Sukses

Thaioil Jadi Investor, Chandra Asri Bakal Dapat Dana Segar Rp 24,57 Triliun

Investasi di Chandra Asri Petrochemical akan dilakukan melalui anak perusahaan yang ditunjuk oleh Thai oil yang akan bertindak sebagai standby buyer dalam pelaksanaan right issue.

Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk/CAP (TPIA), perusahaan petrokimia terbesar yang terintegrasi di Indonesia telah memilih Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang refinery unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT) sebagai investor strategi. Chandra Asri Petrochemical akan raup investasi hingga USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 24,57 triliun (asumsi rupiah 14.458 per dolar AS).

Hal ini setelah melalui proses seleksi yang ketat Chandra Asri Petrochemical dan Thaioil telah teken perjanjian-perjanjian definitif untuk dilanjutkan ke penambahan modal di CAP melalui penawaran umum terbatas atau rights issue yang akan diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Investasi di Chandra Asri Petrochemical akan dilakukan melalui anak perusahaan yang ditunjuk oleh Thaioil yang akan bertindak sebagai standby buyer dalam pelaksanaan rights issue. Demikian mengutip dari keterangan tertulis, Jumat, (30/7/2021).

Total perkiraan investasi Thaioil yang memperoleh 15 persen kepemilikan saham di Chandra Asri Petrochemical (CAP) setelah rights issue, dan SCG Chemicals yang mempertahankan sekitar 30,57 persen dari kepemilikan saham di CAP mencapai USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 18,77 triliun (asumsi kurs Rp 14.445 per dolar AS).

Transaksi ini masih mensyaratkan persetujuan regulator yang berlaku, termasuk dari OJK dan diharapkan selesai selambat-lambatnya 30 September 2021. Hal ini menjadi salah satu rights issue terbesar yang pernah dilakukan di BEI.

Tergantung atas keberhasilan Final Investment Decision (FID) untuk CAP2 yang ditargetkan pada 2022, Thaioil dan SCG Chemicals dapat selanjutnya secara kolektif berinvestasi hingga USD 0,4 miliar atau sekitar Rp 5,77 triliun.

Metode investasi selanjutnya ditentukan oleh para pihak pada tahap selanjutnya dan tetap tunduk pada persetujuan pemegang saham CAP serta otoritas pemerintah terkait di Republik Indonesia.

Di sisi lain, pemegang saham utama Chandra Asri Petrochemical antara lain PT Barito Pacific Tbk (BRPT), SCG Chemicalc Co Ltd (SCG Chemicals) mendukung penuh aksi korporasi tersebut untuk menyuntikkan ekuitas ke Chandra Asri Petrochemical.

Hasil bersih yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua Chandra Asri Petrochemical yang berskala global oleh anak perusahaannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perluas Kapasitas Produksi

PT Chandra Asri Perkasa (CAP2) akan terdiri dari unit cracker, polymerized olefins serta fasilitas dan utilitas terkait. Hal ini sejalan dengan strategi Chandra Asri Petrochemical untuk memperluas kapasitas produksi dan skala usaha dalam melayani kebutuhan pasar Indonesia.

"Hasil dari rights issue akan secara signifikan meningkatkan rencana kami untuk mengembangkan kompleks petrokimia kedua kami, seiring dengan langkah perseroan untum mempercepat pengambilan FID pada 2022,” ujar Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra dikutip dari keterangan tertulis.

Erwin menuturkan, hal ini bagian dari strategi inti untuk memberikan pertumbuhan transformasional dalam melayani kebutuhan Indonesia, mendukung perluasan pelanggan, dan mengembangkan industri petrokimia dalam negeri.

“Semua ini sepenuhnya sejalan dengan seruan Presiden Joko Widodo dan Pemerintah untuk mempromosikan kemandirian dan substitusi impor,” kata dia.

Perseoran mengapresiasi memiliki Thaioil, kilang terbesar di Thailand sebagai mitra pertumbuhan yang meningkatkan keamanan pasokan bahan baku.

3 dari 3 halaman

Perluas Rantai Bisnis

Presiden dan Chief Executive Officer Thaioil, Wirat Uanarumit mengatakan, ini adalah langkah penting bagi Thaioil dan langkah strategis untuk memperluas rantai nilai ke dalam bisnis petrokimia.

"Saya senang bahwa kami dapat merampungkan proses kemitraan ini dengan CAP, produsen petrokimia utama di pasar yang menarik seperti Indonesia, dan untuk membantu CAP dalam tahap pertumbuhan berikutnya dengan pengembangan dan pembangunan CAP2,” ujar dia.

Kemitraan ini juga akan bersinergi dengan kolaborasi komersial antara CAP dan Thaioil dengan Thaioil dapat memasok nafta untuk CAP dari Clean Fuel Project (CFP) senilai USD 4,8 miliar yang dijadwalkan akan selesai pada 2023. Dengan demikian meningkatkan keamanan bahan baku untuk CAP dalam prosesnya.

Ia yakin kemitraan ini akan berhasil dan saling menguntungkan baik bagi CAP maupun Thaioil. "Kami berharap dapat bekerja sama dengan CAP untuk bersama-sama mengembangkan bisnis secara berkelanjutan dan menguntungkan di masa depan,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.