT My Indo Airlines (MYIA).

"Jadi memang harus diurus semuanya termasuk yang PKPU kalau memang terbukti di sana imbasnya pasti panjang," tuturnya.

Meski demikian, Wawan optimistis Garuda Indonesia bisa kembali bangkit saat situasi terkait pandemi COVID-19 juga mengalami perbaikan, khususnya mobilitas masyarakat ke luar kota dan negeri.

"Tapi kalau memang keadaan telah membaik, PPKM sudah diangkat, orang bisa berpergian lagi, saya yakin pelan pelan Garuda bisa bangkit. Tapi untuk jangka pendek ini saya belum menyarankan untuk saham Garuda," katanya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Kuartal I 2021

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyampaikan kinerja kuartal I 2021. Perseroan menghadapi tekanan seiring pandemi COVID-19.

PT Garuda Indonesia Tbk mencetak pendapatan USD 353,07 juta pada kuartal I 2021.Realisasi pendapatan ini turun 54,03 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 768,12 juta.

Rincian pendapatan itu antara lain penerbangan berjadwal susut 57,49 persen dari USD 654,52 juta pada kuartal I 2020 menjadi USD 278,22 juta pada kuartal I 2021. Di sisi lain penerbangan tidak berjadwal perseroan naik 328,4 persen menjadi USD 22,78 juta dari periode kuartal I 2020 sebesar USD 5,31 juta. Lainnya susut menjadi USD 52,06 juta pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 108,27 juta.

Beban usaha perseroan turun 34,68 persen dari USD 945,70 juta pada kuartal I 2020 menjadi USD 702,17 juta pada kuartal I 2021. Perseroan alami rugi usaha menjadi USD 287,09 juta pada kuartal I 2021 dari sebelumnya untung USD 616.040.

Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 219 persen menjadi USD 384,34 juta pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 120,16 juta. Total liabilitas naik menjadi USD 12,90 miliar pada kuartal I 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 12,73 miliar.

Total aset turun menjadi USD 10,57 miliar pada kuartal I 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 10,78 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 166,13 juta pada 30 Juni 2021.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.