Sukses

Restrukturisasi Utang Waskita Karya Beri Ruang Perbaiki Kinerja

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sedang transformasi bisnis dan restrukturisasi keuangan yang merupakan bagian dari delapan program Waskita Karya. Lalu apa kata analis?

Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menyepakati restrukturisasi pinjaman senilai Rp 19,3 triliun dengan lima kreditur. Nilai tersebut setara 65 persen dari total utang Rp 29,26 triliun dari seluruh kreditur perseroan.

Kesepakatan restrukturisasi pinjaman dengan lima bank itu antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Syariah Indonesia (BRIS), dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJBR).

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menuturkan, kesepakatan dengan lima kreditur ini bakal menjadi momentum.

Bahkan menjadi langkah awal baru sangat baik untuk perbaikan kondisi keuangan dan kinerja operasional perseroan. Destiawan berharap kreditur lain juga dapat segera menyepakati dan mendukung proses restrukturisasi Waskita Karya.

Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada menilai, upaya restrukturisasi yang dilakukan manajemen Waskita Karya ini setidaknya dapat meringankan beban perusahaan.

Adapun restrukturisasi utang ini terbagi menjadi dua tranches dengan perpanjangan tenor hingga 31 Desember 2026 dan opsi perpanjangan hingga tahun 2031. Restrukturisasi ini juga menyesuaikan bunga/imbal hasil atas pinjaman/pembiayaan syariah.

"Dengan memperpanjang masa jatuh tempo utang maka dapat memberikan kesempatan pada WSKT untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Apalagi, jika mendapat suntikan modal PNM melalui berbagai skema yang diharapkan juga dapat meningkatkan perolehan maupun mendapatkan kontrak baru ke depannya," kata dia kepada Liputan6.com, ditulis Jumat (23/7/2021).

Reza mengaku belum memiliki kalkulasi potensi harga Waskita Karya. "Harapannya bisa mencapai 1.000 dengan memanfaatkan sentimen positif ini,” ia menambahkan.

Transformasi bisnis dan restrukturisasi keuangan ini merupakan bagian dari 8 program penyehatan Waskita. Di antaranya mencakup divestasi ruas tol, restrukturisasi utang Waskita Induk, restrukturisasi utang anak usaha, penyelesaian ruas tol investasi, transformasi proses bisnis, penerapan tata kelola dan manajemen risiko, pengajuan dukungan kepada pemerintah dalam bentuk penjaminan pinjaman dan surat utang, serta pengajuan penyertaan modal negara.

Dalam hal divestasi tol, Waskita Karya menyatakan penjualan aset perseroan melalui Lembaga Pengelola Investasi (Authority Investment/INA).

Pada 2021, Perseroan berencana melepas sembilan ruas tol. Hingga akhir semester I 2021, Waskita Karya mampu merealisasikan divestasi atas 3 dari 9 ruas yang ditargetkan untuk dilepas pada 2021. Waskita Karya melepas ruas tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi, ruas Cinere – Serpong, dan ruas Batang – Semarang.

"Kalau divestasi tol lebih cepat atau diambil INA, maka beban bunga bisa turun drastis. Sekarang harus merestrukturisasi hutang karena proses itu agak lambat, karena ada Covid-19,” tutur Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma saat dihubungi secara terpisah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham WSKT

Pada penutupan perdagangan Kamis, 22 Juli 2021, saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun 1,02 persen ke posisi Rp 970 per saham. Saham WSKT dibuka naik lima poin ke posisi Rp 985 per saham.

Saham WSKT berada di posisi tertinggi Rp 1.025 dan terendah Rp 965 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.024 kali dengan volume perdagangan 737.420. Nilai transaksi Rp 73,8 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.