Sukses

IPO Bukalapak dan Parade Pertumbuhan Startup Unicorn di Asia Tenggara

Bukalapak, perusahaan teknologi unicorn pertama di Indonesia yang mulai debut di pasar modal Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan all commerce tanah air, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 6 Agustus 2021. Dalam gelaran IPO tersebut, Bukalapak berhasil mengantongi dana segar hingga Rp 21,9 triliun. Raihan ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Selain itu, hal tersebut menjadi tanda terbaru startup Asia Tenggara mulai berkembang. Sesuai dengan ketentuan dalam penawaran umum perdana saham, Bukalapak menawarkan 25.765.504.800 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp 850 per lembar saham.

"IPO Bukalapak  sebesar USD 1,5 miliar adalah yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, sekaligus  pencatatan perdana saham pertama oleh unicorn teknologi di bursa efek di Asia Tenggara,” kata Head of Global Banking for Southeast Asia and India, UBS, Nicolo Magni.

Pencatatan ini berlangsung saat startup Asia Tenggara tengah menikmati pertumbuhan besar-besaran. Pada April lalu, Grab, startup asal Singapura mengumumkan akan go public di Amerika Serikat dalam kesepakatan SPAC senilai USD 40 miliar. Itu adalah rekor terbesar.

Malaysia baru baru ini juga berencana untuk membawa Carsome, sebuah platform mobil bekas online di Asia Tenggara untuk IPO di AS dengan kesepakatan yang akan membawa perusahaan tersebut menjadi unicorn pertama di Malaysia.

Direktur pelaksana, Venugopal Garre,  di Bernstein yang berfokus pada teknologi Asia Selatan dan Tenggara menilai, ini telah menjadi tahun suksesnya penggalangan dana untuk startup di Asia Tenggara

"Ini menurut saya didorong oleh dua hal utama. Salah satunya adalah fakta bahwa likuiditas lokal sangat merajalela," kata dia dilansir dari CNN, Sabtu (7/8/2021).

Garre merujuk pada keberhasilan Shopee baru-baru ini. Raksasa ecommerce asal Singapura itu mencatatkan valuasi yang meroket dalam beberapa bulan terakhir. Perusahaan telah melihat lonjakan harga sahamnya dari sekitar USD 37 pada Desember 2019 menjadi USD 304. Kapitalisasi pasarnya juga telah membengkak menjadi hampir USD 159,5 miliar.

“Keberhasilan itu telah meyakinkan investor yang mengincar pasar e-commerce di kawasan itu,” kata Garre.

Analis mengatakan banyak investor telah mengabaikan peluang di Asia Tenggara pada tahun-tahun sebelumnya. Hal itu karena pertumbuhan di kawasan ini sering dilihat sebagai tahap awal, sementara perhatian sebagian besar ditujukan ke China dan Amerika Serikat.

Namun, kini pandangan tersebut telah berbeda. Pada kawasan Asia lainnya, seperti di India, juga terjadi hal serupa. Startup pengiriman makanan Zomato dan penyedia pembayaran online Paytm baru-baru ini merencanakan debut publik mereka sendiri.

Rencana ini juga cukup menarik bagi investor. Garre percaya, parade penawaran umum dapat membantu memantik gelombang listing baru di kedua wilayah. "Ini baru permulaan," kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IPO Bukalapak Terbesar di Pasar Modal Indonesia

Dilansir dari CNN, berdasarkan data Dealogic, perolehan dana IPO Bukalapak termasuk terbesar. Bukalapak, perusahaan teknologi unicorn pertama di Indonesia yang mulai debut di pasar modal Indonesia, pada pencatatan perdana, harga saham Bukalapak naik hampir 25 persen ke posisi Rp 1.060 dari harga IPO Rp 850 per saham. Hal ini menunjukkan minat investor yang tinggi.

Plt Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Silva Halim menuturkan, ada kelebihan permintaan 8,7 kali dengan pesanan datang dari hampir 100.000 ribu investor.

"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan luar biasa yang telah diterima Bukalapak,” ujar CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin.

Bukalapak didirikan pada 2010 oleh tiga orang teman kuliah Achmad Zaky, Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini mengukir namanya bekerja sama dengan jutaan warung Indonesia untuk membantu pelanggan memesan barang secara online. Konsumen dapat menggunakan sistem Bukalapak untuk mengisi pulsa, memesan tiket dan melakukan pembelian lainnya.

Bukalapak telah berkembang menjadi salah satu pemain e-commerce paling terkenal di Asia Tenggara bersama dengan Shopee, Lazada dan Tokopedia.

Bukalapak didukung oleh investor besar termasuk Microsoft. Seperti banyak startup itu belum menguntungkan. Perseroan berupaya untuk mencatat keuntungan. "Kami akan berusaha mencapainya,” ujar Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo dalam wawancara dengan CNN Business.

Perseroan berencana untuk memakai dana hasil IPO untuk meluncurkan lebih banyak fitur bagi merchants sehingga memungkinkan mereka untuk menawarkan lebih banyak layanan dan membuka aliran pendapatan baru.  Pada gilirannya membantu Bukalapak menghasilkan lebih banyak penghasilan. "Kami berbasis komisi dalam hal itu,” ujar dia.

 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.